Ragamutama.com – Pembalap BK8 Gresini Racing, Alex Marquez, menyesali serangkaian kesalahan yang berujung pada dua kali terjatuh dan gagal menyelesaikan balapan di MotoGP Prancis 2025. Kini, ia merasakan tekanan halus dari sang kakak, Marc Marquez, menjelang seri berikutnya.
Insiden yang menimpa Alex Marquez hampir saja berubah menjadi mimpi buruk. Pada kecelakaan kedua, ia mengalami highside yang cukup mengerikan saat balapan utama berlangsung di Sirkuit Bugatti, Le Mans, Prancis, hari Minggu (11/5/2025).
Benar saja, Alex harus mengakui bahwa ia mengalami dua kali kecelakaan pada balapan tersebut.
Setelah kecelakaan pertama yang berupa lowside, ia berupaya keras untuk kembali bergabung dengan kelompok pembalap terdepan di tengah kondisi lintasan yang diguyur hujan.
MotoGP Prancis 2025 – Kritik Pedas Dani Pedrosa Singgung Francesco Bagnaia, Dianggap Tampil Kurang Meyakinkan dan Tidak Percaya Diri dengan Strategi Sendiri
Melanjutkan balapan dengan motor yang kondisinya sudah tidak sempurna, Marquez kembali mengalami nasib buruk pada kecelakaan kedua yang dampaknya nyaris lebih parah.
Setelah insiden kedua tersebut, barulah Marquez menyerah. Tak ada lagi peluang untuk mengejar ketertinggalan, dan ia harus pulang dengan tangan hampa.
Hari yang benar-benar mengecewakan bagi Alex Marquez, yang sebelumnya memiliki potensi untuk bersaing di barisan depan dan meraih podium di Le Mans.
“Setelah empat lap pertama dalam kondisi kering, tidak bisa dipungkiri bahwa Marc lebih cepat dari saya,” ujar Alex Marquez, dikutip Bolasport dari Speedweek.
“Dia benar-benar piawai dalam mengendalikan situasi seperti itu. Dalam kondisi tersebut, sayalah yang terlalu berani mengambil risiko dibandingkan dirinya,” lanjutnya.
“Saya tidak senang, karena kami tidak berhasil meraih apa pun setelah mengalami dua kecelakaan. Saya pulang dengan 0 poin,” tegasnya.
Alex dengan jujur mengakui bahwa kesalahan terletak pada dirinya sendiri yang terlalu memaksakan diri.
“Inilah kenyataannya. Kami sudah mempersiapkan segalanya dengan matang sejak awal, meskipun strategi Johann Zarco (LCR Honda) terbukti lebih unggul karena ia teguh dengan pilihan ban hujan.”
“Kecelakaan kedua terasa lebih membuat frustrasi.”
“Setang motor bengkok dan sayapnya hilang.”
“Andai saja kami bisa meraih sepuluh poin, itu akan sangat membantu untuk memperbaiki posisi di klasemen.”
“Ini benar-benar membuat saya terpukul, dan mungkin saya terlalu termotivasi dan memberi terlalu banyak tekanan pada diri sendiri. Roda depan terkunci,” pungkasnya.
Dua kali kecelakaan dan gagal finis menjadi hasil yang kontras bagi Alex dibandingkan dengan sang kakak, Marc Marquez, yang sukses meraih posisi runner-up.
Alex mengungkapkan bahwa ia sempat digoda oleh Marc, yang mengatakan bahwa dirinya akan lebih cepat di seri berikutnya, yaitu MotoGP Inggris 2025 (23-25 Mei) di Sirkuit Silverstone.
Namun, perkataan Marc tersebut dianggap Alex sebagai tekanan terselubung.
“Tahun lalu, Marc lebih cepat dari saya dengan motor yang sama (GP23) di sana (Silverstone),” kata Alex Marquez.
“Saya menyukai trek yang cepat dan mengalir itu, tetapi saat itu kami berada di level yang hampir sama.”
“Mungkin karakter treknya lebih cocok dengan gaya balap saya. Namun, Marc memang gemar memberikan tekanan.”
“Kemarin di Qatar dia juga mengatakan hal serupa, tetapi faktanya dialah yang berada di depan saya. Dia suka berbohong,” kata Alex sambil bercanda.
Saat Johann Zarco Merasa Bahagia Bersama Honda, Luca Marini Masih Bergelut dengan Frustrasi