Saham MDLA Sepi Peminat Setelah IPO? Analis Ungkap Penyebabnya!

Avatar photo

- Penulis

Selasa, 6 Mei 2025 - 21:35 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ragamutama.com JAKARTA. Sejak resmi mencatatkan diri di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 15 April 2025, pergerakan saham PT Medela Potentia Tbk. (MDLA) terpantau mengalami kenaikan yang relatif terbatas. Dalam kurun waktu satu bulan terakhir, harga saham MDLA mengalami kenaikan tipis sebesar 1,6%, berada di level Rp 190 per lembar.

Seorang analis yang juga menjabat sebagai VP Marketing, Strategy & Planning berpendapat bahwa laju saham PT Medela Potentia Tbk. (MDLA) setelah pelaksanaan IPO masih dipengaruhi oleh sejumlah faktor fundamental, sentimen terkait pemanfaatan dana IPO, serta kondisi pasar yang belum sepenuhnya stabil.

Meskipun penawaran umum perdana (IPO) MDLA menunjukkan minat yang tinggi dengan kelebihan permintaan (oversubscribe) hingga enam kali lipat dan melibatkan sekitar 65 ribu investor selama masa bookbuilding, reaksi pasar cenderung terbatas. 

“Fundamental perusahaan dan prioritas alokasi dana IPO menjadi perhatian utama dalam perdagangan saham MDLA. Sekitar 80% dana dialokasikan untuk pembayaran pinjaman kepada pihak ketiga, yaitu PT AAM, sementara 3% digunakan untuk pengembangan platform digital,” jelas Audi kepada Kontan, (6/5).

Medela (MDLA) Raup Rp 685 Miliar dari IPO, Fokus Perkuat Distribusi Produk Kesehatan

Baca Juga :  Koperasi Desa Merah Putih: 7 Unit Bisnis Wajib untuk Sukses

Oktavianus menyoroti bahwa dari aspek kinerja keuangan, performa MDLA masih berada di bawah rata-rata industri. Ia mencatat bahwa margin laba bersih (net profit margin/NPM) kuartalan MDLA tercatat sebesar 2,36%, yang lebih rendah dibandingkan rata-rata sektor sebesar 4,08%. 

“Tren laba per saham (EPS) tahunan juga menunjukkan adanya perlambatan dibandingkan dengan perusahaan sejenis. Pasar cenderung lebih fokus pada perusahaan yang menunjukkan pertumbuhan yang nyata dan solid di tengah kondisi pasar yang tidak pasti,” ujarnya.

Meskipun demikian, Ia berpendapat bahwa MDLA tetap memiliki keunggulan kompetitif berkat ekosistem yang terintegrasi dan jaringan distribusi nasional yang luas.

“Valuasi saham MDLA masih tergolong menarik dengan rasio harga terhadap laba (price to earnings ratio/PER) di level 7,86 kali dan rasio harga terhadap nilai buku (price to book value/PBV) sebesar 1,3 kali, yang berada di bawah rata-rata sektor,” jelasnya.

Secara teknikal, Audi menambahkan bahwa saham MDLA diperkirakan akan mengonfirmasi potensi penguatan menuju level Rp 200 apabila berhasil menembus batas atas area konsolidasinya (sideways) yang berada pada rentang Rp 187 – Rp 192. 

Sebagai informasi tambahan, pada sesi perdagangan Selasa (6/5), saham MDLA ditutup pada harga Rp 190 per lembar, mengalami kenaikan sebesar 0,53% dibandingkan hari sebelumnya.

Baca Juga :  AS-China Sepakat Gencatan Tarif, Dampak Ekonomi Global Terungkap!

Sejalan dengan pendapat tersebut, Investment Analyst Edvisor Profina Visindo, Indy Naila, juga menilai bahwa kurangnya respon pasar terhadap saham MDLA disebabkan oleh fundamental perusahaan yang kurang menarik dan belum adanya katalis positif yang mendukung kinerja sektor secara keseluruhan. 

Berkenalan dengan Medela Potentia (MDLA), Emiten Penghuni Baru di BEI

“Pertumbuhan laba bersih (net income growth) memang mengalami penurunan dan belum terlihat adanya efisiensi operasional. Namun, MDLA masih memiliki prospek pertumbuhan pendapatan karena potensi diversifikasi produk kesehatan dan strategi ekspansi,” ujarnya.

Ia menambahkan bahwa sikap investor saat ini masih cenderung berhati-hati karena belum ada sentimen yang dapat menopang kinerja keuangan perusahaan secara signifikan.

“Karena saham MDLA masih bergerak sideways, untuk saat ini rekomendasi yang tepat adalah wait and see terlebih dahulu. Dalam jangka panjang, dengan asumsi adanya pertumbuhan laba bersih pada laporan keuangan per kuartal, terdapat potensi pergerakan harga saham menuju level Rp 200,” pungkas Indy.

Saham MDLA Menguat Terbatas Pasca IPO, Begini Prospek Bisnisnya

Berita Terkait

Riza Chalid Buron! Resmi Jadi DPO, Dicari Kejaksaan Agung
Lisa Mariana Penuhi Panggilan KPK Terkait Kasus Korupsi Iklan Bank BJB yang Seret Nama Ridwan Kamil
BSU 2025: Rp600 Ribu Cair! Cek Syarat, Jadwal, dan Caranya
Saham Libur! BEI Tutup Hari Ini, Cuti Bersama Proklamasi
Dasco Usul: Tantiem Pejabat BUMN Dihapus, Hemat Negara Rp 18 Triliun!
Rubicon untuk Izin Hutan? Dirut Inhutani V Diduga Minta Gratifikasi
Setoran Haram Haji Khusus: KPK Ungkap Kongkalikong Pengusaha & Kemenag
PBB Naik Bikin Gaduh? Ini Daftar Daerah yang Bergejolak!

Berita Terkait

Jumat, 22 Agustus 2025 - 16:01 WIB

Riza Chalid Buron! Resmi Jadi DPO, Dicari Kejaksaan Agung

Jumat, 22 Agustus 2025 - 13:41 WIB

Lisa Mariana Penuhi Panggilan KPK Terkait Kasus Korupsi Iklan Bank BJB yang Seret Nama Ridwan Kamil

Kamis, 21 Agustus 2025 - 10:58 WIB

BSU 2025: Rp600 Ribu Cair! Cek Syarat, Jadwal, dan Caranya

Senin, 18 Agustus 2025 - 10:30 WIB

Saham Libur! BEI Tutup Hari Ini, Cuti Bersama Proklamasi

Jumat, 15 Agustus 2025 - 20:12 WIB

Dasco Usul: Tantiem Pejabat BUMN Dihapus, Hemat Negara Rp 18 Triliun!

Berita Terbaru

Public Safety And Emergencies

Korupsi Sertifikasi K3: Kecelakaan Kerja Meningkat, Nyawa Terancam!

Jumat, 22 Agu 2025 - 21:37 WIB

Public Safety And Emergencies

Menteri & Wamen Terjaring OTT KPK: Immanuel Ebenezer Terbaru?

Jumat, 22 Agu 2025 - 20:34 WIB

Uncategorized

Klasemen U-21: Indonesia Imbangi Italia, Peluang di Kejuaraan Dunia?

Jumat, 22 Agu 2025 - 19:31 WIB

crime

Lisa Mariana Diperiksa KPK: Terkait Kasus Apa?

Jumat, 22 Agu 2025 - 18:14 WIB