Ragamutama.com – Kepergian Ibrahim Sjarief Assegaf, suami jurnalis Najwa Shihab, menyisakan duka mendalam.
Sosok yang dikenal bersahaja dan nyaris tak pernah menonjolkan diri itu meninggalkan dunia dengan cara yang tenang, tapi berbekas.
Dalam sebuah unggahan obituari yang ditulis Pemimpin Redaksi Narasi, Zen RS, yang merupakan rekan kerja Najwa Shihab terungkap satu momen terakhir yang justru begitu membekas sebelum kepergian Ibrahim Sjarief.
Sore itu, sebelum berbuka puasa di bulan Ramadhan tahun 2025, Ibrahim Sjarief berada dalam rapat bersama tim redaksi Narasi.
Ibrahim Sjarief mengikuti percakapan serius selama satu setengah jam—substantif, fokus, dan khas dirinya: setiap kata yang diucapkan tak ada yang sia-sia.
Namun, sebelum rapat berakhir, Ibrahim Sjarief mengangkat satu hal kecil tapi menggelitik: karpet di ruangan itu, menurutnya, sudah waktunya diganti.
“Karpet di ruangan ini kayaknya perlu diganti,” kata Ibrahim Sjarief dengan nada rendah, hampir tanpa intonasi, dikutip Kamis (22/5/2025).
Bukan pernyataan yang besar. Bukan permintaan yang mendesak. Tapi bagi yang mengenalnya, kalimat itu seperti penanda: hal paling sederhana pun layak diberi perhatian.
Sesudah berbuka, Ibrahim Sjarief turun menggunakan lift, seperti biasa untuk sebat sejenak.
Di bawah, ia bicara tentang hal-hal besar: tentang Everest, tentang pentingnya bekerja dengan kesadaran taktis.
Salah seorang koleganya sempat berseloroh, “Urusan karpet itu taktis berarti?”
Ibrahim Sjarief hanya tertawa. “Kagak. Emang kayaknya udah waktunya diganti,” jawabnya santai.
Siapa sangka, itu menjadi permintaan terakhir Ibrahim Sjarief sebelum berpulang.
Ibrahim bukanlah figur publik yang tampil di layar. Namun, bagi banyak orang yang pernah bekerja dengannya, ia adalah penentu arah.
Dalam kenangan Zen RS, Ibrahim Sjarief adalah sosok yang selalu menyisihkan waktu untuk obrolan kecil di sela rapat.
Tentang sepeda, tentang gunung, tentang putranya Izzat, tentang diving. Tak ada nasihat panjang, hanya potongan kalimat yang cukup untuk dikenang lama setelah rokok padam dan agenda selesai.
“Kalau masih sempat saya bicara kepadanya, mungkin hanya satu kalimat pendek yang ingin saya ucapkan—datar, tanpa heroisme, tapi buat saya terasa sangat Baim: ‘Karpetnya udah diganti, ya. Bukan karena taktis, tapi karena sepertinya lu benar: memang sudah waktunya’,” tulis Zen RS.
Ibrahim Sjarief Assegaf dimakamkan Rabu (21/5/2025), dalam hujan yang cukup deras, seolah semesta ikut bersedih. Hujan yang membuat tanah terasa berat, dan entah bagaimana, kembali mengingatkan soal karpet.
Ibrahim Sjarief Assegaf dimakamkan di TPU Jeruk Purut, Rabu, 21 Mei 2025.
Ibrahim Sjarief meninggal dunia pada Selasa (20/5/2025) pukul 14.29 WIB di RS PON, Jakarta Timur.
Ibrahim Sjarief meninggal di usia 54 tahun setelah dirawat karena sakit stroke dan pendarahan otak.
Sebagai informasi, Ibrahim Sjarief merupakan seorang pengacara kelahiran Solo, Jawa Tengah, yang menempuh pendidikan di Fakultas Hukum, Universitas Indonesia.