Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) baru-baru ini mengumumkan daftar 32 pemain yang akan dipersiapkan untuk membela tim nasional Indonesia dalam dua pertandingan penting kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia yang akan berlangsung pada bulan Juni 2025. Skuad Garuda dijadwalkan menghadapi tantangan dari tim nasional Cina pada tanggal 5 Juni, sebelum bertolak ke Jepang untuk pertandingan yang digelar pada tanggal 10 Juni. Salah satu nama yang mencuri perhatian dalam daftar pemain yang dipanggil adalah Stefano Lilipaly, seorang gelandang serang yang dulu pernah menjadi pilar utama timnas.
Dipanggilnya kembali Lilipaly ke timnas Indonesia menandakan sebuah lembaran baru dalam perjalanan kariernya sebagai pesepak bola profesional. Dikenal luas sebagai seorang gelandang kreatif dengan kemampuan visi permainan yang istimewa, Lilipaly telah menorehkan perjalanan karier klub yang cukup dinamis sebelum akhirnya menjadi salah satu pemain kunci di tim nasional Indonesia. Berikut ini adalah rekam jejak perjalanan karier klubnya.
Sebelum Berkiprah di Indonesia
Menurut laporan dari Scoremates, Lilipaly mengawali karier sepak bolanya di Belanda bersama klub RKSV DCG selama tiga tahun, sebelum akhirnya bergabung dengan akademi AZ Alkmaar pada tahun 2000. Setahun kemudian, ia memutuskan untuk pindah ke akademi FC Utrecht. Setelah lebih dari satu dekade menempa diri di dalam sistem pembinaan pemain muda Utrecht, Lilipaly akhirnya mendapatkan kesempatan untuk melakukan debut bersama tim utama pada bulan Agustus 2011 dalam sebuah pertandingan liga melawan VVV-Venlo.
Gol perdananya untuk Utrecht tercipta pada bulan Januari 2012, ketika ia berhasil mencetak gol pembuka saat melawan PSV Eindhoven dalam sebuah pertandingan Eredivisie. Namun, karena minimnya kesempatan bermain reguler, ia memutuskan untuk hengkang ke Almere City dengan status bebas transfer pada musim panas tahun 2012.
Bersama Almere City, Lilipaly tercatat tampil dalam 22 pertandingan liga pada musim 2012-2013, dan berhasil mencetak dua gol sebelum akhirnya meninggalkan klub pada bulan Maret 2014. Setelah itu, ia sempat menjajal karier sepak bola di Asia bersama Consadole Sapporo yang berlaga di Liga J2 Jepang. “Di Jepang, saya dapat berkembang sebagai seorang pemain. Klub-klub di sana menerapkan gaya sepak bola kombinasi yang terorganisir dengan baik di lapangan yang indah dan di stadion yang megah. Bukan tanpa alasan Jepang menjadi pesaing terberat di Asia,” ungkap Lilipaly dalam laporan VoetbalPrimeur.
Setelah pengalamannya di Jepang, ia kembali ke Belanda dan bergabung dengan Telstar. Di Telstar, Lilipaly mendapatkan kesempatan bermain yang lebih banyak. Ia berhasil mencetak gol pertamanya untuk klub pada tanggal 28 Agustus 2015 dalam pertandingan melawan Emmen.
Perjalanan karier Lilipaly berlanjut dengan bergabung bersama SC Cambuur pada bulan Januari 2017. Menurut laporan dari Football Tribe, ia berhasil mencetak gol penting dalam debutnya saat melawan mantan klubnya, FC Utrecht, di ajang Piala KNVB. Gol melalui titik penalti tersebut berhasil membawa Cambuur melaju ke babak semifinal Piala KNVB 2017 untuk pertama kalinya dalam sejarah klub tersebut.
Karier Klub di Indonesia
Pada tahun 2014, Lilipaly pertama kali mencicipi atmosfer Liga 1 Indonesia dengan bergabung bersama Persija Jakarta. Setelah satu musim berlalu, ia sempat kembali ke Belanda. Kemudian, ia memutuskan untuk kembali lagi ke Indonesia dan bergabung dengan Bali United pada bulan Agustus 2017. Bersama Bali United, Lilipaly berhasil menyumbangkan dua gelar Liga 1 pada musim 2019 dan 2021-2022. Setelah masa baktinya bersama Bali United berakhir, Lilipaly pindah ke Borneo FC pada bulan Mei 2022. Borneo FC menjadi klub ketiganya di Indonesia.
Muhammad Nurhendra Saputra, Rina Widiastuti turut berpartisipasi dalam penulisan artikel ini
Pilihan Editor: 5 Kejutan Patrick Kluivert Memilih Pemain Indonesia untuk Melawan Cina dan Jepang