10 Jajanan Tradisional Indonesia yang Nyaris Terlupakan

- Penulis

Kamis, 6 Februari 2025 - 10:28 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Indonesia memiliki ratusan bahkan ribuan jajanan tradisional yang tak hanya lezat, tetapi juga sarat akan sejarah dan filosofi. Sayangnya, banyak dari jajanan ini mulai tergusur oleh makanan modern yang biasa kita makan sehari-hari. Padahal jajanan tradisional Indonesia tak kalah enaknya dari jajanan Korea, Jepang, atau bahkan jajanan Barat yang sekarang sering kita jadikan pilihan, lho. Tak heran, ragam jajanan tradisional pun kini semakin berkurang karena sepi peminat. Oleh sebab itu, mari cari tahu jajanan tradisional apa saja yang kini mulai jarang terlihat di pasaran.

Jika semakin jarang terlihat. Maka artinya jajanan itu semakin jarang dijual. Semakin jarang dijual, maka dapat dipastikan jajanan tersebut makin jarang dibuat. Jarang dibuat tentu berakibat dari minimnya permintaan. Ketika demand kian menghilang, maka ketersediaan dan eksistensi jajanan itu pun dikuatirkan bakal tenggelam bersama waktu. Apa saja itu? Mari sama-sama cari tahu:

1. Kue Rangi (Betawi)

Kue rangi terbuat dari tepung sagu yang dipanggang di atas cetakan khusus kemudian disajikan dengan gula merah yang kental dan juga harum. Kudapan ini semakin langka karena tergeser oleh tren camilan kekinian seperti tteobokki, croffle, dan juga churros. Apa Anda sudah pernah coba?

2. Clorot (Jawa Tengah)

Clorot memiliki tampilan yang menarik. Adonan tepung beras dan gula merah dibungkus daun kelapa muda berbentuk kerucut. Saat dimakan, Anda harus menekan bagian bawahnya agar isiannya keluar perlahan. Inilah yang membuat sensasi menyantapnya tidak hanya soal rasa tapi juga pengalaman mengeluarkan clorot yang menyenangkan dari bungkusnya.

Baca Juga :  Rahasia Berburu Kuliner Paris: 5 Tips Autentik & Hemat Budget

3. Wajik Klethik (Jawa Timur)

Wajik klethik berasal dari Jawa Timur yang terbuat dari beras ketan dan gula kelapa yang dikeringkan hingga renyah. Dulu, makanan ini sering dijadikan suguhan di acara pernikahan. Kini, keberadaannya mulai dilupakan karena tergantikan oleh permen dan cokelat modern.

4. Getuk Lindri (Jawa)

Siapa yang tak terpesona dengan warna-warni getuk lindri? Singkong yang dihaluskan, diberi pewarna alami, dan disajikan dengan taburan kelapa, memang merupakan salah satu kudapan khas Jawa yang begitu difavoritkan dari tahun ke tahun. Sayangnya, jajanan ini kalah populer dibanding dessert luar negeri seperti mochi atau mille crepe.

5. Kipo (Yogyakarta)

Kipo, jajanan khas Kotagede, Yogyakarta, terbuat dari tepung ketan dengan isian unti kelapa. Namanya berasal dari pertanyaan, “Iki opo?” (Ini apa?). “Dulu aku sering dijajakan di pasar, tapi sekarang tak banyak yang mengenalku. Aku seperti hantu, ada tapi tak terlihat.”

6. Gulo Puan (Sumatera Selatan)

Terbuat dari susu kerbau dan gula, kudapan manis ini sering dianggap sebagai “kaviar” khas Palembang. Namun, gulo puan ini kini sangat langka karena proses pembuatannya yang rumit dan bahan baku yang terbatas.

7. Jadah Tempe (Yogyakarta)

Kudapan ini terdiri dari jadah (ketan kukus) yang gurih dan tempe bacem yang punya cita rasa manis. Meski masih bisa ditemukan di kawasan Kaliurang, popularitasnya mulai menurun di luar daerah tersebut.

Baca Juga :  Resep Serundeng Daging Empuk dan Wangi Kelapa, Bikin Nambah Nasi

8. Gethuk Goreng (Jawa Tengah)

Berbeda dengan getuk lindri, gethuk goreng memiliki tekstur lebih renyah dengan rasa manis khas gula jawa. Dulu populer sebagai oleh-oleh khas Sokaraja, kini semakin jarang dicari wisatawan.

9. Leppet (Sulawesi)

Makanan ini terbuat dari beras ketan yang dimasak dengan santan dan dibungkus daun kelapa. Leppet sering dihidangkan saat acara adat, namun sudah jarang ditemukan di pasar. Jadi jika mau, Anda jelas harus membuatnya sendiri. 

10. Sagon (Jawa dan Sumatera)

Dibuat dari tepung sagu yang dipanggang hingga kering, sagon memiliki cita rasa gurih dan sedikit manis. Meskipun sederhana, kue ini mulai sulit ditemukan padahal rasanya sangat enak.

11. Sawut Singkong (Jawa)

Sawut dibuat dari singkong parut yang dikukus bersama gula merah lalu disajikan dengan parutan kelapa. Camilan ini dulu menjadi makanan sehari-hari masyarakat pedesaan, namun kini jarang dijumpai karena masyarakat desa pun sudah mulai mengonsumsi makanan modern.

12. Kue Lampet (Sumatera Utara)

Terbuat dari tepung beras dan parutan kelapa yang dibungkus daun pisang, lampet memiliki rasa gurih manis yang khas. Jajanan ini biasanya disajikan saat acara adat Batak, tetapi semakin jarang dijumpai di luar acara tersebut.

Berita Terkait

Viral TikTok Dubai Chocolate: Ancaman Krisis Pistachio Dunia?
Sudhamek AWS: Kisah Inspiratif Pemilik Garudafood dan Transformasi Bisnisnya
Nikmati Sensasi Argentina: Fuego & Sabor, Menu Terbaru yang Menggoda di Sudestada
Harga Ayam Anjlok: Peternak Rugi Puluhan Miliar Rupiah per Minggu!
Wajib Coba: 10 Kuliner Legendaris Khas Solo yang Bikin Nagih!
Kedai vs Cafe: 5 Perbedaan Utama yang Wajib Kamu Tahu!
10 Restoran Sushi Autentik Terbaik di Tokyo: Pengalaman Kuliner Tak Terlupakan
Tumis Jamur Bayam: Resep Praktis & Sehat Akhir Pekan!

Berita Terkait

Minggu, 20 April 2025 - 15:59 WIB

Viral TikTok Dubai Chocolate: Ancaman Krisis Pistachio Dunia?

Minggu, 20 April 2025 - 08:24 WIB

Sudhamek AWS: Kisah Inspiratif Pemilik Garudafood dan Transformasi Bisnisnya

Sabtu, 19 April 2025 - 11:24 WIB

Nikmati Sensasi Argentina: Fuego & Sabor, Menu Terbaru yang Menggoda di Sudestada

Jumat, 18 April 2025 - 22:59 WIB

Harga Ayam Anjlok: Peternak Rugi Puluhan Miliar Rupiah per Minggu!

Jumat, 18 April 2025 - 19:03 WIB

Wajib Coba: 10 Kuliner Legendaris Khas Solo yang Bikin Nagih!

Berita Terbaru

Education And Learning

Download Twibbon Hari Pendidikan Nasional 2025 & Panduan Mudah Pasang Foto

Jumat, 2 Mei 2025 - 11:43 WIB

Family And Relationships

Eriska Nakesya dan Young Lex Resmi Berpisah Setelah 2 Bulan Bungkam

Jumat, 2 Mei 2025 - 11:35 WIB

Family And Relationships

Kisah Haru Mona Ratuliu: Mengenang Perjuangan Mendiang Ayah Melawan Penyakit

Jumat, 2 Mei 2025 - 11:31 WIB