Won Korea dan Dolar Taiwan Perkasa: Mata Uang Asia Lainnya Tertekan Dolar AS

Avatar photo

- Penulis

Kamis, 29 Mei 2025 - 23:36 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ragamutama.com – JAKARTA. Dinamika pasar mata uang di Asia menunjukkan sinyal konsolidasi. Pada hari Kamis (29/5), mayoritas mata uang Asia tampak melemah terhadap dominasi dolar AS. Namun, beberapa mata uang berhasil mempertahankan posisinya di tengah penguatan indeks dolar (DXY).

Berdasarkan data Bloomberg, pada hari Kamis (29/5), pasangan mata uang USD/PHP mengalami penurunan sebesar 0,44% menjadi 55,7410. Ringgit Malaysia juga tercatat melemah dengan persentase yang sama, yaitu 0,44%, menjadi 4,2432 per dolar AS. Sementara itu, pasangan mata uang USD/INR juga mengalami penurunan sebesar 0,18% menjadi 85,5175.

Di sisi lain, beberapa mata uang menunjukkan penguatan terhadap dolar AS. Dolar Taiwan (TWD) menguat sebesar 0,62% menjadi 29,7100, dan Won Korea mengalami kenaikan sebesar 0,09% menjadi 1,373 per dolar AS.

Wahyu Tribowo Laksono, Founder Tradeindo, menjelaskan bahwa pelemahan yang terjadi pada sebagian besar mata uang Asia dipengaruhi oleh penguatan dolar AS. Hal ini didorong oleh rilis data ekonomi AS yang lebih baik dari perkiraan, serta ekspektasi pasar terkait kebijakan Federal Reserve yang kemungkinan masih akan mempertahankan pendekatan *hawkish*.

Baca Juga :  Transaksi Saham Sumbagsel Februari: Sentuh Rp8,97 Triliun, Investor Makin Aktif!

Penguatan Dolar AS Hanya Rebound Teknis, Perhatikan Valuta Emerging Market Berikut

Menjelang pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) pada bulan Juni 2025, Presiden Federal Reserve Bank of Minneapolis, Neel Kashkari, mengindikasikan bahwa Federal Reserve (The Fed) tidak akan membahas penurunan suku bunga mengingat perkembangan perang tarif yang masih menimbulkan ketidakpastian ekonomi.

“Ketidakpastian global, seperti ketegangan geopolitik, fluktuasi harga komoditas, atau kekhawatiran tentang pertumbuhan ekonomi global, dapat mendorong investor untuk mencari aset *safe haven*, seperti Dolar AS, yang pada akhirnya melemahkan mata uang Asia lainnya,” ungkap Wahyu kepada Kontan.co.id, Kamis (29/5).

Kepala Ekonom Bank Permata, Josua Pardede, menyampaikan bahwa ketahanan KRW didukung oleh pemulihan ekspor semikonduktor dan peningkatan arus modal masuk ke pasar saham Korea Selatan.

“Sementara TWD didukung oleh daya tarik Taiwan sebagai pusat teknologi dan ekspektasi surplus perdagangan yang kuat,” jelas Josua kepada Kontan.co.id, Kamis (29/5).

Baca Juga :  MAP Aktif Adiperkasa: Laba Melesat, Pendapatan Tembus Rp 17 Triliun di 2024

Untuk perdagangan pada hari Jumat (30/5), kinerja mata uang di kawasan Asia diperkirakan masih akan dipengaruhi oleh sentimen global terhadap dolar AS, terutama rilis data inflasi PCE AS dan pernyataan dari Federal Reserve (The Fed).

Sentimen *Risk On* Meningkat, Valuta *Emerging Market* Terangkat

Selain itu, respons pasar terhadap perkembangan lebih lanjut dari kebijakan perdagangan Trump, termasuk potensi perluasan tarif, juga akan berdampak pada pergerakan mata uang Asia di masa mendatang.

“Dalam situasi saat ini, KRW dan TWD kemungkinan akan menjadi *outperformer* berkat surplus eksternal yang kuat dan arus modal masuk yang positif,” kata Josua.

Josua menyimpulkan bahwa secara keseluruhan, meskipun tekanan terhadap dolar AS global terus berlanjut, prospek jangka pendek mata uang Asia akan tetap ditentukan oleh faktor diferensial suku bunga, kondisi eksternal masing-masing negara, serta sensitivitas terhadap risiko geopolitik dan kebijakan proteksionisme AS.

Berita Terkait

Laporan IPSOS 2025 Ungkap Tantangan UMKM dan Brand Lokal di Era Digital
Dugaan Perselingkuhan CEO Perusahaan Tak Sengaja Terbongkar di Konser Coldplay
Explore Babel 2025 Pameran Wisata Kuliner dan UMKM DIgelar 25-27 Juli
[POPULER GLOBAL] Tarif Impor AS dari RI Jadi 19 Persen | KBRI Tokyo Respons Ulah WNI di Jepang
Prabowo Janji Beli Puluhan Pesawat Boeing 777 ke Trump. Berapa Harganya?
Tarif AS Turun: Menperin Optimis Dongkrak Daya Saing Industri RI
Liverpool Incar Isak Setelah Wirtz Gagal? Saldo Misterius Terungkap!
Cathay Pacific Kelas Ekonomi: Lebih dari Sekadar Terbang Hemat!

Berita Terkait

Jumat, 18 Juli 2025 - 11:34 WIB

Laporan IPSOS 2025 Ungkap Tantangan UMKM dan Brand Lokal di Era Digital

Jumat, 18 Juli 2025 - 10:22 WIB

Dugaan Perselingkuhan CEO Perusahaan Tak Sengaja Terbongkar di Konser Coldplay

Jumat, 18 Juli 2025 - 06:58 WIB

Explore Babel 2025 Pameran Wisata Kuliner dan UMKM DIgelar 25-27 Juli

Kamis, 17 Juli 2025 - 08:10 WIB

[POPULER GLOBAL] Tarif Impor AS dari RI Jadi 19 Persen | KBRI Tokyo Respons Ulah WNI di Jepang

Kamis, 17 Juli 2025 - 07:22 WIB

Prabowo Janji Beli Puluhan Pesawat Boeing 777 ke Trump. Berapa Harganya?

Berita Terbaru

Uncategorized

Siapa Kristin Cabot yang Dipeluk CEO Andy Byron Saat Konser Coldplay

Jumat, 18 Jul 2025 - 13:47 WIB

technology

10 Alternatif Layanan Penyimpanan File Selain Google Drive

Jumat, 18 Jul 2025 - 13:34 WIB

Public Safety And Emergencies

Imbas Kecelakaan Beruntun Pendaki di Rinjani, Jalur Pelawangan Ditutup

Jumat, 18 Jul 2025 - 13:29 WIB