Ragamutama.com – , Jakarta – Paus Leo XIV melangsungkan misa perdananya sebagai pemimpin tertinggi Gereja Katolik pada hari Jumat, 9 Mei 2025. Momen ini terjadi sehari setelah pengangkatannya sebagai Paus.
Berdasarkan laporan dari Antara, yang diterbitkan Jumat, 9 Mei 2025, misa tersebut dilangsungkan di Kapel Sistina, Vatikan. Hadir dalam misa tersebut para kardinal, termasuk 133 kardinal elektor yang ambil bagian dalam konklaf, serta kardinal berusia di atas 80 tahun yang tidak memenuhi syarat untuk memberikan suara.
Dalam khotbahnya, Paus Leo XIV mengungkapkan keprihatinannya atas anggapan bahwa beriman kepada Tuhan dianggap irasional dalam situasi tertentu. “Kita menyaksikan bahwa iman Kristen sering dipandang sebagai sesuatu yang tidak masuk akal, sebuah pandangan yang diyakini oleh mereka yang merasa lemah dan kurang bijaksana,” tuturnya.
Menurut Paus, kondisi ini menegaskan pentingnya misi keagamaan. Kurangnya iman sering kali menjadi pemicu berbagai tragedi kehidupan.
“Justru karena alasan inilah, misi menjadi sangat krusial. Kekurangan iman kerap membawa serta berbagai tragedi, seperti hilangnya makna dalam hidup, terabaikannya belas kasihan, pelanggaran martabat pribadi dalam bentuk yang paling menyakitkan, krisis keluarga, dan berbagai luka yang menghantui masyarakat kita,” jelasnya.
Diharapkan Meneruskan Ajaran Paus Fransiskus
Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI) menyampaikan harapan agar Paus Leo XIV dapat melanjutkan warisan Paus Fransiskus, yang dikenal luas karena penekanannya pada persaudaraan umat manusia.
“Saya berharap Paus Leo XIV akan meneruskan jejak Paus Fransiskus yang sangat menekankan persaudaraan kemanusiaan, di tengah dunia yang semakin terpecah belah oleh berbagai kepentingan,” kata Ketua Majelis Pertimbangan PGI, Gomar Gultom, dalam pernyataannya pada Jumat, 9 Mei 2025.
Gomar Gultom juga menyampaikan harapannya agar Paus Leo XIV dapat meneladani kepedulian Paus Fransiskus terhadap isu-isu lingkungan. “Jika hal ini dilanjutkan, tentu akan memberikan dampak positif bagi peradaban dunia, terutama dengan kemajemukan masyarakat seperti Indonesia.”
Dian Rahma Fika turut serta dalam penulisan artikel ini.
Pilihan editor: Ragam Jejak Digital Paus Leo XIV