Harga Emas Melonjak: Dolar Melemah, Saham AS Tertekan

Avatar photo

- Penulis

Rabu, 21 Mei 2025 - 16:24 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ragamutama.com – Harga emas global mengalami kenaikan signifikan, melampaui 1 persen pada hari Selasa (20/5) atau Rabu (21/5) waktu Indonesia. Pemicunya adalah pelemahan nilai tukar dolar AS serta penurunan kinerja pasar saham. Kondisi ini terjadi di tengah kekhawatiran terhadap kebijakan tarif yang diterapkan AS dan potensi perundingan damai antara Rusia dan Ukraina yang belum pasti.

Dilansir dari laporan Reuters, harga emas di pasar spot mengalami peningkatan sebesar 1,7 persen, mencapai angka USD 3.284,74 per ons. Sementara itu, harga emas berjangka AS juga ditutup dengan kenaikan yang cukup besar, yaitu 1,6 persen, menjadi USD 3.284,6. Melemahnya nilai dolar membuat harga emas menjadi lebih terjangkau bagi para investor yang menggunakan mata uang selain dolar AS.

Nilai tukar dolar AS kembali tertekan, dipengaruhi oleh sikap hati-hati yang ditunjukkan oleh Federal Reserve terhadap kondisi ekonomi. Sebelumnya, dolar telah mengalami penurunan yang cukup luas pada hari Senin (19/5).

Penurunan nilai dolar ini dipicu oleh keputusan lembaga pemeringkat Moody’s yang menurunkan peringkat utang negara AS. Peringkat tersebut diturunkan satu tingkat, dari “Aaa” menjadi “Aa1”, akibat kekhawatiran terkait peningkatan utang negara yang berkelanjutan.

Baca Juga :  IHSG Anjlok ke 6.000-an, Saham BMRI & BBCA Makin Merosot padahal Laba Tumbuh

Juventus Siap Lepas Dusan Vlahovic di Bursa Transfer

“Ketidakpastian masih mendominasi pasar saat ini. Faktor yang paling berpengaruh adalah penurunan peringkat dari Moody’s dan pelemahan dolar, yang secara keseluruhan mendukung kenaikan harga logam mulia,” ujar David Meger, Direktur Perdagangan Logam di High Ridge Futures.

Pasar saham AS mengalami penurunan karena perhatian investor terfokus pada pemungutan suara penting di Washington mengenai rencana pemotongan pajak besar-besaran yang diusulkan oleh Presiden AS Donald Trump. Emas, di sisi lain, dianggap sebagai aset investasi yang aman dalam periode ketidakpastian geopolitik dan ekonomi.

“Emas diperkirakan akan menghadapi resistensi yang kuat di level USD 3.350, dengan resistensi yang lebih ringan di sekitar USD 3.300. Bahkan, ada kemungkinan emas diperdagangkan dalam kisaran harga baru antara USD 3.150 hingga USD 3.350,” prediksi Phillip Streible, kepala strategi pasar di Blue Line Futures.

Baca Juga :  Nikkei 225 Melesat: Bursa Asia Bergairah di Awal Perdagangan

Ketegangan berkelanjutan antara Rusia dan Ukraina memberikan dampak signifikan terhadap harga platinum dan paladium, menurut Meger. Hal ini disebabkan karena tidak adanya potensi kesepakatan damai dapat mengakibatkan penurunan pasokan di pasar, mengingat Rusia merupakan produsen paladium terbesar di dunia dan produsen platinum terbesar kedua.

Persik Kediri Dirumorkan Bakal Mendatangkan Bek Berpengalaman Lucas Gama

Uni Eropa dan Inggris telah mengumumkan sanksi baru terhadap Rusia pada hari Selasa (20/5), tanpa menunggu partisipasi dari AS. Kebijakan ini diumumkan sehari setelah Presiden Donald Trump berdiskusi dengan Vladimir Putin, namun gagal mendapatkan komitmen gencatan senjata di Ukraina.

Di sisi lain, platinum mencapai titik tertinggi sejak Oktober 2024, melonjak 5 persen menjadi USD 1.048,05. Paladium juga mengalami kenaikan sebesar 4,2 persen menjadi USD 1.015,58, mencapai level tertinggi sejak 4 Februari. Harga perak spot juga menguat, naik 2,1 persen menjadi USD 33,01.

Berita Terkait

BI Turunkan Suku Bunga ke 5,5%, Desakan Ritel pada Bank untuk Kredit Lebih Murah
Prediksi BI: The Fed Pangkas Suku Bunga Dua Kali Tahun 2025
Bank Indonesia Turunkan Suku Bunga Acuan 25 Basis Poin: Dampaknya Bagi Ekonomi
Amankan Pangan: Puluhan Ton Kedelai Impor Dimusnahkan Pemerintah
Gubernur BI Ungkap Alasan Penurunan Suku Bunga Acuan Jadi 5,50%
Sritex Bangkrut: Kisah Pendirian, Kejayaan, dan Akhir Tragis
Harga Minyak Brent Sentuh US$ 66, WTI Naik: Analisis Kenaikan 21 Mei
Saham Asing Diobral Saat IHSG Naik: Peluang atau Jebakan?

Berita Terkait

Kamis, 22 Mei 2025 - 05:04 WIB

BI Turunkan Suku Bunga ke 5,5%, Desakan Ritel pada Bank untuk Kredit Lebih Murah

Kamis, 22 Mei 2025 - 04:16 WIB

Prediksi BI: The Fed Pangkas Suku Bunga Dua Kali Tahun 2025

Kamis, 22 Mei 2025 - 04:08 WIB

Bank Indonesia Turunkan Suku Bunga Acuan 25 Basis Poin: Dampaknya Bagi Ekonomi

Kamis, 22 Mei 2025 - 02:37 WIB

Amankan Pangan: Puluhan Ton Kedelai Impor Dimusnahkan Pemerintah

Kamis, 22 Mei 2025 - 02:24 WIB

Gubernur BI Ungkap Alasan Penurunan Suku Bunga Acuan Jadi 5,50%

Berita Terbaru

technology

Rahasia Algoritma Instagram 2025: Cara Kerja & Tips Sukses

Kamis, 22 Mei 2025 - 05:40 WIB

entertainment

Syahrini Raih Penghargaan di Cannes: Reaksi Resmi UNESCO

Kamis, 22 Mei 2025 - 05:37 WIB

entertainment

Masa Depan Waralaba Mission Impossible: Akankah Filmnya Berakhir?

Kamis, 22 Mei 2025 - 05:16 WIB