Indonesia Jadi Lokasi Uji Klinis Vaksin TBC Bill Gates: Ini Reaksi Publik!

Avatar photo

- Penulis

Senin, 12 Mei 2025 - 22:44 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Presiden terpilih, Prabowo Subianto, mengungkapkan bahwa Bill Gates, pendiri Microsoft, berencana menjadikan Indonesia sebagai lokasi pelaksanaan uji klinis vaksin tuberkulosis (TBC) yang tengah dikembangkannya. Pernyataan ini disampaikan Prabowo saat menerima kunjungan Bill Gates beserta sejumlah konglomerat Indonesia di Istana Merdeka, Jakarta, pada hari Rabu, 7 Mei 2025.

Prabowo menekankan pentingnya pengembangan vaksin ini, mengingat TBC masih menjadi ancaman serius yang menyebabkan hampir 100 ribu kematian setiap tahunnya. Oleh karena itu, ia menyambut baik komitmen Bill Gates untuk memberikan dukungan kepada Indonesia dalam bidang vaksinasi. Selain vaksin TBC, Bill Gates juga diketahui tengah berupaya mengembangkan vaksin malaria.

Menkes: Uji Klinis Bukan Eksperimen pada Masyarakat

Kerja sama dalam uji klinis fase 3 untuk vaksin TBC M72 yang dikembangkan oleh Bill Gates memicu beragam reaksi di masyarakat. Beberapa warganet di media sosial menyuarakan kekhawatiran bahwa Indonesia akan dimanfaatkan sebagai “kelinci percobaan” dan menghadapi konsekuensi negatif jika vaksin tersebut gagal.

Menanggapi kekhawatiran tersebut, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menegaskan bahwa uji klinis fase 3 vaksin TBC ini tidak bertujuan menjadikan masyarakat sebagai objek eksperimen. Menurutnya, narasi yang menggambarkan program ini sebagai sesuatu yang berbahaya adalah tidak berdasar. Ia mencontohkan bagaimana kekhawatiran serupa muncul saat vaksin Covid-19 pertama kali diperkenalkan.

“Ini bukan soal menjadikan masyarakat kelinci percobaan. Sebaliknya, kita harus patuh pada sains dan data, karena sudah terbukti bahwa Covid saja bisa kita atasi. Dulu juga banyak yang menyebarkan teori konspirasi, seperti adanya chip di dalam vaksin,” ujar Menkes usai meluncurkan program pemberantasan TBC di Kantor Kelurahan Rambutan, Ciracas, Jakarta Timur, Jumat, 9 Mei 2025.

Budi menjelaskan bahwa keamanan kandidat vaksin dievaluasi pada tahap awal melalui pengujian pada hewan. Sementara itu, uji klinis di Indonesia merupakan tahapan ketiga yang fokus pada evaluasi efektivitas vaksin.

“Jadi, tujuan clinical trial fase 3 adalah untuk mengecek efektivitas vaksin. Dari 100 orang yang diobati, berapa yang sembuh, berapa yang tertular. Ini adalah proses ilmiah yang sudah membuktikan keamanan vaksin,” tegasnya. Budi bahkan mengklaim bahwa vaksin ini tidak memiliki efek samping apa pun.

Lebih lanjut, Budi menambahkan bahwa Indonesia justru diuntungkan dengan menjadi salah satu lokasi uji klinis. Alasannya, Indonesia merupakan negara dengan jumlah kasus TBC tertinggi kedua di dunia. Selain dapat mencocokkan varian genetik dalam vaksin, partisipasi dalam uji klinis ini juga berpotensi menjadikan Indonesia sebagai salah satu produsen vaksin jika vaksin buatan Bill Gates berhasil dan disetujui untuk diedarkan. “Kita bisa mendapatkan prioritas untuk memproduksi vaksin. Jadi, Bio Farma kita, nanti kalau sudah jadi, bisa produksi sendiri,” jelasnya.

Baca Juga :  Misteri Pulau Paskah: Terhubungkah dengan Perayaan Paskah?

Ia juga membantah rumor bahwa Bill Gates akan membangun pabrik vaksin yang dikembangkannya di Singapura. Menurutnya, pabrik vaksin Bill Gates saat ini hanya berlokasi di Amerika Serikat. “Nanti yang bikin, kalau tidak salah, perusahaannya adalah GAS atau GlaxoSmithKline,” tambahnya.

Epidemiolog Menyoroti Komunikasi Publik yang Kurang Optimal

Epidemiolog dari Griffith University, Australia, Dicky Budiman, menilai bahwa komunikasi pemerintah kepada publik mengenai riset vaksin TBC di Indonesia masih belum optimal. Hal ini memicu kesalahpahaman, terutama terkait dengan peran Bill Gates melalui Gates Foundation dalam memberikan dukungan pendanaan. “Istilah ‘vaksin Bill Gates’ ini akhirnya muncul, dan itu sebetulnya tidak tepat atau cenderung salah,” ungkapnya saat dihubungi pada Sabtu, 10 Mei 2025.

Dicky menjelaskan bahwa Bill Gates tidak terlibat langsung dalam riset ini sejak awal. Keterlibatan pendiri Microsoft tersebut lebih fokus pada dukungan dana untuk fase ketiga proyek, yang membutuhkan investasi besar.

Ia menambahkan bahwa pengujian vaksin TBC juga lazim dilakukan di negara berkembang dan berpenghasilan rendah di Asia dan Afrika, karena wilayah-wilayah ini memiliki kasus TBC yang lebih tinggi dibandingkan negara maju. Pengujian tahap satu dan dua mungkin bisa diterapkan di negara maju, tetapi efektivitas sebenarnya harus diuji di wilayah dengan kasus yang lebih banyak.

Menurutnya, pertimbangan ilmiah seperti ini harus terus dijelaskan oleh pemerintah kepada masyarakat. “Ini adalah riset biologis yang strategis, yang harus dijelaskan kepada publik dengan menggunakan metode komunikasi risiko yang baik,” tuturnya.

Dicky menekankan bahwa keuntungan dan kerugian dari uji klinis vaksin ini juga perlu disampaikan secara transparan, dan tidak boleh hanya diklaim aman. Terlebih lagi, masyarakat Indonesia memiliki latar belakang etnis dan komorbid yang berbeda-beda.

Ia mengingatkan bahwa masyarakat yang terlibat sebagai partisipan riset vaksin harus dipastikan tidak mengalami kerugian atau kehilangan hak. Selain itu, kompensasi dan proteksi yang memadai harus diberikan melalui pemantauan selama tiga hingga empat tahun ke depan, disertai dengan pelayanan kesehatan, asuransi, dan lain-lain pasca-uji klinis. Semua uji klinis tetap memiliki risiko, sekecil apa pun. “Tidak ada nol risiko, dan itulah yang harus dikelola dan dimitigasi secara ketat,” ucap Dicky.

Selain itu, Dicky menekankan bahwa Indonesia harus dipastikan mendapatkan prioritas ketika vaksin TBC ini selesai diuji dan siap dipasarkan. Jangan sampai Indonesia justru mendapat akses vaksin belakangan atau harus membeli dengan harga mahal. Keuntungan lainnya adalah Indonesia harus mendapatkan keistimewaan, seperti hibah atau transfer teknologi. “Kita punya Bio Farma, itulah yang harus kita ajukan untuk menjadi mitra transfer teknologi,” tegasnya.

Baca Juga :  Ricuh Hari Buruh Semarang: Polisi Salahkan Kelompok Anarko?

PDPI: Uji Klinik Vaksin TBC Bersifat Sukarela dan Aman

Ketua Majelis Kehormatan Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), Tjandra Yoga Aditama, menegaskan bahwa uji klinis vaksin TBC Bill Gates di Indonesia bersifat sukarela.

“Orang yang berpartisipasi dalam penelitian ini harus melakukannya secara sukarela, dan mendapatkan penjelasan yang rinci sebelum bergabung sebagai sampel dalam suatu uji klinik. Jadi, jelas tidak ada paksaan dan harus dilakukan dengan penuh transparansi,” kata Tjandra dalam keterangan tertulis kepada Tempo, Sabtu.

Tjandra menambahkan bahwa proses uji klinik didesain dengan sangat cermat, dianalisis secara mendalam, dan harus disetujui oleh pihak berwenang sebelum dimulai, termasuk komite etik penelitian.

Direktur Pascasarjana Universitas YARSI ini menjelaskan bahwa saat ini kandidat vaksin TBC sedang dalam uji klinik penelitian fase tiga. Uji klinik merupakan bentuk riset untuk menilai modalitas baru vaksin atau obat dan mengevaluasi efeknya pada kesehatan manusia.

Adapun orang yang berpartisipasi dalam penelitian ini harus melakukannya secara sukarela dan mendapatkan penjelasan yang rinci sebelum bergabung sebagai sampel dalam suatu uji klinik. “Jadi, jelas tidak ada paksaan dan harus dilakukan dengan penuh transparansi,” ucapnya.

Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan Meluruskan Informasi

Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan (PCO), Hasan Nasbi, mengklarifikasi bahwa vaksin TBC sedang diuji klinis di Indonesia, bukan diuji coba pada masyarakat Indonesia. Ia juga meyakinkan bahwa uji klinis vaksin TBC ini aman.

“Ini sudah uji klinis tahap tiga. Artinya, vaksinnya sudah dijamin aman karena sudah melewati tahap praklinis, tahap satu, dan tahap dua,” kata dia usai mengikuti diskusi Gerakan Milenial Pencinta Tanah Air (Gempita) bertajuk ‘Ada Apa dengan Prabowo’ di Jakarta, Sabtu.

Hasan menjelaskan bahwa pemerintah sedang menguji tingkat kesembuhan dari vaksin tersebut. Sejauh ini, tidak ada laporan mengenai masalah terkait vaksin TBC. Uji klinis ini dilakukan kepada partisipan yang sedang sakit.

Ia menuturkan bahwa uji klinis ini dipantau oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Kementerian Kesehatan, rumah sakit, hingga universitas. “Banyak sekali yang memantau standardisasi pelaksanaan uji klinis ini,” ujarnya.

Eka Yudha Saputra, Dede Leni Mardianti, M. Faiz Zaki, dan Hendrik Yaputra berkontribusi dalam penulisan artikel ini.

Pilihan editor: Analisis Mendalam tentang Kritik atas Penerapan UU ITE terhadap Pengunggah Meme Prabowo-Jokowi

Berita Terkait

Richard Lee & Aldy Maldini Janji Refund: Kasus Investasi Bodong Makan Korban?
Kasus Meme Prabowo-Jokowi: Desakan Agar Polisi Hentikan Proses Hukum Mahasiswa ITB
Kasus Meme Prabowo-Jokowi: Desakan Agar Polisi Hentikan Proses Hukum Mahasiswa ITB
Desakan Publik: Polisi Hentikan Kasus Meme Mahasiswa ITB Prabowo-Jokowi
Stop Boros Kuota! Ini Cara Mudah Cek Aplikasi Pemakan Data Terbesar di HP
Anang dan Ashanty Berbeda Pendapat Soal Pernikahan Azriel
Polisi Bantul Bekuk Tiga Tersangka Kasus Narkoba
Menikmati Nuansa Malam Kota Cantik dengan Odong-Odong Keliling, Cuma Rp10 Ribu

Berita Terkait

Selasa, 13 Mei 2025 - 05:56 WIB

Richard Lee & Aldy Maldini Janji Refund: Kasus Investasi Bodong Makan Korban?

Selasa, 13 Mei 2025 - 04:36 WIB

Kasus Meme Prabowo-Jokowi: Desakan Agar Polisi Hentikan Proses Hukum Mahasiswa ITB

Selasa, 13 Mei 2025 - 04:28 WIB

Kasus Meme Prabowo-Jokowi: Desakan Agar Polisi Hentikan Proses Hukum Mahasiswa ITB

Selasa, 13 Mei 2025 - 04:24 WIB

Desakan Publik: Polisi Hentikan Kasus Meme Mahasiswa ITB Prabowo-Jokowi

Selasa, 13 Mei 2025 - 04:08 WIB

Stop Boros Kuota! Ini Cara Mudah Cek Aplikasi Pemakan Data Terbesar di HP

Berita Terbaru

technology

Samsung Galaxy A14 Kebagian Update Android Terbaru: Siap Rilis!

Selasa, 13 Mei 2025 - 05:47 WIB