Okupansi Hotel Bali Lesu, Akankah Akomodasi Ilegal Jadi Biang Kerok?

- Penulis

Selasa, 6 Mei 2025 - 10:52 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ragamutama.com – Meskipun jumlah wisatawan di Bali meningkat pesat, tingkat hunian hotel justru mengalami penurunan yang signifikan. Fenomena ini menimbulkan pertanyaan dan kekhawatiran di kalangan pelaku usaha pariwisata.

Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Bali menduga maraknya akomodasi ilegal menjadi penyebab utama penurunan okupansi hotel.

Perry Marcus, Sekretaris Jenderal PHRI Bali, dalam rapat koordinasi di Denpasar Senin (29/4/2025), mengungkapkan penurunan tingkat hunian hotel di Bali sejak awal tahun 2025 mencapai 10–20 persen.

Padahal, biasanya tingkat hunian hotel di Bali berkisar 60–70 persen dari total sekitar 150.000 kamar yang tersedia. Angka ini menunjukkan adanya kesenjangan antara jumlah kedatangan wisatawan dan tingkat hunian hotel yang sebenarnya.

“Data menunjukkan penurunan tingkat hunian dibandingkan jumlah kedatangan wisatawan, terutama wisatawan asing. Setelah ditelusuri, banyak wisatawan memilih menginap di akomodasi ilegal,” jelas Perry.

Baca Juga :  Pyo Seung-ju Menyusul Megawati Hengkang: Red Sparks Krisis Pemain Bintang?

Akomodasi ilegal di Bali

PHRI Bali menjelaskan bahwa akomodasi ilegal ini seringkali berupa rumah warga lokal yang dialihfungsikan menjadi penginapan, menyerupai hotel atau vila.

Keberadaan akomodasi ilegal tidak hanya menyimpangkan data pariwisata resmi, tetapi juga merugikan pelaku usaha perhotelan dan vila legal karena beroperasi tanpa pajak dan secara tersembunyi.

“Industri perhotelan resmi sangat terdampak. Banyak hotel terpaksa menurunkan harga untuk tetap bertahan, seperti yang dilaporkan oleh Bali Hotel Association,” ungkap Perry.

Modus operandi penyedia akomodasi ilegal cukup beragam. Ada yang dibangun warga lokal lalu disewakan kepada wisatawan asing, kemudian disewakan kembali dengan harga lebih tinggi.

Ada pula yang dimiliki warga negara asing (WNA) tetapi menggunakan identitas warga negara Indonesia (WNI) untuk memperoleh izin kepemilikan secara ilegal.

PHRI Bali menjelaskan bahwa perbedaan utama antara akomodasi legal dan ilegal terletak pada tingkat privasi yang ditawarkan.

Baca Juga :  Jelajahi 4 Destinasi Wisata Ikonik di Teluk Intan, Malaysia

Akomodasi ilegal biasanya menawarkan privasi lebih tinggi, dengan fasilitas dan harga yang relatif tidak jauh berbeda dari penginapan legal.

Data Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Bali memperkuat temuan ini. Pada tahun 2023 terjadi peningkatan pembangunan hotel, namun pada 2024 tren bergeser ke sektor perumahan, yang diduga sebagian besar dialihfungsikan sebagai akomodasi ilegal.

Menanggapi permasalahan ini, Rizki Handayani Mustafa, Deputi Bidang Industri dan Investasi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, menyatakan akan melakukan kajian menyeluruh.

Ia menilai peran platform pemesanan digital turut mempermudah praktik akomodasi ilegal.

“Perlu kesepakatan bersama antara pemerintah dan seluruh pemangku kepentingan untuk menyelidiki lebih lanjut. Penguatan basis data menjadi langkah awal yang krusial,” pungkas Rizki.

Berita Terkait

Konflik India-Pakistan Ancam Stabilitas Rupiah dan Harga Emas?
Erick Thohir Tantang Buktikan Liga Indonesia Korup dan Dikendalikan Mafia Bola
Erick Thohir Tantang Bukti Tuduhan Liga Indonesia Korup dan Diatur Mafia Bola
Operasi Sindoor: 9 Target Vital India di Pakistan Terungkap
Pedoman UN Tourism: Dorong Pariwisata Indonesia Lebih Berkelanjutan dan Berdaya Saing!
Lamine Yamal Pemain Ilegal, Segala Taktik Tak Bisa Hentikan Wonderkid Barcelona
Buku Harian Palsu Hitler: Skandal Penipuan Terbesar yang Guncang Media Inggris
Harbin: Kisah Mata-Mata Hyun Bin Raih Film Terbaik Baeksang 2025

Berita Terkait

Rabu, 7 Mei 2025 - 19:56 WIB

Konflik India-Pakistan Ancam Stabilitas Rupiah dan Harga Emas?

Rabu, 7 Mei 2025 - 19:36 WIB

Erick Thohir Tantang Buktikan Liga Indonesia Korup dan Dikendalikan Mafia Bola

Rabu, 7 Mei 2025 - 19:28 WIB

Erick Thohir Tantang Bukti Tuduhan Liga Indonesia Korup dan Diatur Mafia Bola

Rabu, 7 Mei 2025 - 16:08 WIB

Operasi Sindoor: 9 Target Vital India di Pakistan Terungkap

Rabu, 7 Mei 2025 - 15:04 WIB

Pedoman UN Tourism: Dorong Pariwisata Indonesia Lebih Berkelanjutan dan Berdaya Saing!

Berita Terbaru

Food And Drink

11 Surga Kuliner Lokal Wajib Dicoba di Australia Barat

Rabu, 7 Mei 2025 - 20:03 WIB

Uncategorized

Konflik India-Pakistan Ancam Stabilitas Rupiah dan Harga Emas?

Rabu, 7 Mei 2025 - 19:56 WIB