Waspada! Kasus Keracunan MBG Berulang, MPR Soroti Standar Penyajian Makanan

Avatar photo

- Penulis

Sabtu, 10 Mei 2025 - 21:55 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ragamutama.com – , Jakarta – Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR), Eddy Soeparno, menyoroti dengan serius kejadian keracunan yang menimpa sejumlah siswa di Tanah Sareal, Bogor. Insiden ini diduga terkait dengan program Makan Bergizi Gratis (MBG). Eddy Soeparno menyampaikan keprihatinannya bahwa hingga saat ini, tercatat 171 siswa dari tingkat SD hingga SMP mengalami dampak keracunan setelah mengonsumsi menu MBG yang disiapkan oleh Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Bina Insani Tanah Sareal.

Eddy Soeparno menilai bahwa peristiwa keracunan ini menjadi momentum penting untuk melakukan evaluasi menyeluruh. Tujuannya adalah untuk meningkatkan dan memperbaiki pelaksanaan program MBG di masa mendatang. Menurutnya, program MBG adalah sebuah inisiatif yang krusial dalam upaya meningkatkan kualitas gizi generasi muda Indonesia.

“Insiden yang terjadi di Bogor, serta sebelumnya di Cianjur, harus menjadi pengingat bagi kita semua bahwa niat baik ini perlu senantiasa diimbangi dengan penguatan sistem pelaksanaan di lapangan,” ujar Eddy Soeparno melalui keterangan tertulis yang disampaikan pada hari Sabtu, 10 Mei 2025.

Politisi dari Partai Amanat Nasional tersebut menekankan perlunya evaluasi komprehensif agar implementasi program MBG dapat berjalan semakin baik. Ia mengingatkan tentang pentingnya standar kesehatan, keamanan, dan kualitas, serta peningkatan nilai gizi dari menu MBG yang disajikan.

“Saya memberikan perhatian yang besar terhadap kasus ini, karena terjadi di daerah pemilihan saya, yaitu Kota Bogor dan Cianjur. InsyaAllah, saya siap untuk membantu proses pemulihan para siswa agar mereka dapat kembali bersekolah, dan memastikan bahwa ke depannya, penyajian MBG memenuhi standar kesehatan yang telah ditetapkan oleh Badan Gizi Nasional,” tegas Eddy Soeparno.

Lebih lanjut, ia menekankan pentingnya peningkatan pengawasan dan penyempurnaan prosedur operasional program MBG. Hal ini mencakup seluruh aspek, mulai dari pengolahan, pengemasan, hingga distribusi makanan. “Seluruh aspek teknis, mulai dari bahan pangan yang digunakan hingga jenis wadah makanan, harus mendapatkan perhatian yang maksimal. Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa makanan yang diberikan kepada anak-anak tidak hanya bergizi, tetapi juga aman untuk dikonsumsi,” jelasnya.

Baca Juga :  Dua Tersangka Rencana Bom Konser Lady Gaga di Brasil Ditangkap Polisi

Sebelumnya, Presiden Prabowo Subianto menyampaikan bahwa angka kasus keracunan terkait program MBG relatif kecil jika dibandingkan dengan jumlah penerima manfaat program tersebut. Ia menyebutkan bahwa dari sekitar tiga juta penerima manfaat, kasus keracunan hanya terjadi pada sekitar 200 orang. “Dari 3 koma sekian juta, kalau tidak salah, di bawah 200 orang (yang mengalami keracunan),” ungkap Prabowo. Dengan angka tersebut, Prabowo menyatakan bahwa tingkat keberhasilan program makan gratis mencapai 99,9 persen, sementara tingkat kasus keracunan hanya 0,005 persen.

Prabowo menduga bahwa kasus keracunan MBG mungkin disebabkan oleh kebiasaan siswa yang tidak menggunakan sendok saat menyantap makanan yang diberikan. Selain itu, ia juga menduga bahwa siswa mungkin belum mencuci tangan dengan bersih sebelum makan. “Mungkin saja karena terbiasa makan tidak menggunakan sendok. Namun, kami sedang mendidik mereka untuk selalu mencuci tangan. Jadi, kemungkinan penyebab keracunan adalah hal-hal seperti itu,” kata Prabowo dalam rapat kabinet di Istana Negara, Jakarta Pusat, pada Senin, 5 Mei 2025.

Ia menceritakan pengalamannya saat meninjau pelaksanaan program makan gratis di sebuah sekolah. Dalam satu ruangan, ia melihat sekitar 10 dari 30 anak tidak menggunakan sendok saat menyantap makanan bergizi. Kepala Negara berpendapat bahwa kebiasaan makan tanpa sendok dapat menjadi salah satu penyebab keracunan.

Selain faktor tidak menggunakan sendok, Prabowo juga menduga bahwa kasus keracunan dapat disebabkan oleh adanya anak yang belum terbiasa mengonsumsi menu makan gratis, seperti susu. Namun, ia meyakini bahwa anak tersebut akan beradaptasi dan terbiasa mengonsumsi susu di kemudian hari. “Mungkin masalahnya adalah dia belum pernah minum susu sebelumnya. Kami memberikan susu dan dia butuh waktu untuk penyesuaian,” jelasnya.

Baca Juga :  Aturan Lengkap Melepas Sepatu di Dalam Pesawat: Kapan Boleh dan Kapan Tidak

Sebelum insiden di Bogor, kasus keracunan terkait program MBG juga dilaporkan terjadi di beberapa daerah lainnya. Misalnya, di Kabupaten Bombana, Sulawesi Tenggara, tepatnya di SDN 33 Kasipute pada hari Rabu, 23 April 2025. Belasan murid mengalami muntah setelah mencium aroma amis dari paket MBG yang berisi nasi, chicken karaage, tahu goreng, dan sayur sop.

Kepala sekolah setempat, Santi Jamal, menjelaskan bahwa aroma tidak sedap tersebut berasal dari ayam krispi yang sudah tidak layak untuk dikonsumsi. Pihak kepolisian mengonfirmasi bahwa terdapat 53 dari 1.026 paket makanan yang sudah tidak segar.

Sebelumnya, pada tanggal 21 April 2025, keracunan massal juga dilaporkan terjadi di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, yang melibatkan 78 siswa dari MAN 1 dan SMP PGRI 1. Peristiwa tersebut ditetapkan sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB) oleh pemerintah daerah, setelah total 176 warga mengalami gejala serupa akibat mengonsumsi makanan dari acara hajatan warga.

Sementara itu, di Kabupaten Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur, sebanyak 29 siswa SD Katolik Andaluri dilarikan ke fasilitas kesehatan setelah menyantap makanan MBG pada tanggal 18 Februari 2025. Para siswa dilaporkan mengalami gejala keracunan seperti mual dan muntah.

Insiden serupa juga terjadi di SDN Dukuh 03 Sukoharjo, Jawa Tengah, pada tanggal 16 Januari 2025. Sekitar sepuluh murid dari total 200 siswa yang menerima makanan MBG mengalami sakit perut dan mual setelah makan. Kepala sekolah, Lilik Kurniasih, menyatakan bahwa kasus tersebut langsung ditangani oleh Puskesmas dan tidak ada siswa yang sampai harus dirawat di rumah sakit.

Hendrik Yaputra dan Dinda Shabrina berkontribusi dalam penulisan artikel ini.

Pilihan Editor: Zulhas Sebut Tata Kelola Makan Bergizi Gratis Bakal Diperbaiki: Bidik Nol Insiden

Berita Terkait

Tata Kelola Makan Bergizi Gratis Era Zulhas: Target Nol Insiden!
Pakistan Tutup Wilayah Udara: Dampak Serangan India Meningkat
Tragis! Selebgram SA Kendari Berduka: Anak Tewas Terpanggang Saat Bersama Pacar
Ngeri! 5 Debt Collector Rampas Paksa Pajero Remaja di Bekasi
Menhub Melantik Eks Kakorlantas Polri Aan Suhanan jadi Dirjen Perhubungan Darat
Tragis! Kecelakaan Maut Purworejo: Jumlah Korban Meninggal Jadi 12
Menteri Pariwisata Panggil Promotor Konser Day6: Minta Klarifikasi dan Sampaikan Permohonan Maaf
Ledakan Lahore Pakistan Timur Gegerkan Warga Usai Operasi Sindoor

Berita Terkait

Sabtu, 10 Mei 2025 - 21:55 WIB

Waspada! Kasus Keracunan MBG Berulang, MPR Soroti Standar Penyajian Makanan

Sabtu, 10 Mei 2025 - 15:47 WIB

Tata Kelola Makan Bergizi Gratis Era Zulhas: Target Nol Insiden!

Sabtu, 10 Mei 2025 - 15:32 WIB

Pakistan Tutup Wilayah Udara: Dampak Serangan India Meningkat

Sabtu, 10 Mei 2025 - 09:07 WIB

Tragis! Selebgram SA Kendari Berduka: Anak Tewas Terpanggang Saat Bersama Pacar

Jumat, 9 Mei 2025 - 20:55 WIB

Ngeri! 5 Debt Collector Rampas Paksa Pajero Remaja di Bekasi

Berita Terbaru

technology

Google Chrome Lindungi Pengguna: AI Tangkal Penipuan Online!

Minggu, 11 Mei 2025 - 00:59 WIB