“`html
Ragamutama.com – , Jakarta – Sebuah peristiwa bersejarah terjadi di Riyadh, ibu kota Arab Saudi, pada hari Rabu, 14 Mei 2025. Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, untuk pertama kalinya bertemu dengan Presiden Suriah, Ahmad al-Sharaa.
Kabar mengenai pertemuan penting ini dikonfirmasi oleh Gedung Putih dan berbagai media Saudi, seperti yang dilaporkan oleh kantor berita Anadolu.
Dalam pertemuan tersebut, Presiden Trump menekankan pentingnya perbaikan hubungan antara Suriah dan Israel. Ia memanfaatkan kesempatan ini untuk menyerukan kepada Presiden sementara Suriah, Ahmed al-Sharaa, agar menjajaki kemungkinan normalisasi hubungan.
Trump mendesak al-Sharaa untuk mempertimbangkan penandatanganan Perjanjian Abraham dan meminta semua “elemen teroris asing” untuk meninggalkan wilayah Suriah, demikian pernyataan resmi dari Gedung Putih.
Pertemuan singkat yang berlangsung di Arab Saudi ini terjadi setelah Amerika Serikat mencabut sanksi ekonomi terhadap Suriah. Trump menjelaskan bahwa langkah ini diambil dengan harapan dapat “memberi mereka kesempatan untuk bangkit kembali.”
Selama kunjungan empat harinya ke Timur Tengah, Trump juga menyampaikan pidato penting di hadapan para pemimpin negara-negara Teluk. Dalam pidatonya, ia menegaskan kembali keinginannya untuk mencapai kesepakatan dengan Iran, namun dengan syarat bahwa Teheran harus menghentikan segala bentuk “dukungan terhadap terorisme.”
Saat ini, Presiden Trump dilaporkan sedang dalam perjalanan menuju Qatar untuk menghadiri jamuan makan malam kenegaraan yang telah dijadwalkan.
Sebelumnya, seorang pejabat Gedung Putih mengonfirmasi bahwa Trump telah menyetujui untuk bertemu dengan al-Sharaa selama kunjungannya ke Arab Saudi pada hari Rabu.
Pada hari Selasa, saat menghadiri Forum Investasi Saudi-AS 2025 di Riyadh, Trump mengumumkan rencananya untuk mencabut sanksi AS yang selama ini dianggap “brutal dan melumpuhkan” terhadap Suriah, dengan tujuan memberi negara itu “kesempatan untuk meraih kejayaan.”
Trump tiba di Arab Saudi pada hari Selasa, menandai dimulainya tur ke negara-negara Teluk, yang juga mencakup kunjungan ke Qatar dan Uni Emirat Arab.
Seperti yang dilansir oleh Al Arabiya, Trump menyatakan bahwa ia akan memerintahkan pencabutan seluruh sanksi terhadap Suriah atas instruksi langsung dari Putra Mahkota Arab Saudi, Mohammed bin Salman. Hal ini menjadi angin segar bagi al-Sharaa dalam upayanya untuk menstabilkan negara yang dilanda kehancuran akibat perang.
Menteri Luar Negeri Suriah menyambut baik keputusan Trump untuk mencabut sanksi, menyebutnya sebagai “momen penting” bagi negaranya.
Dalam pernyataan kepada kantor berita pemerintah Suriah, SANA, Menlu Suriah Asaad al-Shaibani mengungkapkan apresiasinya terhadap pengumuman Trump, menggambarkannya sebagai “titik balik krusial bagi rakyat Suriah, saat kita bergerak menuju masa depan yang stabil, mandiri, dan rekonstruksi sejati setelah bertahun-tahun dilanda perang yang dahsyat.”
Amerika Serikat sebelumnya menjatuhkan sanksi berat terhadap Suriah di bawah pemerintahan Bashar al-Assad, dan sanksi tersebut tetap diberlakukan bahkan setelah ia digulingkan dari kekuasaan pada bulan Desember setelah lebih dari 13 tahun konflik.
Pilihan Editor: Trump Dijadwalkan Bertemu Presiden Suriah Ahmadal-Sharaa Hari Ini
“`