Ragamutama.com – , Jakarta – Mungkin Kita Perlu Waktu, sebuah film drama keluarga yang kaya akan emosi, merupakan karya penyutradaraan sekaligus penulisan dari Teddy Soeriaatmadja. Film ini lahir dari sinergi tiga rumah produksi ternama: Adhya Pictures, Kathanika Film, dan Karuna Pictures.
Pilihan Editor: Sha Ine Febriyanti Soroti Pentingnya Komunikasi Keluarga Lewat Film Mungkin Kita Perlu Waktu
Film yang dinanti-nantikan ini dijadwalkan untuk tayang secara luas di bioskop mulai Kamis, 15 Mei 2025. Sebelumnya, Mungkin Kita Perlu Waktu telah mencuri perhatian khalayak ramai saat melakukan penayangan perdana yang sukses di Festival Film Asia Jogja-NETPAC ke-19 pada tanggal 2 Desember 2024. Sambutan hangat dan antusiasme yang tinggi menjadikan film ini sebagai salah satu highlight dalam perhelatan festival tersebut.
Sinopsis Mungkin Kita Perlu Waktu
Film drama keluarga ini menyajikan sebuah narasi mendalam tentang perjalanan emosional seseorang dalam menghadapi kehilangan. Dengan cerdas, film ini merepresentasikan lima tahapan berduka yang lazim dialami, melalui karakter-karakternya yang kompleks. Konsep ini terinspirasi dari teori yang dicetuskan oleh psikiater ternama, Elisabeth Kübler-Ross, yang menjelaskan bahwa individu yang berduka biasanya melewati lima fase psikologis, yaitu penyangkalan (denial), kemarahan (anger), negosiasi (bargaining), depresi (depression), dan yang terakhir, penerimaan (acceptance).
Melalui jalinan dinamika antar anggota keluarga dalam Mungkin Kita Perlu Waktu, para penonton diajak untuk menyelami setiap lapisan kesedihan secara bertahap dan dengan sentuhan yang sangat manusiawi. Setiap karakter memberikan respons yang unik dan berbeda, mencerminkan betapa kompleksnya proses berduka yang tidak selalu mengikuti alur yang lurus, namun tetap berujung pada pemulihan dan penerimaan.
Film Mungkin Kita Perlu Waktu menuturkan kisah pilu sebuah keluarga yang harus menghadapi kenyataan pahit kehilangan salah satu anggota tercinta. Dengan durasi yang padat, yaitu 95 menit, film ini menggambarkan dengan detail bagaimana trauma akibat kehilangan dapat membekas dalam diri setiap individu dan mempengaruhi dinamika keluarga secara keseluruhan.
Alur cerita berfokus pada kehidupan Restu, Kasih, dan putra mereka, Ombak. Mereka berjuang untuk menjalani hari-hari setelah kepergian Sara, anak pertama dalam keluarga. Namun, alih-alih saling memberikan dukungan, hubungan mereka justru semakin renggang, terperangkap dalam kesedihan yang mendalam dan komunikasi yang semakin terputus.
Di tengah keretakan emosional yang melanda keluarganya, Ombak bertemu dengan Aleiqa, seorang gadis yang berjuang dengan kondisi bipolar. Kehadiran Aleiqa membawa secercah harapan baru bagi Ombak. Meskipun demikian, hubungan mereka tidak terlepas dari berbagai rintangan, terutama dalam hal komunikasi. Kesalahpahaman yang sering terjadi membuat hubungan mereka menjadi rentan dan bisa hancur kapan saja, bagaikan bom waktu yang siap meledak.
Walaupun film ini mengangkat isu traumatis, Mungkin Kita Perlu Waktu juga menyoroti masalah klasik dalam keluarga yang sering kali diabaikan, seperti komunikasi yang buruk. Digambarkan bagaimana Restu dan Kasih, yang telah menikah selama puluhan tahun, memiliki pola komunikasi yang buruk, sehingga sering kali saling berasumsi tanpa memahami perasaan masing-masing. Selain itu, hubungan antara orang tua dan anak juga menjadi sorotan. Ombak, meskipun tinggal serumah dengan orang tuanya dan sering makan bersama, tetap tidak tahu bagaimana cara berkomunikasi yang baik dengan mereka. Sang anak terlihat selalu emosi ketika berbicara dengan orang tuanya, namun merasa nyaman dan senang ketika berinteraksi dengan teman-temannya.
Pemeran Mungkin Kita Perlu Waktu
Film drama ini diperankan oleh jajaran aktor dan aktris ternama yang memberikan penampilan yang memukau. Bima Azriel memerankan Ombak, tokoh utama yang menjadi pusat cerita. Lukman Sardi menghidupkan karakter Restu, sang ayah yang penuh dengan perjuangan. Sha Ine Febriyanti berperan sebagai Kasih, seorang ibu yang menghadapi dilema batin dalam keluarganya dan masih belum bisa menerima kenyataan.
Kehadiran Tissa Biani sebagai Aleiqa, sahabat dekat Ombak, memberikan dinamika baru dalam cerita dengan nuansa hangat dan penuh dukungan. Asri Welas juga turut ambil bagian dengan memerankan psikolog Nana, sosok yang membantu para tokoh untuk memahami dan mengatasi berbagai konflik batin yang mereka alami.
SOFWA NAJLA TSABITA SUNANTO
Pilihan Editor: Tissa Biani dan Tantangan Peran Pengidap Bipolar di Film Mungkin Kita Perlu Waktu
