Ancaman Mafia Pangan: Mentan Amran Sulaiman Ungkap Modus Manipulasi Data Pasokan Beras dan Stok Nasional
Jakarta, Ragamutama.com – Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman dengan tegas menyoroti dugaan upaya manipulasi data pasokan beras oleh oknum mafia pangan. Tindakan licik ini disinyalir sengaja dilakukan untuk mempermainkan situasi di tengah gencarnya upaya pemerintah mewujudkan ketahanan dan swasembada pangan nasional.
“Kasus ini sementara diproses oleh Satuan Tugas (Satgas) Pangan. Kami tegaskan, jangan sekali-kali mempermainkan nasib petani dan konsumen di negara ini,” ujar Amran Sulaiman di sela kegiatan pemotongan hewan kurban Hari Raya Idul Adha 1446 Hijriah di Makassar, Sulawesi Selatan, Jumat, 6 Juni.
Berdasarkan informasi internal yang diterima kementerian, ditemukan indikasi kuat bahwa sejumlah oknum sengaja membentuk opini publik yang menyatakan pasokan beras minim. Padahal, faktanya justru berlimpah. “Sekarang beras kita banyak, tetapi ada yang coba-coba memainkan data, sehingga seolah-olah beras kurang, padahal kenyataannya justru lebih dari cukup,” tegasnya.
Amran juga mengungkapkan data membanggakan mengenai cadangan beras pemerintah (CBP) yang dikelola Perusahaan Umum (Perum) Bulog. Saat ini, stok Bulog telah mencapai lebih dari 4 juta ton, sebuah angka tertinggi yang pernah dicapai Indonesia dalam 57 tahun terakhir. Dengan kondisi pasokan beras yang begitu melimpah, Amran optimis target swasembada beras, yang semula ditetapkan tercapai pada tahun keempat pemerintahan Presiden Prabowo Subianto, dapat direalisasikan lebih cepat, yakni pada tahun ketiga.
Terkait isu anomali cuaca yang sebelumnya disebut-sebut sebagai penyebab penurunan pasokan beras, Amran menegaskan bahwa informasi tersebut tidak terbukti kebenarannya setelah dilakukan pemeriksaan mendalam oleh tim Satgas Pangan. “Setelah pemeriksaan, data sementara yang kami dapatkan menunjukkan anomali itu tidak benar. Mereka bahkan meminta maaf kepada Satgas Pangan. Namun saya tegaskan, ini tidak boleh dibiarkan! Segera proses dan tindak lanjuti. Inilah kelakuan mereka selama ini,” paparnya, mengindikasikan pola perilaku mafia pangan.
Mentan Amran, meskipun belum menyebut secara spesifik siapa saja oknum yang terlibat, menekankan pentingnya menjaga program ketahanan dan swasembada pangan dari kerusakan akibat kepentingan segelintir pihak. Ia menjelaskan motif di balik manipulasi data ini. “Seandainya stok kita diklaim kurang, pasti jawabannya adalah impor. Padahal bisa saja stok kita tidak kurang. Akhirnya kalau terjadi impor, petani kita yang terpukul dan mereka akan berhenti berproduksi. Jadi, jangan sampai kita membuat lemah petani kita,” katanya penuh penekanan.
Amran menambahkan, saat ini Presiden Prabowo telah memberikan kemudahan signifikan bagi para petani melalui bantuan pupuk serta kebijakan pembelian gabah dan beras langsung dari petani. Oleh karena itu, ia kembali menegaskan pentingnya tidak menzalimi para pahlawan pangan ini. “Jika negara ingin kuat, ingatlah bahwa jumlah petani kita mencapai ratusan juta. Petani padi, pangan, hortikultura, perkebunan, peternakan, total sekitar 150 juta orang. Jika kelompok ini kita perkuat, kami yakin republik ini akan kuat,” ujarnya menyemangati.
Sebelumnya, Menteri Pertanian juga sempat menyoroti keanehan pada data stok beras di Gudang Beras Cipinang pada Mei 2025. Ia mengungkapkan adanya lonjakan volume beras yang keluar hingga 11.000 ton dalam satu hari, sebuah angka yang jauh di atas rata-rata normal. “Data dari Cipinang yang kami dapatkan ada yang abnormal, tidak normal. Yang biasanya keluar beras itu 1.000 ton sampai 3.500 ton per hari. Tetapi ada satu hari, selama lima tahun, satu hari keluar 11.000 ton,” pungkasnya, mempertanyakan kejanggalan tersebut sebagai bukti lain dari praktik manipulasi.