Prediksi Saham Penopang IHSG Hingga Akhir Mei 2025: Catat Daftarnya!

Avatar photo

- Penulis

Jumat, 30 Mei 2025 - 06:16 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ragamutama.com JAKARTA. Sejumlah saham dari berbagai sektor berperan krusial dalam menopang Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang menunjukkan tren positif belakangan ini. Saham-saham inilah yang menjadi tulang punggung penguatan IHSG.

Pada penutupan perdagangan Rabu (28/5), IHSG tercatat mengalami pelemahan sebesar 0,32% hingga mencapai level 7.175,82. Namun, secara bulanan (month to month/mtm), IHSG menunjukan penguatan signifikan sebesar 6,74% sepanjang Mei 2025. Meskipun mengalami beberapa fluktuasi, kinerja IHSG tetap positif sejak awal tahun, tumbuh 1,35% year to date (ytd).

Sepanjang periode Januari-Mei 2025, saham PT DCI Indonesia Tbk (DCII) menjadi kontributor terbesar bagi IHSG. Saham perusahaan penyedia pusat data ini melambung tinggi hingga 272,92% ytd, mencapai harga Rp 157.000 per saham pada akhir Mei 2025, dan memberikan kontribusi sebesar 151,87 poin terhadap IHSG.

IHSG Berpeluang Menembus 7.300 di Juni, Ini Sektor Unggulan yang Bisa Dicermati

Di peringkat kedua, terdapat emiten pertambangan dari Grup Sinar Mas, PT Dian Swastatika Sentosa Tbk (DSSA), yang mengalami kenaikan harga saham sebesar 45,95% ytd, mencapai Rp 54.000 per saham, dan memberikan kontribusi 65,61 poin terhadap IHSG.

PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) menempati posisi ketiga dengan kenaikan harga saham 9,07% ytd, mencapai Rp 4.450 per saham, dan berkontribusi 56,39 poin terhadap IHSG.

Selanjutnya, PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA) mencatatkan kenaikan harga saham 24,33% ytd, mencapai Rp 9.325 per saham, dan berkontribusi 40,99 poin terhadap IHSG. PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) juga menunjukan performa kuat dengan kenaikan harga saham 103,93% ytd, mencapai Rp 3.110 per saham, dan berkontribusi 32,44 poin terhadap IHSG.

Baca Juga :  BCA Raih Mahkota: Brand Perbankan Terkuat Global 2025!

Oktavianus Audi, VP Marketing, Strategy, and Planning Kiwoom Sekuritas Indonesia, menganalisis bahwa penguatan saham-saham penopang IHSG didorong oleh beberapa faktor.

Faktor-faktor tersebut antara lain rotasi sektoral yang dipicu optimisme pasar setelah meredanya ketegangan perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China, serta langkah-langkah Bank Indonesia (BI) untuk menjaga stabilitas ekonomi dan daya beli.

Kenaikan yield US Treasury tenor pendek dan panjang, serta pelemahan indeks dolar AS (DXY), juga memicu arus masuk (inflow) dana ke negara-negara emerging market, termasuk IHSG dan saham-saham penopangnya.

IHSG Turun 0,53% di Pekan Terakhir Tapi Menguat 6,04% Sepanjang Bulan Mei

“Valuasi saham penopang IHSG juga menarik, terutama beberapa emiten yang mencatat pertumbuhan yang tangguh pada kuartal I-2025,” ungkap Audi pada Kamis (29/5).

Indy Naila, Investment Analyst Edvisor Provina Visindo, menambahkan bahwa fundamental sebagian saham penopang IHSG cukup kuat. Sebagai contoh, ANTM yang terdongkrak oleh kenaikan harga emas dunia, dan BBRI yang tumbuh karena ekspektasi penurunan suku bunga acuan yang akan meningkatkan kinerja kredit.

“Namun, untuk DCII dan DSSA, pergerakannya kemungkinan besar dipengaruhi faktor spekulatif jangka pendek,” imbuhnya pada Kamis (29/5).

Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa pemulihan ekonomi nasional, disertai normalisasi harga komoditas dan penurunan suku bunga acuan berkelanjutan, akan menjadi sentimen positif bagi saham-saham penopang IHSG setelah Mei 2025. Selain itu, ekspektasi kinerja keuangan semester I-2025 juga dapat mempengaruhi pergerakan saham-saham tersebut dalam jangka pendek.

Kemungkinan besar akan ada saham-saham baru yang masuk jajaran penopang utama IHSG pada Juni 2025 dan seterusnya. Indy memperkirakan saham PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) dan PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) berpotensi menjadi penopang IHSG seiring dengan proyeksi suku bunga acuan dan peningkatan permintaan gas.

Baca Juga :  Perang Dagang AS-China: Ancaman Berat Bagi Pabrik Pengiriman Boeing

Di sisi lain, Audi memprediksi penguatan saham-saham penopang IHSG akan lebih terbatas pada Juni 2025, mengingat indeks saham sudah mendekati area jenuh beli. Ditambah lagi, ada kemungkinan rotasi sektoral menjelang semester II-2025.

Hasil negosiasi tarif Indonesia-AS pada akhir Juni mendatang juga dapat berdampak pada IHSG dan saham-saham penggeraknya.

IHSG Turun 0,32% ke 7.175, Rabu (28/5), BRPT, MAPA, AMRT Top Losers LQ45

Dalam waktu dekat, Audi memproyeksikan emiten yang berpotensi menjadi penopang IHSG berasal dari sektor keuangan, barang baku, dan properti.

“Hal ini didorong oleh sentimen berupa dampak pelonggaran BI rate dan peningkatan permintaan pada komoditas barang baku,” jelasnya.

Beberapa saham berpotensi menguat dan menjadi penopang IHSG menurut Audi, antara lain BMRI (rekomendasi beli dengan target harga Rp 4.680 per saham), ANTM (rekomendasi beli dengan target harga Rp 3.450 per saham), TLKM (rekomendasi beli dengan target harga Rp 3.200 per saham), BRIS (rekomendasi beli dengan target harga Rp 3.660 per saham), dan BREN (rekomendasi trading buy dengan target harga Rp 7.600 per saham).

Indy merekomendasikan BBRI sebagai salah satu saham penopang IHSG yang layak dibeli dengan target harga Rp 5.025 per saham.

Budi Frensidy, pengamat Pasar Modal dari Universitas Indonesia, menyatakan bahwa tidak semua saham penopang utama IHSG pada Januari-Mei 2025 akan mempertahankan posisinya di bulan-bulan mendatang.

Ia memprediksi saham-saham yang membagikan dividen besar juga berpotensi menjadi penopang IHSG dalam waktu dekat.

Berita Terkait

Inggris Protes Keras, Tarif Baja Naik Dua Kali Lipat!
IHSG Juni 2025: Awas Profit Taking, Peluang Koreksi Terbuka!
Dividen HMSP Gede Banget, Investor Kantongi Rp 56,2 per Saham!
Cum Date Dividen Juni 2025, Ini Daftar 34 Emiten Pilihan!
Gasifikasi Batu Bara: Negara Mana Saja yang Sudah Menerapkannya?
BSU 2024 Cair 5 Juni, Ini Rincian Lengkap yang Wajib Diketahui!
Pajak Penghasilan Tertinggi: Negara Mana Saja Potong Gaji Terbesar?
B2B vs B2C: Panduan Lengkap, Perbedaan, dan Contohnya!

Berita Terkait

Minggu, 1 Juni 2025 - 10:07 WIB

Inggris Protes Keras, Tarif Baja Naik Dua Kali Lipat!

Minggu, 1 Juni 2025 - 08:42 WIB

IHSG Juni 2025: Awas Profit Taking, Peluang Koreksi Terbuka!

Minggu, 1 Juni 2025 - 07:52 WIB

Dividen HMSP Gede Banget, Investor Kantongi Rp 56,2 per Saham!

Minggu, 1 Juni 2025 - 07:17 WIB

Cum Date Dividen Juni 2025, Ini Daftar 34 Emiten Pilihan!

Minggu, 1 Juni 2025 - 04:07 WIB

Gasifikasi Batu Bara: Negara Mana Saja yang Sudah Menerapkannya?

Berita Terbaru

finance

Inggris Protes Keras, Tarif Baja Naik Dua Kali Lipat!

Minggu, 1 Jun 2025 - 10:07 WIB

Family And Relationships

Gaun Pengantin Picu Konflik Beckham, Keluarga Retak?

Minggu, 1 Jun 2025 - 09:57 WIB

Uncategorized

Jakarta Hujan Sore Ini? Cek Prakiraan BMKG Terbaru!

Minggu, 1 Jun 2025 - 09:52 WIB

entertainment

Gunslinger Avenged Sevenfold: Lirik, Makna Mendalam, dan Interpretasi

Minggu, 1 Jun 2025 - 09:27 WIB