Jakarta, RAGAMUTAMA.COM – Pada kuartal pertama tahun 2025, PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) melaporkan kerugian bersih sebesar 76,49 juta dolar AS, yang jika dikonversikan setara dengan Rp1,26 triliun (dengan asumsi kurs Rp16.479 per dolar AS).
Menurut laporan keuangan yang dirilis oleh Garuda, angka kerugian bersih ini menunjukkan penurunan sebesar 9,58 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama pada kuartal I-2024, di mana kerugian mencapai 87,04 juta dolar AS atau sekitar Rp1,43 triliun.
1. Pendapatan Garuda naik 1,62 persen
Penurunan kerugian yang dialami perusahaan sejalan dengan peningkatan pendapatan usaha. Garuda Indonesia mencatatkan pendapatan usaha sebesar 723,56 juta dolar AS, setara dengan Rp11,92 triliun, yang menunjukkan kenaikan sebesar 1,62 persen secara year on year (yoy).
Secara lebih rinci, pendapatan dari layanan penerbangan berjadwal mencapai 603,7 juta dolar AS atau sekitar Rp9,95 triliun, meningkat sebesar 0,8 persen (yoy).
Sementara itu, pendapatan dari penerbangan tidak berjadwal, atau charter, mencapai 37,96 juta dolar AS, setara dengan Rp625 miliar, yang mengalami lonjakan signifikan sebesar 92,9 persen (yoy).
Namun demikian, pendapatan lainnya tercatat sebesar 81,92 juta dolar AS, mengalami penurunan hingga 12,2 persen (yoy).
Anak Usaha Garuda Kena PKPU, Aktivitas Bisnis Diharapkan Jalan Terus
Anak Usaha Garuda Kena PKPU, Aktivitas Bisnis Diharapkan Jalan Terus
2. Penerbangan charter Garuda meningkat
Manajemen Garuda Indonesia menjelaskan bahwa peningkatan pendapatan dari penerbangan charter ini seiring dengan peningkatan frekuensi penerbangan charter, yang mencapai total 69 penerbangan.
Sepanjang kuartal I-2025, Garuda mencatat jumlah penumpang sebanyak 24.618 orang pada penerbangan charter. Angka ini menunjukkan peningkatan signifikan sebesar 104 persen (yoy).
“Penguatan kinerja penerbangan charter ini menjadi landasan penting dalam strategi diversifikasi pendapatan yang kami terapkan,” ujar Direktur Utama Garuda Indonesia, Wamildan Tsani Panjaitan, dalam keterangan yang dikutip pada Selasa (6/5/2025).
Garuda Indonesia Sudah Lolos PKPU, Kini Anak Usahanya Kena
Garuda Indonesia Sudah Lolos PKPU, Kini Anak Usahanya Kena
3. Garuda masih punya utang Rp130 triliun
Hingga akhir kuartal I-2025, Garuda Indonesia masih memiliki liabilitas sebesar 7,89 miliar dolar AS, atau setara dengan Rp130 triliun. Jumlah ini mengalami penurunan tipis sebesar 1,02 persen dibandingkan dengan posisi pada akhir tahun 2024, yang tercatat sebesar 7,97 miliar dolar AS atau sekitar Rp131,35 triliun.
Dari total liabilitas tersebut, liabilitas perusahaan untuk jangka pendek tercatat sebesar 1,26 miliar dolar AS atau setara dengan Rp20,76 triliun, sementara liabilitas jangka panjang mencapai 6,63 miliar dolar AS atau sekitar Rp109,24 triliun.
Total aset yang dimiliki oleh Garuda Indonesia hingga kuartal I-2025 tercatat sebesar 6,46 miliar dolar AS, atau setara dengan Rp106 triliun.