Bea Ekspor CPO Naik: Strategi Investasi Aman di Tengah Kebijakan Baru

Avatar photo

- Penulis

Senin, 19 Mei 2025 - 23:12 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ragamutama.com, JAKARTA. Peningkatan tarif pungutan ekspor Crude Palm Oil (CPO) dari 7,5% menjadi 10%, yang akan diberlakukan mulai 17 Mei 2025, diperkirakan akan memberikan dampak pada penurunan margin keuntungan dan pendapatan bersih perusahaan-perusahaan kelapa sawit yang terdaftar di bursa.

Namun, menurut pandangan Ekky Topan, seorang analis dari Infovesta Kapital Advisori, masih terdapat peluang investasi menarik. Peluang ini terletak pada emiten-emiten yang memiliki tingkat ekspor yang rendah dan mampu menjaga efisiensi operasional, seperti PT Triputra Agro Persada Tbk (TAPG) dan PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk (SSMS).

“TAPG merupakan salah satu emiten yang patut diperhatikan dengan seksama. Mengingat proporsi ekspornya yang relatif kecil, TAPG memiliki tingkat risiko yang lebih rendah terhadap dampak dari kebijakan tarif ekspor yang baru,” ungkapnya kepada Kontan, (19/5).

Ia menambahkan bahwa efisiensi operasional yang dimiliki TAPG juga berperan penting dalam menjaga margin keuntungan perusahaan, bahkan di tengah berbagai tekanan eksternal. Untuk TAPG, ia memberikan target harga pada rentang Rp1.000 – Rp 1.060 dalam periode waktu jangka pendek hingga menengah.

Baca Juga :  Harga Minyak Melonjak pada Senin (3/2) Pagi, Tersulut Kebijakan Tarif Trump

Tarif Ekspor CPO Naik, Inilah Tanggapan Sampoerna Agro (SGRO)

“SSMS juga menawarkan daya tarik dari sudut pandang valuasi dan stabilitas kinerja keuangan. Emiten ini dikenal memiliki struktur biaya yang efisien, tingkat profitabilitas yang solid, dan mampu mempertahankan pertumbuhan laba meskipun sektor ini tengah menghadapi tantangan. Jika tren positif ini terus berlanjut, target harga untuk saham SSMS berada di kisaran Rp 1.900 – 2.000,” imbuh Ekky.

Meskipun beberapa emiten diprediksi mampu bertahan, tekanan terhadap sektor kelapa sawit secara keseluruhan tetap terasa. Ekky memperkirakan bahwa akan terjadi koreksi laba bersih di sektor ini sekitar 5% – 10%, bahkan berpotensi lebih dalam jika harga CPO global tidak mengalami penguatan yang signifikan.

“Sinar Mas Agro Resources & Technology (SMAR) dinilai sebagai perusahaan yang paling rentan terkena dampak negatif, terutama karena tingginya tingkat eksposur ekspor, yang mencapai hampir 49,77% dari total penjualan. Kenaikan tarif ini secara otomatis akan mengurangi margin keuntungan perusahaan secara langsung,” jelasnya.

Baca Juga :  Bangun Smelter, Perusahaan Terkendali Alamtri Minerals Indonesia (ADMR) Tambah Modal

Menurutnya, kedua saham tersebut layak untuk dipertimbangkan oleh para investor yang ingin berinvestasi di sektor CPO, namun dengan strategi yang lebih berhati-hati dan defensif.

Lebih lanjut, Ekky mengingatkan bahwa dampak dari kebijakan ini berpotensi berlangsung dalam jangka menengah hingga panjang. Perusahaan-perusahaan mungkin akan terdorong untuk meningkatkan produksi guna mempertahankan margin keuntungan, namun tindakan ini justru dapat menciptakan kondisi oversupply yang pada akhirnya menekan harga.

Kenaikan Tarif Ekspor CPO Sebesar 10%, SSMS Belum Berencana Merevisi Target Keuangan Tahun Ini

Meskipun belum terlihat tanda-tanda penguatan yang signifikan, Ekky memproyeksikan bahwa harga CPO global sepanjang tahun 2025 diperkirakan akan berada dalam kisaran US$ 3.760 – US$ 4.250 per ton.

“Sentimen positif masih tetap ada, didorong oleh kuatnya permintaan domestik dan program biodiesel yang dijalankan oleh pemerintah. Namun, potensi tekanan dari pasokan global dan persaingan dengan soybean oil juga perlu menjadi perhatian,” pungkasnya.

Berita Terkait

Emas Anjlok 0,3% Usai Trump Umumkan Kesepakatan Dagang
IHSG Berpeluang Menguat ke 7.050 Hari Ini, Cermari Saham AADI, ADRO hingga HRTA
IHSG 2025: BRI Danareksa Turunkan Target, Ini Penyebabnya
Investor Asing Borong BMRI-BRIS, BBCA-BBRI Dilepas?
Beli Emas Antam Online: Panduan Mudah untuk Pemula via Website & WhatsApp
SLIK OJK: Cara Cek Riwayat Kredit & Arti Skor BI Checking
Investigasi Saham Rp1,8 Miliar: Bos Ajaib Sekuritas Buka Suara!
Ajaib Sekuritas: Transaksi Rp 1,8 Miliar? Dirut Bantah Kejanggalan!

Berita Terkait

Senin, 7 Juli 2025 - 09:04 WIB

Emas Anjlok 0,3% Usai Trump Umumkan Kesepakatan Dagang

Senin, 7 Juli 2025 - 07:52 WIB

IHSG Berpeluang Menguat ke 7.050 Hari Ini, Cermari Saham AADI, ADRO hingga HRTA

Senin, 7 Juli 2025 - 06:40 WIB

IHSG 2025: BRI Danareksa Turunkan Target, Ini Penyebabnya

Senin, 7 Juli 2025 - 03:47 WIB

Investor Asing Borong BMRI-BRIS, BBCA-BBRI Dilepas?

Senin, 7 Juli 2025 - 03:34 WIB

Beli Emas Antam Online: Panduan Mudah untuk Pemula via Website & WhatsApp

Berita Terbaru

finance

Emas Anjlok 0,3% Usai Trump Umumkan Kesepakatan Dagang

Senin, 7 Jul 2025 - 09:04 WIB

Society Culture And History

Hoyak Tabuik Pariaman Diusulkan Jadi Warisan Budaya UNESCO

Senin, 7 Jul 2025 - 08:47 WIB

Uncategorized

iPhone Bangkit di China Setelah Dua Tahun, Ini Kuncinya

Senin, 7 Jul 2025 - 08:41 WIB