Ragamutama.com – Harga Bitcoin (BTC) hampir mencapai ambang psikologis US$106.000 pada hari Senin (12/5), namun gelombang aksi ambil untung mendorong harga kembali ke sekitar US$101.400. Situasi ini memicu spekulasi tentang kemungkinan koreksi lanjutan sebelum BTC dapat mencetak rekor harga tertinggi yang baru.
Menurut data dari platform analitik Alphractal, level US$106.000 berpotensi menjadi area di mana banyak investor mengambil keuntungan (profit-taking zone), terutama oleh investor jangka panjang dan pemilik Bitcoin dalam jumlah besar (whale) yang melihat kesempatan untuk melakukan likuidasi di wilayah harga tersebut.
American Bitcoin yang Didukung Eric Trump akan Go Publik, Catatkan Sahamnya di Nasdaq
Mengutip dari Cointelegraph, CEO Alphractal, Joao Wedson, menyatakan bahwa BTC saat ini berada dalam zona “Alpha Price”, sebuah titik kritis di mana tekanan jual cenderung meningkat secara signifikan.
Dari sudut pandang teknikal, BTC sempat bergerak dalam pola kanal menaik (ascending channel) pada grafik jangka pendek. Namun, terjadi breakout ke bawah yang mengindikasikan melemahnya momentum bullish.
Tekanan koreksi juga diperkuat oleh potensi long squeeze, mengingat lebih dari US$3,4 miliar posisi long dengan leverage berisiko mengalami likuidasi jika harga turun di bawah US$100.000.
Zona harga ini menjadi target perhatian berikutnya, terutama menjelang pengumuman data inflasi AS yang akan datang.
Kesepakatan Dagang AS-China Bisa Ungkap Peran Bitcoin Sebagai Aset Safe Haven
CPI AS Jadi Katalis Penting
Para pelaku pasar mulai mengurangi risiko (de-risking) menjelang publikasi data Consumer Price Index (CPI) Amerika Serikat pada tanggal 13 Mei.
Konsensus memperkirakan bahwa data CPI bulan April akan stagnan di angka 2,4%, sama dengan bulan sebelumnya, seiring dengan stabilnya harga energi dan pertumbuhan upah yang moderat.
Jika data CPI lebih rendah dari yang diperkirakan, ini dapat menjadi katalis positif bagi Bitcoin dan aset berisiko lainnya, memberikan indikasi bahwa The Fed mungkin akan mempertimbangkan pemangkasan suku bunga pada tahun 2025.
Sebaliknya, data CPI yang lebih tinggi dari ekspektasi akan memperkuat nilai dolar dan memberikan tekanan terhadap harga BTC.
Pasar Saham Panik, Bitcoin Naik! Apakah Ini Jadi Pertanda Safe Haven Baru
Zona Koreksi Krusial untuk BTC
Apabila tekanan jual terus berlanjut setelah rilis data CPI, zona teknikal yang menjadi fokus utama adalah rentang harga US$100.500–US$99.700, yang merupakan area fair value gap (FVG) pada grafik empat jam.
FVG kedua teridentifikasi berada di antara US$98.680–US$97.363, yang mengimplikasikan potensi koreksi sebesar 8% dari level tertinggi yang baru-baru ini dicapai.