Wall Street Berombang, Komentar Trump Picu Kekacauan Pasar

Avatar photo

- Penulis

Sabtu, 31 Mei 2025 - 06:43 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Bursa saham Wall Street menutup perdagangan Jumat (30/5) dengan hasil yang bervariasi, diwarnai oleh dinamika kebijakan perdagangan Amerika Serikat yang terus berubah. Indeks Dow Jones Industrial Average berhasil menguat 54,34 poin atau 0,13%, mencapai level 42.270,07. Sebaliknya, dua indeks utama lainnya menunjukkan penurunan: S&P 500 tergelincir tipis 0,48 poin atau 0,01% ke 5.911,69, sementara Nasdaq Composite merosot 62,11 poin atau 0,32% menjadi 19.113,77.

Fluktuasi pasar pada hari itu, khususnya S&P 500 yang mengalami sesi bergejolak, sangat dipengaruhi oleh pernyataan Presiden AS Donald Trump. Ia awalnya melayangkan kritik keras terhadap Tiongkok, sebelum kemudian menunjukkan optimisme akan tercapainya kesepakatan dagang.

Di awal sesi perdagangan Jumat, ketiga indeks utama Wall Street sempat dibuka di zona merah. Hal ini dipicu oleh cuitan Trump di platform Truth Social yang menuduh Tiongkok melanggar perjanjian perdagangan dengan AS, disertai ancaman terselubung untuk bertindak lebih tegas terhadap Beijing. Namun, sentimen pasar segera membaik dan mampu memangkas kerugian setelah Trump, pada Jumat sore, menyatakan kesiapannya untuk berbicara dengan Presiden Tiongkok Xi Jinping. Ia berharap dapat mencapai resolusi atas perselisihan dagang dan tarif.

Baca Juga :  Harga Emas Antam Naik Rp 7.000, Jadi Rp 1.670.000 per Gram

Bulan Mei sendiri telah menjadi periode yang bergejolak bagi pasar saham global, sebagian besar disebabkan oleh kebijakan perdagangan Trump yang tak menentu dan memicu kehati-hatian investor. Namun, sinyal-sinyal pelunakan dalam isu tarif dari Trump, ditambah dengan laporan pendapatan perusahaan yang optimis dan data inflasi yang terkendali, turut membantu S&P 500 pulih dari titik terendahnya di bulan April.

Kondisi pasar yang penuh ketidakpastian ini diperparah oleh isu tarif yang terus-menerus muncul. “Para investor tidak tahu bagaimana harus bereaksi terhadap berita tarif saat ini. Siklus berita tersebut benar-benar meresahkan,” ungkap Jake Dollarhide, CEO Longbow Asset Management di Tulsa, Oklahoma, seperti dilansir *Reuters*.

Sebagai konteks, sebelum Donald Trump menjabat, tarif impor efektif AS berkisar antara 2% hingga 3%. Namun, berdasarkan estimasi Oxford Research, angka tersebut kini melonjak hingga sekitar 15%. Meskipun putusan pengadilan perdagangan berpotensi menurunkannya menjadi sekitar 6%, penangguhan darurat oleh pengadilan banding telah mempertahankan level tarif yang lebih tinggi untuk sementara waktu.

Baca Juga :  Ekonom Beberkan Perbandingan Rupiah Dulu vs Sekarang: Lebih Mahal dari Semangkuk Soto!

Di luar isu perdagangan, para investor pada Jumat juga mencermati data ekonomi domestik. Belanja konsumen AS pada bulan April menunjukkan peningkatan 2,1% secara tahunan, sedikit melambat dari kenaikan 2,3% pada bulan Maret. Data ini penting karena Federal Reserve (bank sentral AS) menggunakan ukuran harga Pengeluaran Konsumsi Pribadi (PCE) sebagai indikator utama untuk target inflasi 2% mereka.

Meskipun dinamika pasar dan ekonomi yang kompleks, para pelaku pasar tetap mempertahankan keyakinan bahwa Federal Reserve akan memangkas target suku bunga pinjaman jangka pendeknya pada bulan September mendatang.

Berita Terkait

Emas Berkilau Lagi? Harga Emas Diprediksi Naik di Tengah Ketidakpastian
Wall Street Koreksi, Dolar Melemah, Tensi AS-China Meningkat
BI: Kredit Investasi Anjlok, Pengusaha Ketat Uang
Saham Transportasi & Logistik Terbang, Ini Rekomendasi Saham Potensial!
BI Rate Turun, Bunga Kredit Multifinance Ikut Turun? Ini Kata APPI!
BRIS Anjlok, Spin-Off BSI Jadi Biang Kerok? Investor Panik!
Saham BSI BRIS Anjlok 7%, Bank Mandiri Lepas?
BISI Pangkas Dividen, Ini Rekomendasi Analis Sahamnya!

Berita Terkait

Selasa, 3 Juni 2025 - 00:47 WIB

Emas Berkilau Lagi? Harga Emas Diprediksi Naik di Tengah Ketidakpastian

Senin, 2 Juni 2025 - 23:27 WIB

Wall Street Koreksi, Dolar Melemah, Tensi AS-China Meningkat

Senin, 2 Juni 2025 - 22:12 WIB

BI: Kredit Investasi Anjlok, Pengusaha Ketat Uang

Senin, 2 Juni 2025 - 21:32 WIB

Saham Transportasi & Logistik Terbang, Ini Rekomendasi Saham Potensial!

Senin, 2 Juni 2025 - 20:07 WIB

BI Rate Turun, Bunga Kredit Multifinance Ikut Turun? Ini Kata APPI!

Berita Terbaru

politics

Tarif Listrik Diskon Batal, ESDM Cuci Tangan? Ini Faktanya!

Selasa, 3 Jun 2025 - 00:52 WIB

Uncategorized

Jelajah Wisata Budaya Indonesia Juni 2025: Agenda Terlengkap

Selasa, 3 Jun 2025 - 00:12 WIB

entertainment

Taylor Swift Akhirnya Buka Suara Soal Blake Lively, Lega?

Selasa, 3 Jun 2025 - 00:07 WIB