Ragamutama.com – JAKARTA. Nilai tukar rupiah menunjukkan ketangguhannya dengan mencatatkan penguatan selama tiga hari berturut-turut pada perdagangan minggu lalu. Didukung oleh sentimen global yang cenderung optimis, prospek penguatan rupiah diperkirakan akan berlanjut memasuki awal pekan perdagangan mendatang.
Pada penutupan perdagangan Jumat (16/5), nilai rupiah di pasar spot berada pada posisi Rp 16.445 per dolar Amerika Serikat (AS), mengalami kenaikan sebesar 0,51% dibandingkan hari sebelumnya. Sementara itu, berdasarkan data Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) yang dirilis oleh Bank Indonesia pada akhir perdagangan Jumat (16/5), rupiah berhasil membukukan penguatan sebesar 0,67% dari hari perdagangan sebelumnya, melanjutkan tren positif yang telah berlangsung selama dua hari berturut-turut.
Alwy Assegaf, dari Research & Development PT Trijaya Pratama Futures, berpendapat bahwa penguatan nilai rupiah yang terjadi pada minggu lalu sangat dipengaruhi oleh dinamika perang dagang, yang memang menjadi fokus utama perhatian pasar selama ini.
Dalam Sepekan Otot Rupiah Agak Menguat, Simak Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya
Menurut Alwy, meredanya ketegangan dalam perang dagang memberikan sentimen positif bagi berbagai aset berisiko, termasuk rupiah yang merupakan mata uang dari negara emerging market.
Selain itu, Alwy juga menyoroti data-data ekonomi dari Amerika Serikat (AS) yang memberikan tekanan pada dolar AS. Penurunan indeks harga produsen (PPI) sebesar 0,4%, serta akumulasi penurunan core PPI sebesar 2,4%, menurut Alwy, meningkatkan ekspektasi bahwa Bank Sentral AS (The Fed) akan mengambil langkah untuk memangkas suku bunga.
“Potensi pemangkasan suku bunga yang lebih besar dari perkiraan pasar menyebabkan indeks dolar mengalami koreksi terhadap mata uang lainnya, yang pada akhirnya memberikan keuntungan bagi nilai tukar rupiah,” jelas Alwy kepada Kontan, Jumat (16/5).
Dengan mempertimbangkan sentimen yang ada saat ini, Alwy memprediksi bahwa penguatan rupiah masih akan terus berlanjut setidaknya hingga hari Senin (19/5). Alwy mendasarkan penilaiannya pada outlook inflow yang positif di pasar saham.
Senada dengan pandangan tersebut, Chief Analyst Doo Financial Futures, Lukman Leong, juga meyakini bahwa rupiah masih akan melanjutkan tren penguatannya, didorong oleh sentimen risk-on yang masih terasa.
“Sentimen risk on, meskipun mulai sedikit melemah, namun masih belum sepenuhnya hilang, akan mendorong penguatan nilai tukar rupiah. Terlebih lagi, jika terdapat kesepakatan baru yang terjadi, misalnya dari India, Jepang, atau Korea,” ungkap Lukman kepada Kontan, Minggu (18/5).
Perang Dagang Mereda dan Ekspektasi Pemangkasan Suku Bunga Topang Rupiah Pekan Ini
Dari sisi domestik, Lukman menyebutkan bahwa Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) yang dijadwalkan pada hari Rabu (21/5) mendatang perlu dipantau untuk memahami arah pergerakan nilai tukar rupiah.
Lukman memproyeksikan bahwa nilai rupiah akan bergerak dalam kisaran Rp 16.400–Rp 16.500 per dolar AS pada perdagangan hari Senin (19/5).
Sementara itu, Alwy menyampaikan bahwa area support untuk rupiah berada di kisaran Rp 16.250–Rp 16.170 per dolar AS, sedangkan area resistance berada di kisaran Rp 16.500–Rp 16.600 per dolar AS.