Pasar Saham AS Melonjak: Data Ketenagakerjaan Kuat dan Harapan Dagang Dorong Wall Street ke Level Tertinggi Baru
Jumat (6 Juni 2025) menjadi hari bersejarah bagi pasar saham Amerika Serikat. Optimisme investor kembali membuncah seiring laporan ketenagakerjaan yang melampaui ekspektasi, berhasil meredakan kekhawatiran akan potensi perlambatan ekonomi dan mendorong Wall Street ditutup lebih tinggi. Indeks S&P 500, barometer utama pasar, bahkan mencatatkan penutupan di atas level 6.000 untuk pertama kalinya sejak 21 Februari, sebuah pencapaian yang didorong oleh lonjakan saham-saham teknologi raksasa.
Optimisme Pasar Merekah
Sentimen positif pasar tak lepas dari rilis data ketenagakerjaan yang menggembirakan. Laporan nonfarm payrolls pada Mei menunjukkan penambahan 139.000 pekerjaan, melampaui proyeksi analis Reuters sebesar 130.000. Meskipun data April sedikit direvisi turun menjadi 147.000, tingkat pengangguran berhasil dipertahankan stabil di angka 4,2%, sesuai dengan ekspektasi pasar.
Selain itu, harapan akan meredanya ketegangan dagang antara Amerika Serikat dan Tiongkok turut menyulut optimisme. Presiden AS Donald Trump mengumumkan rencana pertemuan tiga pejabat kabinetnya dengan perwakilan Tiongkok di London pada 9 Juni untuk membahas potensi kesepakatan dagang. Pengumuman ini menyegarkan kembali asa pasar setelah pembicaraan tingkat tinggi sebelumnya antara Trump dan Presiden Tiongkok Xi Jinping belum membuahkan hasil nyata. Jamie Cox, Managing Partner di Harris Financial Group, menegaskan fenomena ini: “Pasar akan selalu mengejar ‘umpan kesepakatan dagang’ kapan pun itu tersedia. Pertanyaannya hanya, apakah kesepakatan sungguh akan terjadi?”
The Fed Diperkirakan Tahan Suku Bunga hingga September
Menyusul kuatnya data ketenagakerjaan, ekspektasi pelaku pasar terhadap langkah Federal Reserve (The Fed) pun bergeser. Konsensus terkini menunjukkan bahwa The Fed tidak akan terburu-buru melakukan pelonggaran moneter. Pemangkasan suku bunga pertama kini diproyeksikan baru akan terjadi pada September, diikuti satu pemotongan tambahan hingga akhir tahun. Lindsay Rosner dari Goldman Sachs Asset Management menjelaskan, “Kami memperkirakan The Fed akan tetap mempertahankan suku bunga dalam pertemuan bulan ini dan akan menunggu data pasar tenaga kerja yang melemah sebelum melanjutkan siklus pelonggaran.”
Kinerja Indeks dan Saham Utama yang Solid
Kinerja impresif juga terlihat pada pergerakan indeks utama Wall Street. Dow Jones Industrial Average melesat 442,88 poin (1,05%) ke level 42.762,62. Indeks S&P 500 melonjak 61,02 poin (1,03%) mencapai 6.000,32, dan Nasdaq Composite menguat signifikan 231,50 poin (1,20%) menuju 19.529,95.
Secara keseluruhan, sepekan terakhir menjadi periode yang kuat bagi pasar saham AS. S&P 500 mengukir kenaikan 1,5%, Dow naik 1,17%, dan Nasdaq memimpin dengan lonjakan 2,18%. Raihan ini menandai penguatan bulanan terbesar sejak November 2023, sebuah momentum yang didukung oleh meredanya tensi dagang global dan fundamental laporan keuangan perusahaan yang solid.
Tesla Rebound, Amazon dan Alphabet Bersinar
Di tengah gelombang optimisme ini, beberapa saham individu juga mencatatkan pergerakan menarik. Saham Tesla (TSLA.O) rebound 3,8% pada Jumat, memulihkan sebagian kerugian drastis hampir 15% yang terjadi pada Kamis akibat konflik terbuka antara Donald Trump dan Elon Musk. Emiten teknologi lain pun tak kalah cemerlang: Amazon (AMZN.O) menguat 2,7%, sementara Alphabet (GOOGL.O) melonjak 3,25%. Bank besar Wells Fargo (WFC.N) juga turut menanjak 1,9% setelah S&P Global merevisi prospeknya dari “stabil” menjadi “positif”, menyusul pencabutan batasan aset senilai $1,95 triliun oleh regulator AS.
Meski demikian, tidak semua saham mencatatkan performa positif. Saham Broadcom (AVGO.O) terkoreksi 5% setelah proyeksi pendapatan kuartalannya gagal memenuhi ekspektasi investor. Sementara itu, Lululemon (LULU.O) anjlok signifikan 19,8%, menyusul pemangkasan proyeksi laba tahunannya yang disebabkan oleh dampak tarif tambahan dari kebijakan pemerintahan Trump.