Pada hari Kamis (8/5), sebuah ledakan dilaporkan mengguncang kota Lahore, Pakistan timur. Laporan ini muncul dari stasiun televisi lokal Pakistan, Geo News, serta kesaksian langsung dari warga kepada kantor berita Reuters.
Penyebab pasti ledakan tersebut masih dalam penyelidikan. Insiden ini terjadi sehari setelah serangan udara dari India menghantam beberapa area di wilayah Pakistan dalam operasi yang disebut sebagai Operasi Sindoor.
Pemerintah di New Delhi mengklaim bahwa target serangan pada hari Rabu (7/5) adalah “kamp radikal” yang diduga terkait dengan serangan mematikan terhadap wisatawan Hindu di Kashmir, India, dua minggu sebelumnya.
Namun, Islamabad membantah keras tuduhan tersebut, menegaskan bahwa mereka tidak terlibat dalam serangan yang menyebabkan hilangnya nyawa 26 orang itu.
Sebagai respons terhadap serangan India, Pakistan mengklaim telah berhasil menembak jatuh lima pesawat tempur India dan berjanji akan melakukan pembalasan yang terukur.
Akan tetapi, Kedutaan Besar India di Beijing menepis klaim tersebut sebagai “informasi yang menyesatkan” atau disinformasi.
Hingga saat ini, Pakistan melaporkan setidaknya 31 warga sipil meninggal dunia dan lebih dari 50 lainnya mengalami luka-luka akibat serangan udara dan aksi baku tembak lintas perbatasan yang terjadi setelahnya.
Di pihak India, tercatat 13 korban jiwa dan puluhan orang terluka di wilayah mereka.
Intensitas tembakan balasan antara kedua negara dilaporkan mulai menurun pada Kamis dini hari. Meskipun demikian, ketegangan di antara kedua negara masih terasa kuat.
Di India, pihak berwenang di kota Amritsar – yang terletak dekat dengan perbatasan – mengadakan latihan pemadaman listrik sebagai langkah persiapan jika terjadi potensi pembalasan.
Kota ini juga merupakan lokasi dari Kuil Emas, salah satu tempat ibadah yang paling sakral bagi penganut agama Sikh.
Sementara itu, di banyak wilayah Pakistan, situasi perlahan-lahan kembali normal.
Anak-anak telah kembali bersekolah dan aktivitas warga secara bertahap pulih. Namun, di provinsi Punjab yang berbatasan langsung, rumah sakit dan otoritas pertahanan sipil tetap dalam keadaan siaga penuh.
Meskipun pemerintah Pakistan telah menyatakan kesiapan untuk melakukan pembalasan, Menteri Pertahanan Khawaja Muhammad Asif menyampaikan kepada The New York Times bahwa Islamabad juga terbuka untuk upaya de-eskalasi guna meredakan ketegangan.
New Delhi mengeluarkan peringatan bahwa mereka akan mengambil tindakan jika Pakistan benar-benar melakukan pembalasan.
Saat ini, sejumlah negara besar telah mendesak kedua belah pihak untuk menahan diri dan mencari solusi damai.
India dan Pakistan telah terlibat dalam tiga perang sejak memperoleh kemerdekaan dari Inggris pada tahun 1947, dua di antaranya disebabkan oleh konflik di wilayah Kashmir. Perseteruan kali ini terjadi pada saat yang sulit, di tengah krisis ekonomi yang melanda Pakistan.