Suku Bunga BI Turun Menjadi Angin Segar bagi Asuransi Properti, Zurich Indonesia Catat Pertumbuhan Impresif
Kabar baik datang bagi sektor asuransi properti seiring dengan keputusan Bank Indonesia (BI) menurunkan suku bunga acuannya (BI Rate) menjadi 5,50%. PT Zurich Asuransi Indonesia (Zurich Indonesia) menyambut positif langkah ini, melihatnya sebagai katalisator pertumbuhan yang signifikan di lini bisnis asuransi properti.
Edhi Tjahja Negara, Presiden Direktur Zurich Asuransi Indonesia, menegaskan bahwa kebijakan suku bunga yang lebih rendah ini membuka peluang strategis yang besar. Menurutnya, penurunan BI Rate secara langsung memicu peningkatan permintaan akan perlindungan properti, mengingat geliat aktivitas pembangunan dan pembelian aset properti yang cenderung meningkat.
Namun demikian, di tengah optimisme tersebut, Edhi tidak menampik adanya tantangan fundamental yang masih membayangi industri, yaitu rendahnya tingkat literasi masyarakat terhadap pentingnya asuransi. Upaya berkelanjutan dalam edukasi menjadi kunci untuk meningkatkan kesadaran berasuransi di kalangan publik.
Meski dihadapkan pada tantangan literasi, Zurich Asuransi Indonesia telah menunjukkan kinerja yang impresif. Hingga April 2025, lini asuransi properti perusahaan ini berhasil mencatatkan pertumbuhan pendapatan premi bruto lebih dari 20% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Dengan capaian tersebut, Zurich optimistis dapat meraih pertumbuhan pendapatan premi secara keseluruhan yang optimal hingga akhir tahun ini. Untuk mencapai target ambisius ini, Edhi mengungkapkan bahwa pihaknya akan memperkuat kolaborasi dengan berbagai mitra strategis, diiringi dengan intensifikasi program edukasi mengenai pentingnya asuransi kepada masyarakat luas. Keyakinan Edhi tercermin dari pernyataan bahwa Zurich sangat optimistis dapat membukukan pertumbuhan yang kuat di pengujung tahun.
Optimisme Zurich sejalan dengan tren positif di industri asuransi umum. Data Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) mengonfirmasi bahwa lini asuransi properti membukukan pendapatan premi mencapai Rp 30,36 triliun pada tahun 2024, menunjukkan pertumbuhan sebesar 14,7% dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya. Angka-angka ini tidak hanya mencerminkan potensi pasar yang besar tetapi juga menegaskan bahwa asuransi properti menjadi sektor yang semakin relevan dan prospektif di tengah dinamika ekonomi.









