JTrust Bank: Kapan Suspensi Saham Berakhir dan Free Float Dipenuhi?

Avatar photo

- Penulis

Selasa, 13 Mei 2025 - 18:35 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ragamutama.com, JAKARTA – Usaha PT Bank JTrust Indonesia Tbk (BCIC) untuk mematuhi regulasi Bursa Efek Indonesia (BEI) terkait ketentuan saham free float tampaknya masih menemui jalan terjal. Ironisnya, perdagangan saham BCIC telah dihentikan sementara (suspensi) sejak awal tahun 2025.

Sebagaimana diketahui, BEI memberlakukan kewajiban bagi seluruh perusahaan tercatat (emiten) untuk memenuhi persyaratan minimum free float sebesar 7,5% dari total saham yang beredar, serta memiliki minimal 300 investor ritel. Hingga akhir April 2025, proporsi saham free float yang dimiliki publik pada bank yang sebagian besar sahamnya dikuasai investor Jepang ini baru mencapai sekitar 6,17%.

Data kepemilikan saham menunjukkan bahwa J Trust Co. Ltd. masih menjadi pemegang saham mayoritas BCIC dengan porsi mencapai 64,12% dari total saham beredar. Selain itu, J Trust Asia Pte. Ltd. juga memegang porsi signifikan, yaitu sebesar 19,32% saham BCIC.

Pengendali Agresif Menambah Saham, Free Float Saham Tempo Scan (TSPC) Semakin Menyusut

Ketika dimintai keterangan, representasi dari manajemen J Trust Bank menyatakan bahwa perusahaan terus berupaya untuk memenuhi persyaratan terkait free float tersebut. Namun, belum ada kepastian mengenai kapan target tersebut dapat dicapai.

Baca Juga :  ADRO: Penurunan Pendapatan & Laba Bersih Alamtri Resources Kuartal I 2025

“Perseroan terus berupaya agar segera memenuhi persyaratan free float, dan tidak ada rencana untuk melakukan delisting,” jelas perwakilan manajemen J Trust Bank kepada Kontan, beberapa waktu lalu.

Sebagai catatan, BCIC akan menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) yang diagendakan pada tanggal 23 Mei 2025. Akan tetapi, agenda RUPS tersebut tidak mencakup pembahasan mengenai pemenuhan kewajiban free float.

Agenda RUPS meliputi beberapa poin penting, antara lain Persetujuan Laporan Tahunan dan Pengesahan Laporan Keuangan, Penetapan gaji atau honorarium beserta fasilitas dan tunjangan untuk tahun buku 2025, Penunjukan Akuntan Publik dan Kantor Akuntan Publik, Persetujuan atas Rencana Aksi Pemulihan (Recovery Plan), hingga Perubahan Susunan Anggota Direksi dan Dewan Komisaris Perseroan.

Net Sell Asing Capai Rp 30 Triliun Sejak Awal Tahun, Saham-Saham Ini Paling Banyak Dilepas

Sementara itu, Investment Analyst Edvisor Profina Visindo, Indy Naila, berpendapat bahwa BCIC seharusnya lebih proaktif dari sisi manajemen dalam menarik minat investor, sehingga likuiditas meningkat dan harga saham menjadi lebih stabil. Namun, ia mengamati bahwa BCIC mungkin enggan memenuhi persyaratan free float karena berpotensi mengurangi kontrol dari pihak pengendali.

Baca Juga :  Rosan Roeslani Klarifikasi Kabar Ray Dalio Mundur dari Danantara

“Padahal, free float ini memiliki manfaat jangka panjang karena dapat meningkatkan reputasi perusahaan dan menarik investor,” kata Indy.

Lebih lanjut, Indy mengamati bahwa sebelum sahamnya disuspensi, tren harga BCIC cenderung fluktuatif. Kurangnya minat dari investor juga disebabkan oleh tantangan dalam memperbaiki kinerja keuangan, baik dari sisi likuiditas maupun profitabilitas.

Terakhir kali saham BCIC diperdagangkan sebelum suspensi adalah pada tanggal 30 Januari, dengan harga Rp 170 per saham. Harga tersebut telah mengalami penurunan sekitar 9,09% sejak awal tahun 2025.

IHSG Terkoreksi 7,54% Sejak Awal Tahun, Lima Saham Top Leaders Ini Melonjak Ratusan Persen

Di tengah upaya pemenuhan aturan free float, santer terdengar kabar bahwa BCIC berencana untuk diakuisisi. Nilai tawaran akuisisi tersebut dikabarkan mencapai Rp 1,7 triliun, namun masih dalam tahap penjajakan awal.

Namun, pihak manajemen JTrust enggan memberikan komentar lebih lanjut terkait rumor tersebut. Mereka hanya menyatakan bahwa tidak mengetahui adanya rencana akuisisi tersebut.

“Wah, saya tidak tahu, dengar dari mana?” ucap perwakilan manajemen J Trust Bank secara singkat.

Berita Terkait

Djarum Investasi Rp 1 Triliun di HEAL: Peluang Saham Rumah Sakit?
Net Sell Jumbo Asing: Saham Apa Saja yang Diobral?
Sejumlah Emiten Investasi Berupaya Pulihkan Kinerja, Cermati Rekomendasi Analis
Harga Emas Antam Ambrol Hari Ini, Termurah Mulai Rp992.000
Harga Emas Antam Anjlok Rp 23.000 Menjadi Rp 1.884.000 Per Gram Pada Hari Ini (28/6)
Diborong Grup Djarum, Harga Saham Ini Membumbung Tinggi, Apakah Saatnya Beli / Jual?
Menguat di Akhir Pekan, Bagaimana Proyeksi IHSG Awal Pekan Depan?
PM Anwar: Potensi Investasi Indonesia-Malaysia Besar, Bisa Lebih Dioptimalkan

Berita Terkait

Sabtu, 28 Juni 2025 - 12:51 WIB

Djarum Investasi Rp 1 Triliun di HEAL: Peluang Saham Rumah Sakit?

Sabtu, 28 Juni 2025 - 12:27 WIB

Net Sell Jumbo Asing: Saham Apa Saja yang Diobral?

Sabtu, 28 Juni 2025 - 12:03 WIB

Sejumlah Emiten Investasi Berupaya Pulihkan Kinerja, Cermati Rekomendasi Analis

Sabtu, 28 Juni 2025 - 09:37 WIB

Harga Emas Antam Ambrol Hari Ini, Termurah Mulai Rp992.000

Sabtu, 28 Juni 2025 - 09:02 WIB

Harga Emas Antam Anjlok Rp 23.000 Menjadi Rp 1.884.000 Per Gram Pada Hari Ini (28/6)

Berita Terbaru

politics

MK Ketok Palu: Reaksi DPR soal Pemilu Nasional & Daerah

Sabtu, 28 Jun 2025 - 13:09 WIB

finance

Net Sell Jumbo Asing: Saham Apa Saja yang Diobral?

Sabtu, 28 Jun 2025 - 12:27 WIB