Saham JATI dan KRYA Disuspensi: Analisis Prospek Investasi Terbaru

Avatar photo

- Penulis

Rabu, 7 Mei 2025 - 15:43 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ragamutama.com JAKARTA. Perdagangan saham PT Bangun Karya Perkasa Jaya Tbk (KRYA) dan PT Informasi Teknologi Indonesia Tbk (JATI) dihentikan sementara oleh Bursa Efek Indonesia (BEI), efektif mulai hari ini, Rabu (7/5).

Berdasarkan pengumuman resmi yang dirilis BEI pada tanggal 6 Mei, langkah suspensi ini diambil sebagai respons terhadap lonjakan harga saham KRYA dan JATI yang signifikan dalam beberapa waktu terakhir.

“Guna memberikan cooling down sebagai bagian dari upaya perlindungan investor, PT Bursa Efek Indonesia memutuskan untuk melakukan penghentian sementara aktivitas perdagangan saham KRYA dan JATI terhitung sejak tanggal 7 Mei 2025,” demikian bunyi pengumuman resmi dari BEI.

Penghentian sementara ini berlaku untuk perdagangan saham KRYA dan JATI di Pasar Reguler maupun Pasar Tunai.

Harga Saham Melonjak Tajam, BEI Suspensi KRYA dan JATI Mulai Hari Ini

Tindakan ini bertujuan untuk memberikan kesempatan yang lebih luas bagi para pelaku pasar untuk melakukan evaluasi mendalam, berdasarkan informasi yang tersedia, sebelum membuat keputusan investasi terkait saham KRYA dan JATI. 

“Seluruh pihak yang berkepentingan diharapkan senantiasa memperhatikan informasi terkini yang disampaikan oleh perusahaan terkait,” imbau pihak Bursa.

Data dari RTI menunjukkan bahwa saham KRYA telah mencatatkan kenaikan sebesar 73,75% dalam kurun waktu satu minggu terakhir, dan bahkan melesat hingga 135,59% dalam sebulan terakhir. Harga saham KRYA sempat mengalami kenaikan sebesar 26,98% pada tanggal 29 April 2025, dan kembali melonjak 33,65% pada tanggal 6 Mei 2025.

Dalam keterbukaan informasi yang diterbitkan pada tanggal 5 Mei, pihak KRYA memberikan klarifikasi terkait lonjakan harga saham perseroan yang terjadi pada tanggal 29 April.

Direktur Utama PT Bangun Karya Perkasa Jaya Tbk, Dharmo Budiono, menjelaskan bahwa volume transaksi pada hari tersebut juga mengalami peningkatan signifikan menjadi 77.046.600 saham, dengan frekuensi 4.105 kali transaksi, dibandingkan dengan hari perdagangan sebelumnya yang mencatatkan 3.681.800 saham dengan frekuensi 271 kali transaksi.

Meskipun demikian, pihak KRYA menyatakan bahwa mereka tidak mengetahui adanya informasi atau fakta material yang dapat memengaruhi nilai efek perseroan maupun keputusan investasi para pemodal.

Baca Juga :  Awas Penipuan! Bahaya Menjual & Membeli Rekening Bank: Risiko Pidana & Hukumannya

“Perseroan menegaskan bahwa tidak terdapat informasi/fakta/kejadian penting lainnya yang material dan berpotensi memengaruhi harga efek Perseroan serta kelangsungan Perseroan yang belum diungkapkan kepada publik,” tegas Dharmo dalam keterbukaan informasi tersebut.

Bangun Karya Perkasa Jaya juga menyatakan bahwa mereka belum memiliki rencana terkait aksi korporasi dalam waktu dekat, termasuk yang berpotensi memengaruhi pencatatan saham di Bursa dalam setidaknya 3 bulan mendatang.

“Berdasarkan informasi dari pemegang saham utama KRYA, tidak ada rencana perubahan terkait kepemilikan saham di perseroan,” jelasnya.

Di sisi lain, JATI juga menyampaikan bahwa mereka tidak memiliki atau tidak mengetahui adanya informasi/fakta material yang dapat memengaruhi nilai efek. Namun, perseroan memiliki agenda aksi korporasi dalam waktu dekat.

Bersiap, BEI Buka Suspensi Saham PGJO dan AREA Mulai Hari Ini (6/5)

“Perseroan berencana untuk mengadakan RUPSLB terkait penambahan Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KLBI) kode 82200, yaitu call center, guna memenuhi persyaratan administratif sesuai dengan Perdirjen PPI 1/2023,” ungkap Direktur PT Informasi Teknologi Indonesia Tbk, Yuliana, dalam keterbukaan informasi tertanggal 7 Mei 2025.

Saham KRYA ditutup pada level Rp 139 per saham pada akhir perdagangan hari Selasa (6/5) kemarin.

Sementara itu, saham JATI mencatatkan lonjakan sebesar 142% dalam sepekan dan sebulan terakhir. Pada tanggal 2 Mei, saham JATI melonjak 34%. Kemudian, kembali mengalami kenaikan signifikan sebesar 34,33% dan 34,44% pada tanggal 5 dan 6 Mei 2025.

Saham JATI pun berada pada level Rp 121 per saham pada penutupan perdagangan hari Selasa (6/5) kemarin.

Per tanggal 31 Maret 2025, pendapatan bersih KRYA mengalami penurunan sebesar 47,31% secara tahunan (year on year/yoy) menjadi Rp 31,11 miliar. Sebelumnya, pendapatan bersih KRYA tercatat sebesar Rp 59,06 miliar per 31 Maret 2024.

KRYA juga mencatatkan rugi bersih sebesar Rp 27,58 miliar pada kuartal I 2025, berbalik dari laba bersih sebesar Rp 713,80 juta pada kuartal I 2024. Hal ini disebabkan oleh peningkatan beban pokok pendapatan menjadi Rp 53,81 miliar pada periode ini, dari sebelumnya Rp 51,80 miliar pada kuartal I 2024.

Baca Juga :  Prodia Bagi Dividen Jumbo: Peluang Investasi Saham PRDA?

Sementara itu, JATI berhasil mencatatkan pendapatan sebesar Rp 143,35 miliar per 31 Maret 2025, meningkat 9,64% yoy dari Rp 130,74 miliar per 31 Maret 2024. 

Laba neto tahun berjalan JATI melonjak sebesar 2.535% yoy menjadi Rp 5,49 miliar pada kuartal I 2025, dari sebelumnya Rp 208,42 juta pada kuartal I 2024. Hal ini didorong oleh penurunan biaya keuangan dari Rp 779,26 juta pada akhir Maret 2024, menjadi Rp 244,34 juta pada akhir Maret 2025.

“Kenaikan volatilitas transaksi efek mungkin disebabkan oleh kinerja positif perseroan pada kuartal I 2025,” ujar Yuliana dalam keterbukaan informasi.

Investment Analyst Edvisor Provina Visindo, Indy Naila, menyatakan bahwa potensi kenaikan harga umumnya didukung oleh adanya aksi korporasi yang belum diumumkan secara resmi.

“Investor juga diharapkan untuk meninjau kembali rencana corporate action perusahaan tercatat apabila rencana tersebut belum mendapatkan persetujuan dari Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS),” ujarnya kepada Kontan, Rabu (7/5).

Menurut Indy, suspensi terhadap saham KRYA dan JATI berpotensi menyebabkan volatilitas lanjutan dan koreksi harga di masa mendatang setelah pencabutan penghentian sementara.

Selain memperhatikan potensi aksi korporasi, investor disarankan untuk mengevaluasi kembali kinerja fundamental KRYA dan JATI.

Menurut Indy, sentimen positif yang mendorong kinerja JATI di tahun 2025 berasal dari potensi proyek ekspansi bisnis. Sementara itu, sentimen positif untuk kinerja KRYA berasal dari potensi pemanfaatan momentum proyek transisi energi.

Namun, terdapat juga sentimen negatif yang membayangi kinerja kedua emiten tersebut.

Yaitu, pentingnya transparansi informasi dari perusahaan, efisiensi operasional dan arus kas yang masih perlu dipantau secara seksama, serta stimulus yang dikeluarkan pemerintah untuk masing-masing sektor.

“Saham ini dapat dikoleksi secara spekulatif di kemudian hari dan perlu dipantau kondisi fundamental serta transparansi informasi dari emiten,” paparnya.

Sebagai kesimpulan, Indy merekomendasikan hold untuk JATI dan speculative buy untuk KRYA setelah suspensi dicabut, dengan target harga Rp 200 per saham.

Berita Terkait

Asing Borong Saham Ini Saat IHSG Koreksi: Catat!
Airlangga Genjot Biaya Logistik Turun Drastis di 2030: Ini Alasannya!
Insentif Motor Listrik Lanjut Agustus! Jangan Sampai Ketinggalan!
Wall Street Terbang! Saham Teknologi Melesat, Data Kerja Jadi Sorotan
Repower Asia Bagi Dividen Perdana: Kabar Gembira untuk Investor Properti
TLKM & BMRI Diborong Asing Saat IHSG Turun: Cek Saham Lain!
PTPP: Strategi Divestasi & Diversifikasi, Peluang Saham?
Ajaib: Dana Investasimu Aman? Cek Keamanan & Jaminan Disini!

Berita Terkait

Kamis, 3 Juli 2025 - 05:52 WIB

Asing Borong Saham Ini Saat IHSG Koreksi: Catat!

Kamis, 3 Juli 2025 - 02:41 WIB

Airlangga Genjot Biaya Logistik Turun Drastis di 2030: Ini Alasannya!

Kamis, 3 Juli 2025 - 01:52 WIB

Insentif Motor Listrik Lanjut Agustus! Jangan Sampai Ketinggalan!

Kamis, 3 Juli 2025 - 00:40 WIB

Wall Street Terbang! Saham Teknologi Melesat, Data Kerja Jadi Sorotan

Rabu, 2 Juli 2025 - 23:35 WIB

Repower Asia Bagi Dividen Perdana: Kabar Gembira untuk Investor Properti

Berita Terbaru

travel

5 Tempat Hits Liburan Malam Bandung untuk Anak Muda

Kamis, 3 Jul 2025 - 05:58 WIB

finance

Asing Borong Saham Ini Saat IHSG Koreksi: Catat!

Kamis, 3 Jul 2025 - 05:52 WIB

technology

HyperOS Xiaomi Tertunda: Apa yang Terjadi?

Kamis, 3 Jul 2025 - 05:23 WIB