Saham Nikel Anjlok, Peluang atau Jebakan? Analisis Lengkap!

Avatar photo

- Penulis

Minggu, 15 Juni 2025 - 07:52 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

# Harga Nikel Anjlok: Mengungkap Dampaknya pada Saham Tambang dan Proyeksi Terbaru Industri Nikel

JAKARTA, RAGAMUTAMA.COM – Fluktuasi harga komoditas global selalu menjadi sorotan, tak terkecuali nikel. Komponen kunci dalam baterai kendaraan listrik dan baja nirkarat ini tengah menghadapi tekanan signifikan dengan proyeksi penurunan harga yang diprediksi akan memengaruhi kinerja saham perusahaan penambang nikel di Indonesia.

Data dari Bank Dunia menunjukkan tren penurunan yang mengkhawatirkan. Rata-rata harga nikel yang sempat mencapai 25.834 dollar AS per ton pada tahun 2022, perlahan merosot menjadi 21.521 dollar AS pada tahun 2023. Penurunan ini semakin drastis pada tahun 2024, menukik tajam ke angka 16.814 dollar AS. Bahkan, menurut Trading Economics, pada 13 Juni 2025, harga nikel diperdagangkan di kisaran 15.112 dollar AS per ton.

Menanggapi fenomena ini, Analis sekaligus VP Marketing, Strategy, and Planning Kiwoom Sekuritas, Oktavianus Audi, menjelaskan bahwa koreksi harga nikel global sebagian besar dipicu oleh pasokan yang berlimpah atau *oversupply*. Indonesia, sebagai produsen nikel terbesar dunia dengan kontribusi 63% dari total produksi global, memiliki peran krusial dalam dinamika ini. Audi menambahkan, meskipun ada wacana pembatasan produksi oleh pemerintah Indonesia, dampaknya belum sepenuhnya terasa di pasar.

Baca Juga :  IHSG Berpotensi Rebound: Analisis Kinerja Emiten Kuartal I 2025

Selain itu, kekhawatiran akan penurunan permintaan baterai kendaraan listrik (EV) juga turut membebani harga nikel, terutama dengan tren adopsi teknologi Lithium Ferro Phosphate (LFP) oleh Tiongkok yang tidak memerlukan nikel.

Namun, di tengah tekanan tersebut, Audi juga melihat sisi optimis. Permintaan nikel primer untuk produksi *stainless steel* diproyeksikan akan tumbuh stabil sebesar 4-5% hingga tahun 2027. Ia meyakini bahwa permintaan nikel dalam ekosistem kendaraan listrik (EV) akan tetap “resilien” atau tangguh, meskipun teknologi LFP semakin populer. Hal ini didasari oleh faktor biaya produksi baterai nikel yang lebih kompetitif. Lebih lanjut, kebutuhan hilirisasi industri nikel yang masih sangat tinggi di Indonesia diharapkan mampu menopang pergerakan harga komoditas ini.

Fluktuasi harga nikel global tentu saja berdampak signifikan pada pendapatan perusahaan produsen nikel dan turunannya. Menariknya, pada Kuartal I-2025, ketika harga nikel bergerak di kisaran 15.000-16.000 dollar AS per ton, kinerja keuangan beberapa emiten justru menunjukkan korelasi positif yang mencengangkan. Ini terlihat jelas dari laporan laba bersih mereka: PT Vale Indonesia (INCO) mencatatkan lonjakan laba bersih 267% secara tahunan menjadi Rp 357 miliar. PT Trimegah Bangun Persada (NCKL) tidak kalah impresif dengan kenaikan laba bersih 65% menjadi Rp 1,65 triliun. Sementara itu, PT Aneka Tambang (ANTM) membukukan kenaikan laba bersih yang fantastis, mencapai 794% secara tahunan menjadi Rp 2,1 triliun.

Baca Juga :  Sinyal Rebound IHSG, Lirik Saham LQ45 Valuasi Murah

Melihat tren ini, Audi memproyeksikan harga nikel pada Semester II-2025 akan bergerak dalam rentang 14.500-16.500 dollar AS per ton, menandakan potensi pertumbuhan pendapatan yang tetap resilien bagi para pelaku industri.

Bagi investor yang tertarik pada sektor ini, berikut adalah beberapa saham pilihan dari sektor nikel yang patut dicermati, lengkap dengan rekomendasi dan target harganya:

* Vale Indonesia (INCO): Rekomendasi *Buy*, Target Harga (TP): Rp 3.650
* Trimegah Bangun Persada (NCKL): Rekomendasi *Trading Buy*, Target Harga (TP): Rp 820
* Aneka Tambang (ANTM): Rekomendasi *Buy*, Target Harga (TP): Rp 3.450

Dengan dinamika harga nikel yang terus bergejolak dan strategi hilirisasi yang gencar dilakukan, sektor pertambangan nikel tetap menjanjikan peluang investasi menarik. Kinerja positif beberapa emiten di Kuartal I-2025 menjadi bukti nyata bahwa di balik tantangan, ada potensi pertumbuhan yang solid.

Berita Terkait

NICL Bagi Dividen Rp15, Peluang Investasi Saham Nikel?
Emiten Healthcare: Kenapa Sekarang ‘Tertatih’, Tapi Tetap Cuan Jangka Panjang?
Dividen Jumbo BUMN Mengalir ke Negara, Dampaknya?
Akhir Tahun IHSG 7600+, Ini Daftar Saham Potensi Cuan!
Kadin Kirim 5.000 Pekerja Migran, Negara Mana Saja?
Haiyanto Borong Saham ELSA, Kuasai Saham Individu Terbesar Elnusa
Lucy Guo, Miliarder Muda: Pilih Drop Out Kuliah Demi Beasiswa Thiel
Iran Serang Israel, Bursa Saham Teluk Bergejolak! Investor Panik?

Berita Terkait

Minggu, 15 Juni 2025 - 23:42 WIB

NICL Bagi Dividen Rp15, Peluang Investasi Saham Nikel?

Minggu, 15 Juni 2025 - 21:57 WIB

Emiten Healthcare: Kenapa Sekarang ‘Tertatih’, Tapi Tetap Cuan Jangka Panjang?

Minggu, 15 Juni 2025 - 21:52 WIB

Dividen Jumbo BUMN Mengalir ke Negara, Dampaknya?

Minggu, 15 Juni 2025 - 21:07 WIB

Akhir Tahun IHSG 7600+, Ini Daftar Saham Potensi Cuan!

Minggu, 15 Juni 2025 - 20:22 WIB

Kadin Kirim 5.000 Pekerja Migran, Negara Mana Saja?

Berita Terbaru

entertainment

Warkop DKI Kartun Rilis Trailer Baru, Nostalgia Dono Kasino Indro!

Senin, 16 Jun 2025 - 03:27 WIB

technology

Smartwatch Canggih, Peringatan Gempa Bumi di Pergelangan Tangan!

Senin, 16 Jun 2025 - 02:17 WIB

Uncategorized

Taman Balekambang, Me Time Asyik di Tengah Kota Solo

Senin, 16 Jun 2025 - 01:57 WIB

politics

Prabowo ke Singapura-Rusia, Dasco & Gibran Lepas di Bandara!

Senin, 16 Jun 2025 - 01:37 WIB