Tarif Resiprokal AS Ancam Ekspor Impor Jakarta, Ini Kata BI!

Avatar photo

- Penulis

Jumat, 9 Mei 2025 - 04:31 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ragamutama.com – , JAKARTA — Aktivitas perekonomian di Jakarta tengah menghadapi serangkaian tantangan signifikan, salah satunya adalah implementasi kebijakan tarif resiprokal oleh Pemerintah Amerika Serikat (AS).

Menurut Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jakarta, Arlyana Abubakar, penerapan tarif sebesar 32% oleh AS diperkirakan akan menimbulkan potensi perlambatan pada kinerja ekspor Jakarta. Mengingat, AS merupakan salah satu destinasi ekspor terpenting bagi wilayah Jakarta.

Data terkini menunjukkan bahwa laju ekspor Jakarta ke AS mengalami pertumbuhan sebesar 93,50% (year-on-year/YoY) hingga periode Februari 2025. Meskipun demikian, angka ini mencerminkan adanya penurunan signifikan dibandingkan dengan pertumbuhan pada kuartal sebelumnya yang mampu mencapai angka 257,39% YoY.

: API Duga Marak Produk Ilegal jadi Pemicu RI Kena Tarif Resiprokal AS

Adapun komoditas-komoditas unggulan yang secara rutin diekspor ke AS mencakup berbagai jenis alas kaki, hasil perikanan seperti ikan dan udang, produk pakaian jadi, aneka barang rajutan, serta kendaraan bermotor beserta komponen suku cadangnya.

Walaupun kebijakan yang digagas oleh Presiden Donald Trump tersebut dinilai berpotensi menghambat laju ekspor Jakarta, Arlyana Abubakar melihat adanya peluang positif di balik kebijakan tersebut.

Baca Juga :  Harga Emas Antam di Pegadaian Anjlok: Peluang Beli Rp1.826.000 per Gram?

: : Nike-Adidas Cs Minta Trump Bebaskan Industri Alas Kaki dari Tarif Resiprokal

“Meskipun pengenaan tarif resiprokal ini berpotensi menahan laju pertumbuhan ekspor Jakarta, fakta bahwa tarif yang dikenakan relatif lebih rendah dibandingkan dengan negara-negara peers membuka kesempatan emas untuk meningkatkan volume ekspor ke AS,” jelasnya dalam presentasi mengenai Perkembangan dan Prospek Perekonomian Jakarta, yang diselenggarakan di Jakarta Pusat, Kamis (8/5/2025).

Peluang ekspor ini terutama terbuka lebar bagi komoditas alas kaki dan tekstil, yang merupakan produk-produk unggulan daerah, sejalan dengan proporsi impornya terhadap total impor AS yang saat ini masih relatif rendah jika dibandingkan dengan negara-negara pesaing.

: : BI: Volume Transaksi QRIS Jakarta Kuartal I/2025 Meroket 166%

Di sisi lain, kebijakan penerapan tarif tinggi oleh AS terhadap produk-produk asal China, yang mencapai angka 245%, berpotensi memicu lonjakan impor dari China ke Indonesia, khususnya ke wilayah Jakarta.

Selama ini, Jakarta memang kerap mengalami defisit dalam neraca perdagangan luar negeri, meskipun defisit tersebut menunjukkan tren penurunan pada Kuartal I/2025. Namun, kondisi ini tetap memerlukan kewaspadaan ekstra, mengingat penerapan tarif resiprokal AS terhadap China dapat berdampak signifikan pada Jakarta melalui jalur transmisi perdagangan, yang berpotensi menekan kembali kinerja neraca perdagangan.

Baca Juga :  Trump Desak Suriah Akur dengan Israel: Sanksi AS Dicabut?

Selama ini, China merupakan negara asal impor utama bagi Jakarta, dengan komoditas unggulan seperti mesin, peralatan mekanik, dan peralatan listrik. Komoditas-komoditas ini tergolong sebagai barang padat modal yang membutuhkan tingkat keterampilan tinggi.

Oleh karena itu, menurut Arlyana, diperlukan serangkaian langkah strategis untuk mencegah dampak yang lebih luas dari perang dagang antara AS dan China. Beberapa langkah yang dapat diambil meliputi: melakukan regulatory reform untuk melindungi UMKM dari serbuan barang impor, mendorong secara masif kampanye Gerakan Bangga Buatan Indonesia (GBBI), meningkatkan kualitas produk-produk dalam negeri, mengembangkan kualitas sumber daya manusia (human capital), dan memberikan insentif yang menarik bagi usaha-usaha lokal.

Berita Terkait

YUPI Bagi Dividen Rp187,25 per Saham: Cek Jadwalnya Sekarang!
Starlink Hadir di Wonogiri! BI Solo Percepat Wisata Digital
Surplus! Neraca Perdagangan Mei 2025 Cetak Rekor US$4,30 Miliar.
CIMB Niaga Mau Buyback Saham Jelang Spin Off Unit Syariah
IHSG Berbalik Melemah ke 6.909,23 di Sesi I, INKP, JPFA, BMRI Jadi Top Losers LQ45
Harga Tembaga Tetap Kuat di Tengah Keterbatasan Pasokan
IPO Chandra Daya Investasi (CDIA) Tawarkan Harga Rp 190 Per Saham, Listing Minggu Depan
Harga Emas Antam Naik 1 Juli 2025, Tembus Rp1,896 Juta per Gram

Berita Terkait

Selasa, 1 Juli 2025 - 14:53 WIB

Starlink Hadir di Wonogiri! BI Solo Percepat Wisata Digital

Selasa, 1 Juli 2025 - 14:34 WIB

Surplus! Neraca Perdagangan Mei 2025 Cetak Rekor US$4,30 Miliar.

Selasa, 1 Juli 2025 - 13:58 WIB

CIMB Niaga Mau Buyback Saham Jelang Spin Off Unit Syariah

Selasa, 1 Juli 2025 - 13:10 WIB

IHSG Berbalik Melemah ke 6.909,23 di Sesi I, INKP, JPFA, BMRI Jadi Top Losers LQ45

Selasa, 1 Juli 2025 - 12:16 WIB

Harga Tembaga Tetap Kuat di Tengah Keterbatasan Pasokan

Berita Terbaru

politics

Prabowo Resmikan SPPG Polri di Hari Bhayangkara: Apa Artinya?

Selasa, 1 Jul 2025 - 17:16 WIB

Uncategorized

Xiaomi HyperOS: Tunda Dulu Update! Ini Alasannya Penting.

Selasa, 1 Jul 2025 - 16:23 WIB

Urban Infrastructure

Juanda Padat! Warga Serbu Monas, Saksikan HUT Bhayangkara ke-79

Selasa, 1 Jul 2025 - 15:53 WIB