United Tractors (UNTR) Gencar Buru Tambang Emas & Nikel di Luar Negeri, Perkuat Portofolio Non-Batubara
JAKARTA. PT United Tractors Tbk (UNTR) semakin memantapkan langkah strategisnya untuk mendiversifikasi porsi pendapatan. Komitmen kuat untuk meningkatkan kontribusi dari sektor non-batubara menjadi pendorong utama, memimpin perusahaan untuk aktif mencari peluang akuisisi tambang mineral baru di mancanegara.
Iwan Hadiantoro, Direktur Pengembangan Bisnis United Tractors, menjelaskan fokus ekspansi ke luar Indonesia ini didasari oleh kondisi mayoritas tambang mineral skala besar di Tanah Air yang sudah dimiliki entitas lain dan tidak dijual. Iwan menyoroti potensi besar di Australia dan Kanada, di mana cadangan mineral masih melimpah dan struktur geologinya yang lebih tua menawarkan prospek menjanjikan untuk tambang emas atau nikel.
Sejauh ini, UNTR telah melakukan pemantauan intensif terhadap hampir seluruh tambang mineral di Australia, khususnya di wilayah Australia Barat dan Queensland. Meski demikian, belum ada kesepakatan final yang tercapai dengan pemilik tambang yang hendak diakuisisi. Iwan menegaskan bahwa proses akuisisi tambang bukan agenda instan; ada banyak tahapan yang harus dilalui, termasuk pertimbangan cermat terhadap dinamika harga komoditas seperti emas dan nikel sebelum bergerak.
Geliat ekspansi ini didukung oleh kesiapan finansial UNTR. Perusahaan memperkirakan kebutuhan belanja modal (capex) untuk akuisisi dapat mencapai kisaran US$ 500 juta hingga US$ 1 miliar dalam satu tahun. Pendanaan akan diutamakan dari kas internal, dan jika diperlukan, pinjaman sindikasi dari perbankan lokal maupun internasional akan menjadi opsi.
Langkah ambisius ini bertujuan untuk menyeimbangkan porsi pendapatan UNTR menjadi 50% dari batubara dan 50% dari sektor non-batubara dalam beberapa tahun mendatang. Saat ini, sektor batubara masih mendominasi dengan kontribusi sekitar 65%, sedangkan sisanya 35% berasal dari sektor non-batubara.
Upaya diversifikasi UNTR mulai menunjukkan hasil positif. Pada periode Januari-April 2025, penjualan emas UNTR melonjak 32,84% secara tahunan (YoY) mencapai 89.000 ons troi. Sementara itu, penjualan nikel ore juga meningkat 17,22% YoY menjadi 701.000 wet metrik ton hingga April 2025, menandakan kinerja positif di segmen non-batubara.
Rencana ekspansi luar negeri UNTR mendapat sorotan positif dari para analis. Ekky Topan, Investment Analyst Infovesta Utama, melihatnya sebagai respons strategis terhadap prospek jangka panjang batubara yang menurun, sekaligus sinyal transformasi menuju model bisnis yang lebih terdiversifikasi dan berkelanjutan. Namun, ia juga mengingatkan akan tantangan yang menyertainya, seperti kebutuhan capex yang besar, perbedaan regulasi perizinan dan perpajakan di luar negeri, serta kompleksitas transisi operasional pasca-akuisisi. “Meski arah strateginya positif, investor tetap harus memerhatikan risiko tersebut,” ujar Ekky, yang merekomendasikan ‘Beli’ saham UNTR dengan target jangka panjang Rp 26.500 hingga Rp 30.000 per saham.
Senada, Miftahul Khaer, Equity Research Kiwoom Sekuritas Indonesia, dalam riset 5 Mei 2025, merekomendasikan ‘Overweight’ untuk saham UNTR dengan target harga Rp 28.725 per saham. Ia mencatat bahwa meskipun menghadapi tantangan di sektor batubara, UNTR tetap menunjukkan ketahanan kinerja yang solid terutama pada lini bisnis mesin konstruksi dan emas. “UNTR juga mampu mengatasi tekanan margin di seluruh operasinya,” tulis Miftahul.
Dengan visi yang jelas dan strategi yang matang, United Tractors terus melangkah maju, memperkuat posisinya sebagai pemain utama di industri pertambangan dan alat berat yang adaptif terhadap perubahan lanskap energi global.