INET Gelontorkan Dividen dan Siapkan Right Issue Jumbo untuk Pacu Ekspansi Infrastruktur Telekomunikasi Masa Depan
JAKARTA – PT Sinergi Inti Andalan Prima Tbk (INET) mengukuhkan komitmennya terhadap pemegang saham sekaligus merumuskan strategi ambisius untuk masa depan. Perusahaan telekomunikasi ini telah menyetujui pembagian dividen tunai sebesar Rp 664,17 juta, yang setara dengan 50% dari laba bersih tahun 2024. Keputusan krusial ini disepakati dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) yang digelar pada Kamis, 12 Juni lalu.
Tidak hanya sebatas pembagian dividen, INET juga menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang berhasil mengamankan persetujuan untuk melancarkan aksi korporasi strategis. Perusahaan berencana menerbitkan saham baru dalam skema Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) atau *right issue* dengan volume mencapai 12,8 miliar saham. Saat ini, Manajemen INET tengah intensif bernegosiasi dengan sejumlah investor potensial yang berpeluang menjadi pembeli siaga (standby buyer) dalam aksi korporasi besar ini.
Muhammad Arif, Direktur Utama INET, dalam siaran persnya pada Senin, 16 Mei, mengungkapkan bahwa dana yang terkumpul dari *right issue* ini akan dialokasikan untuk mendukung ekspansi besar-besaran. “*Right issue* ini akan digunakan untuk mendukung ekspansi besar-besaran, khususnya dalam pengembangan jaringan dan infrastruktur telekomunikasi yang merata dan terjangkau,” jelas Arif, menegaskan visi perusahaan untuk memperkuat konektivitas di seluruh penjuru negeri.
Dalam peta jalan bisnis ke depan, INET memfokuskan pengembangan pada layanan internet berbasis serat optik (Fiber-to-the-Home/FTTH), yang dipandang sebagai tulang punggung konektivitas modern. Perseroan menargetkan pembangunan 1 juta *homepass* dalam kurun waktu dua tahun hingga 2027, dengan target kumulatif mencapai 2 juta *homepass* dalam tiga tahun ke depan. Langkah ambisius ini didorong oleh peluang besar di sektor konektivitas, terutama terkait kebutuhan mendesak akan internet yang lebih terjangkau. INET menyoroti bahwa harga layanan internet di Indonesia saat ini masih tergolong tinggi, menjadi hambatan signifikan bagi sebagian masyarakat untuk mendapatkan akses digital yang layak.
“Program ‘internet murah’ ini bukan hanya solusi teknis, tapi juga bentuk kontribusi sosial,” terang Arif. Ini mencerminkan komitmen INET untuk tidak hanya meraih keuntungan, tetapi juga memberikan dampak positif bagi masyarakat. Untuk mewujudkan visi ini, INET tidak ingin kehilangan momentum dan telah mendirikan PT IAB sebagai anak usaha yang secara khusus fokus dalam proyek “internet rakyat” ini, menunjukkan keseriusan perusahaan dalam menggarap segmen pasar yang vital.
Sebagai bagian dari diversifikasi bisnis yang strategis, INET juga mantap memasuki segmen infrastruktur kabel bawah laut. Menurut manajemen, proyek ini diproyeksikan akan menjadi pendorong pertumbuhan jangka panjang yang signifikan, mengingat peningkatan eksponensial dalam konsumsi data digital di Indonesia. “Dengan masuk ke segmen kabel bawah laut, kami tidak hanya memperluas lini bisnis, tetapi juga membuka peluang pertumbuhan pendapatan dan laba bersih yang signifikan,” pungkas Arif, optimistis melihat prospek cerah di masa depan.