Merkantilisme: Pengertian Lengkap dan 5 Aspek Pentingnya untuk Ekonomi

Avatar photo

- Penulis

Senin, 19 Mei 2025 - 06:44 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Di tengah hiruk pikuk persaingan global, setiap negara berlomba-lomba untuk mewujudkan ekonomi yang stabil dan tangguh. Dahulu, sebuah teori ekonomi bernama merkantilisme sempat merajai pemikiran para pemimpin Eropa.

Inti dari teori ini adalah memperkuat pundi-pundi kekayaan negara melalui peningkatan ekspor dan pembatasan impor, dengan tujuan akhir menciptakan surplus perdagangan yang menguntungkan.

Merkantilisme merupakan sebuah sistem ekonomi yang menganggap kepemilikan aset berharga, terutama emas dan perak, sebagai tolok ukur utama kemakmuran suatu bangsa. Peningkatan ekspor dan penekanan impor secara konsisten akan memperbesar cadangan kekayaan negara.

Mari kita selami lebih dalam bagaimana teori merkantilisme ini tumbuh dan berkembang, serta dampaknya yang signifikan terhadap kebijakan ekonomi negara-negara pada masanya. Ikuti uraian lengkapnya berikut ini.

1. Teori merkantilisme lahir dari kebutuhan negara untuk mengamankan kekayaan nasional

Pada zaman dahulu, kejayaan suatu negara tidak hanya diukur dari kekuatan militernya, melainkan juga dari seberapa besar simpanan emas dan perak yang dimilikinya. Negara-negara di Eropa pun berlomba menciptakan sistem ekonomi yang memungkinkan mereka mengumpulkan logam mulia sebanyak-banyaknya.

Dari sinilah gagasan yang menjadi fondasi teori merkantilisme mulai bertumbuh. Seiring dengan meluasnya perdagangan internasional, muncul keinginan untuk menciptakan neraca perdagangan yang selalu surplus, sehingga negara dapat memperoleh pendapatan besar dari aktivitas ekspor.

Sistem ini memandang perdagangan sebagai sebuah permainan zero-sum, di mana keuntungan satu pihak berarti kerugian bagi pihak lain. Oleh karena itu, setiap negara berupaya meminimalkan impor agar tidak kehilangan cadangan emas dan peraknya ke negara lain. Pemerintah memegang peranan krusial dalam mengatur seluruh aktivitas perdagangan.

Pemerintah memiliki peran sentral dalam mengatur arus perdagangan internasional, termasuk menetapkan tarif bea masuk dan merancang peraturan untuk melindungi industri dalam negeri dari persaingan asing. Pemahaman inilah yang menjadi landasan perkembangan teori merkantilisme di berbagai penjuru Eropa.

4 Strategi Ampuh Investor Hadapi  Krisis Ekonomi

4 Strategi Ampuh Investor Hadapi  Krisis Ekonomi

2. Tokoh-tokoh berpengaruh turut menyumbang pemikiran terhadap teori merkantilisme melalui gagasan ekonomi klasik

Jean Bodin, seorang pemikir terkemuka, menekankan betapa pentingnya logam mulia dalam menggerakkan roda perekonomian. Ia berpendapat bahwa kemakmuran suatu negara sangat bergantung pada jumlah emas dan perak yang dimilikinya. Pandangan ini semakin memperkuat keyakinan bahwa setiap negara perlu menggenjot ekspor sebanyak mungkin dan menghindari impor yang tidak perlu.

Baca Juga :  Airlangga Hartarto: Impor AS Aman, Swasembada Pangan Tetap Prioritas

Sementara itu, Thomas Mun, seorang tokoh perdagangan dari Inggris, berpendapat bahwa suatu negara harus senantiasa menjaga agar nilai ekspornya lebih tinggi daripada impornya, sehingga kekayaan nasional tidak mengalir ke luar.

Selain kedua tokoh tersebut, Jean-Baptiste Colbert dari Prancis turut berperan penting dalam memperluas penerapan prinsip-prinsip merkantilisme selama masa jabatannya. Ia mendorong kolaborasi erat antara pemerintah dan pelaku bisnis untuk memperkuat perekonomian nasional.

Di sisi lain, Sir William Petty mulai menyadari pentingnya tenaga kerja dalam menciptakan nilai ekonomi, meskipun tetap berpegang pada kebijakan protektif merkantilisme. David Hume menambahkan analisis dari sisi harga dan kuantitas uang, menjelaskan bahwa akumulasi logam mulia dalam jumlah besar dapat memicu inflasi.

Pemikiran-pemikiran inilah yang memperluas cakupan teori merkantilisme, baik dari segi praktis maupun filosofis.

3. Merkantilisme berkembang menjadi sistem ekonomi yang dikendalikan negara demi kepentingan politik

Ciri khas yang paling menonjol dari sistem ini adalah campur tangan pemerintah yang kuat dalam aktivitas ekonomi. Pengenaan tarif impor yang tinggi berfungsi untuk membatasi masuknya produk asing ke pasar domestik.

Negara juga berupaya mendorong industri lokal agar mampu memenuhi kebutuhan dalam negeri dan bersaing di pasar internasional. Secara tidak langsung, merkantilisme mengarahkan negara menjadi entitas ekonomi yang mandiri dan mengandalkan kekuatan internal sebagai modal utama untuk mencapai kemajuan.

Pemerintah tidak hanya mengatur, tetapi juga berinvestasi langsung dalam sektor-sektor strategis. Contohnya, dengan memberikan subsidi kepada industri manufaktur atau mengatur jalur pelayaran dagang melalui sistem monopoli. Tujuannya adalah agar seluruh transaksi dapat dikendalikan dan hasil ekspor dapat dimaksimalkan.

Tidak jarang, negara melakukan penjajahan semata-mata untuk mendapatkan sumber daya dan memperluas pasar. Hal ini menunjukkan bahwa merkantilisme tidak dapat dipisahkan dari konteks kekuasaan dan dominasi antarnegara.

IMF: Risiko Ekonomi Global Naik Hampir 2 Kali Lipat

IMF: Risiko Ekonomi Global Naik Hampir 2 Kali Lipat

4. Penerapan merkantilisme berdampak besar pada hubungan antarnegara

Dalam praktiknya, teori ini memicu persaingan ketat antarnegara Eropa. Inggris, Prancis, Spanyol, dan Belanda saling berlomba untuk mendirikan koloni di berbagai belahan dunia. Tujuan utamanya adalah menguasai jalur perdagangan dan memperoleh bahan baku murah.

Baca Juga :  Prabowo Tawarkan Albanese Liburan Naik Kuda di Hambalang

Wilayah jajahan dijadikan sebagai sumber pemasok dan pasar potensial bagi barang-barang hasil produksi dalam negeri. Skema semacam ini berlangsung selama berabad-abad dan membentuk tatanan ekonomi global yang tidak seimbang.

Banyak negara jajahan dieksploitasi untuk memenuhi kebutuhan ekspor negara induk. Akibatnya, sistem merkantilisme tidak hanya memperkuat negara-negara Eropa, tetapi juga memperlebar jurang ketimpangan antara negara maju dan berkembang.

Meskipun memberikan kekayaan besar bagi negara penjajah, sistem ini menciptakan ketergantungan ekonomi yang sulit diputus oleh negara koloni. Situasi tersebut menjadi latar belakang munculnya kritik terhadap praktik merkantilisme di kemudian hari.

5. Runtuhnya dominasi merkantilisme membuka jalan bagi lahirnya pendekatan ekonomi modern

Seiring berjalannya waktu, banyak ekonom mulai mempertanyakan efektivitas merkantilisme. Salah satu kritik utama datang dari Adam Smith, yang memopulerkan sistem ekonomi liberal melalui karyanya The Wealth of Nations.

Ia menolak pandangan bahwa perdagangan adalah permainan zero-sum, dan memperkenalkan konsep keunggulan absolut sebagai dasar perdagangan internasional. Pandangan ini memberikan alternatif baru terhadap sistem ekonomi yang terlalu protektif dan menutup diri dari dinamika global.

Pemikiran Smith membuka jalan bagi kemunculan sistem ekonomi kapitalisme dan perdagangan bebas. Negara mulai mengurangi campur tangan dalam aktivitas ekonomi dan memberikan kebebasan kepada pelaku usaha untuk bersaing di pasar terbuka.

Meskipun merkantilisme telah berakhir, pengaruhnya masih terasa dalam berbagai bentuk proteksionisme modern. Beberapa negara tetap menerapkan tarif tinggi, subsidi industri, dan regulasi ketat sebagai cara mempertahankan kestabilan ekonomi domestik. Artinya, meskipun sudah bergeser, semangat merkantilisme masih hidup dalam kebijakan ekonomi kontemporer.

Merkantilisme adalah sistem ekonomi yang pernah menjadi landasan strategi nasional di masa lalu, dengan mengutamakan akumulasi kekayaan melalui perdagangan internasional yang menguntungkan. Meskipun telah banyak ditinggalkan, prinsip-prinsip dasar dari teori ini tetap muncul dalam kebijakan proteksionisme modern.

Dengan memahami akar sejarah dan penerapan teori ini, Anda dapat lebih kritis dalam menilai arah kebijakan ekonomi yang dijalankan oleh suatu negara di masa kini.

4 Istilah Ekonomi Kekinian yang Harus Kamu Tahu biar Gak Kudet 

4 Istilah Ekonomi Kekinian yang Harus Kamu Tahu biar Gak Kudet 

Berita Terkait

Kapolri Pastikan Proses Hukum Kasus Ijazah Jokowi Berlanjut: Update Terbaru
Lima Negara Amerika Latin Dapat Nikmati Bebas Visa ke China
Joe Biden: Diagnosa Kanker Prostat Ganas, Kondisi Kesehatan Presiden AS
Mega Serahkan Surat UNESCO Geopark Toba ke Masinton: Apa Artinya?
Bahlil Temui Sri Sultan: Golkar Lanjutkan Tradisi Silaturahmi Tokoh Senior di Yogyakarta
Ganjar Ungkap Tiga Prioritas PDIP untuk Kepala Daerah Baru
Prabowo Akan Bertemu Raja Thailand Maha Vajiralongkorn dan PM Paetongtarn
Pidato Prabowo di Kongres PP TIDAR: Bongkar Korupsi hingga Jabatan 2 Periode

Berita Terkait

Senin, 19 Mei 2025 - 12:29 WIB

Kapolri Pastikan Proses Hukum Kasus Ijazah Jokowi Berlanjut: Update Terbaru

Senin, 19 Mei 2025 - 11:41 WIB

Lima Negara Amerika Latin Dapat Nikmati Bebas Visa ke China

Senin, 19 Mei 2025 - 08:56 WIB

Joe Biden: Diagnosa Kanker Prostat Ganas, Kondisi Kesehatan Presiden AS

Senin, 19 Mei 2025 - 06:44 WIB

Merkantilisme: Pengertian Lengkap dan 5 Aspek Pentingnya untuk Ekonomi

Senin, 19 Mei 2025 - 02:16 WIB

Mega Serahkan Surat UNESCO Geopark Toba ke Masinton: Apa Artinya?

Berita Terbaru