Perdana Menteri Australia, Anthony Albanese, baru-baru ini menyampaikan apresiasinya yang mendalam terhadap laju pertumbuhan ekonomi Indonesia, dengan menyebutnya sebagai jantung penggerak kemajuan di kawasan Indo-Pasifik.
Dalam lawatannya ke Jakarta, yang menandai pertemuan bilateral perdana setelah terpilih kembali sebagai pucuk pimpinan Australia, Albanese menyoroti betapa krusialnya jalinan kemitraan antara Australia dan Indonesia. Bukan hanya dalam konteks hubungan dua negara, melainkan juga dalam dinamika geopolitik regional yang lebih luas.
“Kehadiran saya di Indonesia ini adalah cerminan dari keyakinan bahwa tidak ada relasi yang lebih fundamental bagi Australia selain hubungan kita dengan Indonesia. Dan tidak ada negara lain yang perannya lebih signifikan bagi kemakmuran, keamanan, dan stabilitas Indo-Pasifik selain Indonesia,” ungkap Albanese di Istana Negara, Kamis (15/5).
Albanese menekankan bahwa Indonesia telah menjadi pemain kunci dalam kancah perekonomian global dan regional. Dengan populasi yang menempatkannya sebagai negara terbesar keempat di dunia, Indonesia diproyeksikan akan menjelma menjadi kekuatan ekonomi terbesar kelima pada penghujung dekade mendatang.
“Wilayah ini mengalami pertumbuhan paling pesat sepanjang sejarah umat manusia, dan Indonesia berdiri tegak di pusat momentum pertumbuhan tersebut,” ujarnya dengan penuh keyakinan.
Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa kesuksesan yang diraih Indonesia tidak semata-mata didorong oleh skala pasar yang besar atau posisi geografis yang strategis, melainkan juga berkat implementasi program pembangunan nasional yang memberikan dampak positif secara langsung terhadap kualitas hidup masyarakat. Salah satu contoh yang ia tekankan adalah inisiatif penyediaan makanan bergizi gratis yang digagas oleh Presiden Prabowo, yang ia nilai sebagai program pembangunan yang secara nyata meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Albanese juga menggarisbawahi pentingnya peran perdagangan bebas dan berkeadilan, serta stabilitas politik sebagai fondasi yang kokoh bagi kemakmuran kawasan. Ia menyampaikan dukungan penuh dari Australia terhadap aspirasi Indonesia untuk menjadi anggota Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD) serta bergabung dalam perjanjian perdagangan bebas CPTPP.
Selain itu, kerja sama di bidang pertahanan turut menjadi fokus utama dalam kunjungan tersebut. Albanese menyoroti perjanjian kerja sama pertahanan yang telah ditandatangani bersama Prabowo di Canberra pada Agustus 2024, yang ia sebut sebagai tonggak paling signifikan dalam kemitraan keamanan antara Australia dan Indonesia dalam tiga dekade terakhir. Perjanjian ini membuka pintu bagi kolaborasi baru di berbagai bidang, mulai dari keamanan maritim, kontra-terorisme, hingga penanggulangan bencana. Namun, ia menegaskan bahwa kerja sama ini bukanlah akhir dari perjalanan panjang hubungan kedua negara.
“Saya tidak memandang perjanjian ini sebagai titik akhir, melainkan sebagai langkah maju berikutnya. Saya ingin kita menetapkan target yang lebih ambisius, melangkah lebih jauh, dan bekerja sama dengan lebih erat lagi,” tandasnya.
Dalam penutup pidatonya, Albanese menyinggung sejarah panjang hubungan yang telah terjalin sejak awal kemerdekaan Indonesia. Ia mengingatkan bahwa Australia adalah salah satu negara pertama yang secara terbuka memberikan dukungan terhadap perjuangan kemerdekaan Indonesia pada tahun 1945. Menurutnya, dukungan tersebut mencerminkan nilai-nilai kemerdekaan dan solidaritas yang dijunjung tinggi oleh bangsa Australia.
“Bapak Presiden, ketika ayah Anda berjuang untuk menggalang dukungan internasional terhadap blokade Belanda, para buruh Australia melakukan aksi boikot terhadap kapal-kapal Belanda di pelabuhan-pelabuhan kami,” kenangnya.
Ia pun menegaskan bahwa masa depan hubungan kedua negara tidak hanya bergantung pada perjanjian antar pemerintah, melainkan juga pada kedekatan antar masyarakat. Ia berharap agar warga Australia dan Indonesia dapat terus bekerja sama bahu-membahu untuk menjaga stabilitas, kemakmuran, dan keamanan kawasan Indo-Pasifik yang menjadi warisan bersama.
“Saya mengucapkan terima kasih, Bapak Presiden. Merupakan suatu kehormatan besar bagi saya untuk mewakili negara yang saya cintai, di kawasan yang kita bagi bersama dan kita cintai bersama,” pungkasnya dengan tulus.