Warga Sipil Terlibat Pemusnahan Amunisi TNI di Garut: Alasan dan Penjelasan Lengkap

Avatar photo

- Penulis

Rabu, 14 Mei 2025 - 19:04 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Tragedi memilukan terjadi di pesisir Desa Sagara, Kecamatan Cibalong, Kabupaten Garut, Jawa Barat, pada Senin, 12 [Tahun yang akan datang]. Insiden ledakan saat proses pemusnahan amunisi kedaluwarsa merenggut nyawa 13 orang. Identifikasi menunjukkan korban terdiri dari 4 personel TNI AD dan 9 warga sipil.

Keluarga korban dari kalangan sipil mengungkapkan bahwa anggota keluarga mereka saat itu tengah membantu sebagai tenaga perbantuan dalam kegiatan pemusnahan tersebut.

Dede (43), istri dari almarhum Endang Rahmat, menjelaskan bahwa suaminya bekerja sebagai sopir yang mengangkut amunisi. Menurutnya, keterlibatan suaminya bermula dari ajakan Rustiawan, yang juga menjadi korban jiwa dalam peristiwa ini.

“Awalnya saya mendapat kabar adik saya meninggal. Tapi saya belum yakin betul, apakah dia sedang menyusun amunisi yang akan dimusnahkan atau sedang melakukan apa,” ungkap Dede saat ditemui di RSUD Pameungpeuk pada hari Rabu (13/5).

Sementara itu, Siti Aminah, kakak ipar dari almarhum Toto Hermanto, menuturkan bahwa adiknya bertugas sebagai penyusun amunisi.

“Iya, dia bertugas menyusun amunisi yang akan dimusnahkan karena sudah kedaluwarsa. Sebelumnya, semua berjalan aman dan kondusif,” katanya.

Keterlibatan warga sipil sebagai tenaga perbantuan dalam kegiatan pemusnahan amunisi yang sudah tidak layak pakai ini diketahui oleh pihak berwenang setempat.

“Kerja sama dengan TNI, warga diperbantukan sebagai kuli,” ujar Sekretaris Desa Sagara, Agus Susanto, saat dihubungi oleh awak media pada hari Rabu (14/5).

Baca Juga :  Warga Jombang Gerebek Rumah Kontrakan yang Diduga jadi Tempat Praktik Prostitusi

Camat Cibalong, Faizal, menambahkan bahwa kerja sama tersebut terjalin melalui perantara Ruh atau Rustiawan, yang juga menjadi korban dalam insiden tersebut. Menurut pengetahuannya, Ruh memiliki hubungan baik dengan pihak TNI.

“Ruh adalah ketua kelompok pekerja perbantuan. Sepengetahuan saya, beliau itu low profile dan memiliki kedekatan dengan pihak TNI,” jelasnya saat ditemui di kantor Kecamatan Cibalong pada hari Rabu (14/5).

Apakah Para Korban Memiliki Sertifikat?

Siti Aminah membantah kabar bahwa almarhum adik iparnya, Toto Hermanto, meninggal dunia saat mencoba memungut serpihan amunisi kedaluwarsa yang telah diledakkan. Ia menegaskan bahwa Toto adalah tenaga perbantuan dalam kegiatan pemusnahan amunisi dan bahkan memiliki sertifikat.

“Bukan pemungut puing. Dia memiliki sertifikat untuk pekerjaan ini,” tegasnya usai pemakaman Toto pada hari Selasa (13/5).

Aminah menjelaskan bahwa adik iparnya telah menjadi tenaga perbantuan selama 4 tahun. Tidak hanya di Desa Sagara, Garut, ia juga pernah bertugas di Sulawesi.

Ketika ditanya mengenai jenis sertifikat yang dimaksud, pihak kewilayahan di Desa dan Kecamatan mengaku kurang mengetahuinya.

“Kalau soal sertifikat, saya kurang tahu karena saya tidak mengikuti prosesnya sampai selesai,” kata Sekdes Agus.

Sementara itu, Camat Cibalong, Faizal, mengatakan, “Saya juga belum pernah melihat secara fisik sertifikatnya seperti apa.”

Baca Juga :  Dewas KPK Proses Laporan Hasto Terhadap Penyidik KPK Rossa Purbo Bekti

Ketika ditanya apakah warga yang terlibat diberikan pelatihan atau pengetahuan sebagai tenaga perbantuan dalam pemusnahan amunisi, Faizal juga mengaku kurang paham mengenai hal tersebut.

Keterangan dari Kadispenad

Kepala Dinas Penerangan TNI AD, Brigjen TNI Wahyu Yudhayana, menyatakan bahwa pihaknya masih menyelidiki keberadaan warga sipil di lokasi kejadian saat pemusnahan amunisi.

“Penyebab kejadian ini masih dalam tahap penyelidikan oleh tim TNI Angkatan Darat, termasuk terkait dengan keberadaan korban sipil,” tambahnya.

Wahyu menjelaskan bahwa ledakan terjadi sekitar pukul 09.30 WIB. Sebelumnya, TNI AD telah melakukan pemusnahan amunisi di dua lubang sumur yang telah disiapkan. Pengecekan personel dan lokasi telah dilakukan, dan semua dinyatakan aman. Proses pemusnahan di kedua lubang tersebut berjalan lancar.

Selain dua lubang sumur tersebut, tim juga menyiapkan satu lubang lain yang akan digunakan untuk menghancurkan detonator yang telah digunakan dalam penghancuran di dua sumur sebelumnya.

Namun, saat persiapan pemusnahan di lubang ketiga sedang berlangsung, ledakan tiba-tiba terjadi.

“Saat tim penyusun munisi tengah menyusun detonator di dalam lubang tersebut, tiba-tiba terjadi ledakan dari dalam lubang yang mengakibatkan 13 orang meninggal dunia,” pungkas Wahyu.

Berita Terkait

MA Tolak Kasasi, Harvey Moeis Tetap 20 Tahun Penjara
HUT Bhayangkara, Listyo Sigit Beberkan Langkah Polri Berantas Judi Online Hingga Menanam Jagung
Prasetyo Boeditjahjono: 9 Tahun Bui Menanti Mantan Dirjen Kereta Api
Bejat! Guru Ngaji Tebet Cabuli Murid, Modus Hadas
KPK Sita Rp 231 Juta dari Hasil OTT di Sumatera Utara
KPK Kejar Aliran Dana Korupsi Proyek Jalan Sumut, Siapa Terseret?
OTT Mandailing Natal: KPK Jerat 5 Tersangka Korupsi!
Setiyono MasterChef 3: Profil & Kasus Pelecehan Anak Sesama Jenis

Berita Terkait

Rabu, 2 Juli 2025 - 13:46 WIB

MA Tolak Kasasi, Harvey Moeis Tetap 20 Tahun Penjara

Rabu, 2 Juli 2025 - 06:47 WIB

HUT Bhayangkara, Listyo Sigit Beberkan Langkah Polri Berantas Judi Online Hingga Menanam Jagung

Senin, 30 Juni 2025 - 16:35 WIB

Prasetyo Boeditjahjono: 9 Tahun Bui Menanti Mantan Dirjen Kereta Api

Senin, 30 Juni 2025 - 01:52 WIB

Bejat! Guru Ngaji Tebet Cabuli Murid, Modus Hadas

Minggu, 29 Juni 2025 - 10:03 WIB

KPK Sita Rp 231 Juta dari Hasil OTT di Sumatera Utara

Berita Terbaru

crime

MA Tolak Kasasi, Harvey Moeis Tetap 20 Tahun Penjara

Rabu, 2 Jul 2025 - 13:46 WIB

Public Safety And Emergencies

Penjelasan Dispenad soal Video Viral Anak Jatuh dari Bus Mabes AD

Rabu, 2 Jul 2025 - 13:10 WIB

finance

Inflasi Rendah, Buka Ruang BI Pangkas Suku Bunga Lagi

Rabu, 2 Jul 2025 - 13:04 WIB