Jakarta, RAGAMUTAMA.COM – Dalam putaran ketiga negosiasi tingkat menteri di Washington pada Jumat (23/5/2025), Jepang kembali mendesak Amerika Serikat (AS) untuk mencabut seluruh tarif tambahan atas produk impornya. Delegasi Jepang, dipimpin Menteri Revitalisasi Ekonomi Ryosei Akazawa, bertemu dengan Menteri Perdagangan AS Howard Lutnick dan Perwakilan Dagang Jamieson Greer. Menariknya, Menteri Keuangan Scott Bessent, yang juga Kepala Tim Negosiasi AS, absen dalam pertemuan tersebut.
Mengutip Anadolu Agency, Akazawa menyoroti tarif 25 persen untuk mobil, tarif dasar 10 persen, dan bea masuk untuk baja dan aluminium yang masih berlaku—warisan kebijakan tarif timbal balik era Trump. Ia menegaskan penolakan Jepang terhadap kebijakan ini, termasuk tarif khusus 14 persen yang membuat total tarif mencapai 24 persen. Walaupun tarif 24 persen tersebut ditangguhkan hingga awal Juli, Jepang menginginkan pencabutan permanen.
“Perundingan kali ini lebih jujur dan mendalam dibandingkan putaran sebelumnya,” ungkap Akazawa, seperti dikutip Kyodo News, Minggu (25/5/2025).
Ia menekankan perlunya perundingan yang cepat namun cermat, guna melindungi kepentingan nasional dan mencapai hasil yang saling menguntungkan.
1. Trump umumkan dukungan atas akuisisi U.S. Steel
Dalam perkembangan yang signifikan, Presiden AS Donald Trump menyatakan dukungan pemerintahannya terhadap kemitraan Nippon Steel dan U.S. Steel melalui media sosial. Pernyataan ini muncul saat Akazawa tengah berdiskusi selama dua jam dengan Greer di Washington.
Meskipun akuisisi tidak secara eksplisit dibahas, Akazawa mengakui bahwa isu keamanan ekonomi, termasuk rantai pasokan, menjadi fokus utama diskusi. Dukungan terbuka Trump terhadap rencana akuisisi U.S. Steel oleh Nippon Steel—yang sebelumnya terhambat—menunjukkan kemungkinan meredanya hambatan politik.
Topik lain yang dibahas meliputi perluasan perdagangan, penghapusan hambatan non-tarif, dan kerja sama keamanan ekonomi. Jepang juga membahas potensi investasi strategis di sektor otomotif AS dan proyek-proyek industri berskala besar.
2. Jepang pertimbangkan kompromi demi kesepakatan cepat
Meskipun Jepang secara resmi masih menuntut penghapusan total tarif tambahan, sumber-sumber dekat negosiasi menyebutkan kemungkinan Tokyo akan mempertimbangkan kompromi. Hal ini disebabkan sikap Washington yang bersikeras mempertahankan tarif dasar 10 persen dan tarif sektoral atas nama keamanan nasional.
Tren terkini menunjukkan AS hanya bersedia menegosiasikan tarif khusus per negara, seperti yang dilakukan dalam kesepakatan dagang dengan Inggris dan China. Dengan demikian, tuntutan Jepang untuk penghapusan total tarif berpotensi menemui jalan buntu tanpa penyesuaian.
Di sisi lain, Akazawa menyatakan bahwa pejabat AS semakin mengakui kontribusi signifikan Jepang terhadap ekonomi Amerika. Ia optimis hal ini akan berdampak positif pada perundingan selanjutnya, seperti yang dilaporkan Japan News, Minggu (25/5/2025).
3. Ishiba dan Trump sepakati arah negosiasi jelang G7
Menjelang pertemuan tingkat menteri di Washington, Perdana Menteri Jepang Shigeru Ishiba melakukan percakapan telepon selama 45 menit dengan Trump atas permintaan Trump. Keduanya sepakat untuk mendorong hubungan dagang yang saling menguntungkan melalui negosiasi yang produktif.
Menurut NHK, mereka juga berharap dapat bertemu langsung di sela-sela KTT G7 di Kanada pada pertengahan Juni. Akazawa menyebut pertemuan para pemimpin negara tersebut sebagai momen krusial untuk mencapai kesepakatan.
Sebelumnya, Menteri Keuangan Jepang Katsunobu Kato telah bertemu dengan Bessent di Kanada awal pekan ini untuk membahas isu mata uang terkait struktur tarif, menunjukkan perluasan pembahasan bilateral ke berbagai aspek ekonomi.
Trump Umumkan Kemitraan U.S. Steel dan Nippon Steel Jepang
Trump Umumkan Kemitraan U.S. Steel dan Nippon Steel Jepang