SEMARANG, RAGAMUTAMA.COM – Kekalahan memilukan yang dialami PSIS Semarang saat berhadapan dengan Bali United, dengan skor mencolok 4-0 pada pekan ke-31 Liga 1 musim 2024/2025, bukan hanya sekadar memperpanjang catatan buruk tim berjuluk Laskar Mahesa Jenar. Lebih dari itu, kekalahan ini menimbulkan pertanyaan besar di benak para suporter setia dan pengamat sepak bola Tanah Air.
Ironisnya, dua dari empat gol yang bersarang di gawang PSIS justru tercipta akibat kesalahan fatal yang dilakukan oleh para pemain mereka sendiri.
Pertandingan yang dihelat di Stadion Kapten I Wayan Dipta, Bali, pada hari Kamis (1/5/2025), memperlihatkan dominasi Bali United sejak menit-menit awal.
Gol pertama untuk Bali United hadir di menit ke-22 melalui sebuah insiden yang tak terduga. Bek PSIS, Joao Ferrari, tanpa sengaja mencetak gol bunuh diri saat berusaha menghalau laju bola.
Kejadian serupa kembali menghantui PSIS di babak kedua. Pada menit ke-51, Ridho Syuhada menjadi pusat perhatian setelah kegagalannya mengantisipasi umpan silang di area kotak penalti.
Alih-alih membuang bola, tendangannya justru meluncur deras ke gawang sendiri, semakin memperlebar keunggulan Bali United.
Tak ayal, dua gol bunuh diri ini memicu beragam reaksi dari publik, bahkan memunculkan spekulasi yang beragam di dunia maya. Kendati demikian, Caretaker PSIS, Muhammad Ridwan, tetap memberikan pembelaan kepada para pemainnya.
“Saya sendiri pun pernah mengalami gol bunuh diri, ya. Jika kita perhatikan, pemain yang melakukan gol bunuh diri tersebut adalah dua pemain yang, tanda kutip, memiliki fondasi agama yang kuat,” ungkap Ridwan dalam keterangannya pada hari Selasa (6/5/2025).
Ridwan menegaskan bahwa ia tidak memiliki prasangka buruk terhadap kedua pemain tersebut, dan menganggap insiden tersebut murni sebagai kesialan semata.
“Jadi, saya tidak pernah memiliki pikiran negatif terhadap mereka, dan sampai saat ini saya tidak pernah memiliki pikiran buruk terhadap mereka, serta tidak pernah meragukan pemain saya. Mereka hanya kurang beruntung saja, terjadi di waktu dan tempat yang kurang tepat,” imbuhnya.
Saat ini, PSIS memilih untuk fokus sepenuhnya pada pertandingan selanjutnya melawan PSS Sleman. Ridwan menekankan bahwa pertandingan yang akan datang akan diperlakukan layaknya sebuah laga final.
“Setiap pertandingan saat ini adalah final bagi kami, sehingga kami berusaha mempersiapkannya dengan sangat khusus. Karena kami tidak hanya mengincar poin, tetapi juga kemenangan. Saat ini, seluruh pemain fokus untuk menghadapi PSS,” kata Ridwan.
PSIS saat ini berada di bawah tekanan besar untuk segera bangkit di sisa musim kompetisi. Kemenangan atas PSS Sleman diyakini dapat menjadi momentum penting untuk menyelamatkan posisi tim dari ancaman zona degradasi yang menghantui.