Pencarian Korban Longsor Tambang Pasir Gunung Kuda Cirebon Dihentikan Sementara, 19 Korban Ditemukan
CIREBON – Operasi pencarian korban longsor di lokasi tambang pasir Gunung Kuda, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, untuk sementara waktu dihentikan. Hingga Minggu, 1 Juni 2025, total 19 korban telah berhasil ditemukan, dengan penemuan dua jenazah terbaru pada hari yang sama. Komandan Resor Militer 063 SGJ, Kolonel Inf. Hista Soleh Harahap, mengonfirmasi penemuan tersebut pada pukul 10.41 WIB dan 13.00 WIB.
Kolonel Hista merinci identitas kedua korban yang baru ditemukan: Nalo Sanjaya, 53 tahun, warga Desa Kedondong Kidul, Kecamatan Dukupuntang, Kabupaten Cirebon, serta Wahyu Galih, 26 tahun, warga Desa Cipanas, Kecamatan Dukupuntang, Kabupaten Cirebon. Dengan demikian, tim SAR memperkirakan masih ada enam korban lagi yang masih tertimbun material longsor di area tersebut.
Fokus pencarian korban pada Minggu (1/6) ini awalnya dipusatkan di *worksheet* A bagian barat. Sebelumnya, operasi juga dilakukan di *worksheet* A dan B di sisi timur. Namun, terjadinya longsor susulan yang cukup besar di area timur tersebut pada pukul 13.00 WIB, mendorong keputusan untuk menghentikan sementara seluruh aktivitas pencarian. “Sehingga pada pukul 13.00 WIB pekerjaan ini kita hentikan sementara,” ujar Kolonel Hista.
Menyikapi kondisi lapangan yang berisiko, tim Inspektur Pertambangan dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) merekomendasikan penggunaan alat *total station*. Alat canggih ini berfungsi untuk memantau potensi longsor lanjutan, memberikan data akurat demi keselamatan petugas. Dengan bantuan teknologi tersebut, Kolonel Hista berharap proses evakuasi enam korban yang masih tertimbun dapat diselesaikan dalam waktu kurang dari tujuh hari.
Kekhawatiran terhadap keselamatan petugas bukan tanpa alasan. Komandan Distrik Militer 0620 Kabupaten Cirebon, Letnan Kolonel Inf. M. Yusron, menjelaskan bahwa longsor susulan kerap terjadi, tercatat sudah lima kali antara 30 Mei hingga 1 Juni 2025. “Longsor susulan ini sangat sering dan cukup besar, sehingga kami khawatir akan berdampak pada petugas,” tegas Letkol Yusron, menekankan tingkat bahaya yang dihadapi oleh tim penyelamat di lokasi bencana.