Saham BUMN Karya: Kontrak Mini, Pilih Cermat, Ini Alasannya!

Avatar photo

- Penulis

Selasa, 17 Juni 2025 - 00:02 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Prospek Kontrak Baru BUMN Karya: Antara Pemulihan dan Tantangan Restrukturisasi Utang di Tengah Tahun 2025

JAKARTA – Emiten-emiten BUMN Karya menunjukkan pergerakan dalam perolehan nilai kontrak baru (NKB) hingga Mei 2025. PT Pembangunan Perumahan Tbk (PTPP) memimpin dengan membukukan kontrak senilai Rp 7,65 triliun, yang setara dengan 26,9% dari target tahunan perusahaan. Capaian ini diikuti oleh emiten lain seperti PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) dengan Rp 3,37 triliun, PT Adhi Karya Tbk (ADHI) Rp 2,6 triliun, PT Waskita Karya Tbk (WSKT) Rp 1,2 triliun, dan PT Wijaya Karya Bangunan Gedung Tbk (WEGE) Rp 100 miliar.

Meskipun demikian, realisasi perolehan kontrak proyek ini dinilai belum sepenuhnya memuaskan. Sukarno Alatas, Senior Equity Research Kiwoom Sekuritas Indonesia, menyoroti adanya penurunan NKB BUMN Karya hingga Mei 2025 dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Tantangan utama, menurutnya, adalah ketidakjelasan arah kebijakan pemerintah terkait kelanjutan proyek-proyek infrastruktur. “Peluang BUMN Karya untuk mencapai target NKB tahun 2025 cukup menantang dan berpotensi sulit terpenuhi, kecuali terjadi akselerasi signifikan dalam perolehan kontrak di sisa tahun ini,” ujar Sukarno pada Senin (16/6).

Menyambung pandangan tersebut, Investment Analyst Edvisor Profina Visindo, Indy Naila, mengakui bahwa perolehan kontrak baru ini berpotensi menjadi pendorong pemulihan sektor konstruksi. Namun, dampak positifnya belum terasa merata. Sebagian emiten konstruksi masih menghadapi beban bunga pinjaman yang tinggi dan proyek yang belum berjalan optimal. Indy menambahkan, “Peluang untuk mencapai target masih terbuka, tapi tantangannya besar, terutama di tengah ketatnya likuiditas dan pemangkasan anggaran infrastruktur.”

Senada, Investment Analyst Infovesta Kapital Advisori, Ekky Topan, mengamati bahwa capaian NKB sejauh ini mengindikasikan adanya arah perbaikan, meski belum cukup kuat untuk menjadi sinyal pemulihan menyeluruh. Peningkatan perolehan proyek baru diyakini dapat terwujud jika belanja infrastruktur pemerintah berjalan sesuai rencana. Ekky juga menekankan peran strategis anak usaha dalam mendongkrak NKB. Proyek yang ditangani anak usaha cenderung memiliki pembiayaan lebih ringan, waktu penyelesaian lebih cepat, dan potensi perputaran kas yang lebih baik, yang pada akhirnya akan memperkuat likuiditas induk usaha. Selain itu, diversifikasi pendapatan dan sinergi antar anggota grup BUMN Karya dinilai turut mendukung perbaikan valuasi jangka panjang.

Baca Juga :  Update Saham Hari Ini: 28 Emiten Cetak Kenaikan!

Restrukturisasi Utang: Kunci Pemulihan Fundamental

Isu restrukturisasi utang masih menjadi perhatian utama bagi beberapa emiten BUMN Karya. PT Waskita Karya Tbk (WSKT) misalnya, telah berhasil merestrukturisasi obligasi non-penjaminan senilai Rp 3,4 triliun dari total Rp 4,7 triliun. Perseroan masih menyisakan sekitar Rp 1,3 triliun obligasi yang belum direstrukturisasi dan berencana menggelar Rapat Umum Pemegang Obligasi (RUPO) pada Juli 2025 untuk penyelesaian menyeluruh.

Meskipun restrukturisasi utang ini berhasil menurunkan liabilitas perusahaan di kuartal I-2025 dan menjadi “obat jangka pendek,” Sukarno Alatas berpendapat bahwa langkah tersebut belum sepenuhnya memperbaiki fundamental keuangan emiten. Tekanan pembiayaan diperkirakan masih akan membayangi di semester II seiring dengan ketatnya likuiditas dan belum pulihnya arus kas operasional.

Indy Naila juga mengakui bahwa restrukturisasi utang memberikan dampak positif terhadap arus kas dan biaya keuangan. Namun, ia mengingatkan bahwa tekanan likuiditas belum sepenuhnya mereda, terutama jika suku bunga tetap tinggi. Risiko geopolitik dan terbatasnya arus kas operasional masih menjadi bayang-bayang bagi sektor ini. Ekky Topan sependapat, menyatakan bahwa restrukturisasi utang merupakan katalis penting dalam menekan beban bunga dan memperbaiki arus kas jangka menengah, meskipun prosesnya belum seluruhnya rampung.

Baca Juga :  Raih Rp100 Juta Pertamamu: 4 Tips Jitu Menabung Anti Gagal

Rekomendasi Saham: Selektif di Tengah Ketidakpastian

Mengingat kondisi pasar dan fundamental emiten, para analis memberikan pandangan yang cenderung selektif terhadap saham-saham BUMN Karya. Sukarno merekomendasikan posisi *hold* untuk saham ADHI dan PTPP. Ia menargetkan harga saham ADHI di kisaran Rp 286 – Rp 300, dengan *support* pada level Rp 252 dan Rp 246. “Untuk PTPP, target harga berada di kisaran Rp 470 – Rp 500 dengan *support* di level Rp 436 dan Rp 424. Belum ada sinyal beli yang kuat untuk saat ini, sehingga investor disarankan untuk *wait and see*,” jelasnya.

Berbeda, Indy Naila merekomendasikan *trading buy* untuk saham ADHI dengan target harga Rp 300. Menurutnya, peluang saham sektor konstruksi masih terbuka, terutama jika Proyek Strategis Nasional (PSN) dan pembentukan *holding* BUMN Danantara berjalan sesuai rencana.

Ekky Topan juga memberikan rekomendasi positif terhadap saham induk usaha seperti PTPP dan ADHI. Ia menilai, saham anak usaha cenderung memiliki risiko likuiditas yang lebih tinggi dan tingkat *free float* yang rendah, sehingga kurang ideal untuk investor ritel. “Jika tren penguatan bertahan, saham PTPP berpotensi menuju kisaran Rp 500 – Rp 580, dan ADHI bisa menuju level Rp 300 – Rp 350,” pungkas Ekky, memberikan harapan bagi investor yang cermat.

Berita Terkait

Saham TPIA Terbang: Investasi Jumbo Danantara & INA Jadi Katalis?
Summarecon Gelontorkan Rp 2 Triliun, Investasi Properti Tahun Ini?
Investasi Bodong Merajalela, OJK: Kerugian Masyarakat Tembus Rp 142 Triliun!
Nuklir Iran di Ambang Serangan Israel, Dunia Tegang!
Fantastis! Pemain Bola Terkaya Lampaui Beckham, Kekayaannya Bikin Melongo!
Emas Antam Anjlok, Harga Hari Ini Turun Rp 18 Ribu!
Emas Antam Hari Ini Meroket, Harga Terbaru Rp1.950.000 per Gram!
CTRA RUPST: Dividen, Komisaris Baru, dan Strategi Ciputra?

Berita Terkait

Selasa, 17 Juni 2025 - 13:42 WIB

Saham TPIA Terbang: Investasi Jumbo Danantara & INA Jadi Katalis?

Selasa, 17 Juni 2025 - 13:37 WIB

Summarecon Gelontorkan Rp 2 Triliun, Investasi Properti Tahun Ini?

Selasa, 17 Juni 2025 - 11:27 WIB

Investasi Bodong Merajalela, OJK: Kerugian Masyarakat Tembus Rp 142 Triliun!

Selasa, 17 Juni 2025 - 10:27 WIB

Nuklir Iran di Ambang Serangan Israel, Dunia Tegang!

Selasa, 17 Juni 2025 - 10:07 WIB

Fantastis! Pemain Bola Terkaya Lampaui Beckham, Kekayaannya Bikin Melongo!

Berita Terbaru

Family And Relationships

Luna Maya Disebut Berubah Usai Menikah, Ini Potret Terbarunya!

Selasa, 17 Jun 2025 - 13:27 WIB