Keracunan Massal MBG: Prabowo Soroti Kebiasaan Makan Siswa

- Penulis

Selasa, 6 Mei 2025 - 07:48 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ragamutama.com – , Jakarta – Presiden Prabowo Subianto memberikan tanggapan terkait laporan kasus dugaan keracunan yang terjadi dalam program makan bergizi gratis. Ia menduga bahwa sebagian insiden mungkin disebabkan oleh kebiasaan siswa yang tidak menggunakan sendok saat makan, serta kurangnya kebersihan tangan sebelum menyantap hidangan yang disediakan.

Pilihan editor: Jalan Panjang dan Berat Mewujudkan Pemakzulan Gibran

“Mungkin bukan kesalahan mutlak, tetapi lebih karena kebiasaan makan tanpa sendok. Selain itu, kita juga sedang mengedukasi pentingnya mencuci tangan sebelum makan. Jadi, kemungkinan penyebab keracunan bisa berasal dari faktor-faktor seperti itu,” jelas Prabowo dalam rapat kabinet di Istana Negara, Jakarta Pusat, pada hari Senin, 5 Mei 2025.

Presiden Prabowo menceritakan pengalamannya saat melakukan peninjauan terhadap pelaksanaan program makan gratis di sebuah sekolah. Ia mengamati bahwa dari 30 siswa dalam satu ruangan, sekitar 10 di antaranya tidak menggunakan sendok untuk makan. Beliau menduga kebiasaan ini bisa menjadi salah satu faktor pemicu terjadinya keracunan.

Selain masalah penggunaan sendok, Prabowo juga menyoroti kemungkinan adanya siswa yang belum terbiasa mengonsumsi menu makan gratis, seperti susu. Meskipun demikian, ia optimis bahwa anak-anak tersebut akan beradaptasi dan terbiasa dengan menu yang disediakan.

“Ada kemungkinan juga anak-anak tersebut belum pernah minum susu sebelumnya. Oleh karena itu, mereka membutuhkan waktu untuk penyesuaian,” tambahnya.

Baca Juga :  Pertumbuhan Ekonomi RI Kuartal I 2024 Melambat: BPS Catat 4,87 Persen

Prabowo mengklaim bahwa persentase kasus keracunan dalam program Makan Bergizi Gratis relatif kecil jika dibandingkan dengan jumlah penerima manfaat secara keseluruhan. Ia menyebutkan bahwa hanya sekitar 200 kasus keracunan yang dilaporkan dari total 3 juta penerima manfaat.

“Dari sekitar 3 juta sekian penerima manfaat, saya kira kurang dari 200 orang yang mengalami keracunan,” ungkap Prabowo.

Dengan angka tersebut, Prabowo menekankan bahwa tingkat keberhasilan program makan gratis mencapai 99,9 persen, sementara tingkat kasus keracunan hanya sekitar 0,005 persen. Mantan Menteri Pertahanan ini juga mengapresiasi target yang ditetapkan oleh Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Dadan Hindayana, untuk mencapai “zero” penyimpangan dalam pelaksanaan program makan gratis.

Meskipun menyadari tantangan yang ada, Prabowo tetap yakin bahwa program makan gratis dapat berjalan dengan sukses. “Saya sangat menghargai komitmen Kepala BGN dan jajarannya yang menargetkan ‘zero’ penyimpangan dan ‘zero’ kesalahan. Kami memahami bahwa mencapai target tersebut tidaklah mudah, mengingat kompleksitas operasional di dapur dengan 50 orang yang terlibat,” ujarnya.

Kasus dugaan keracunan makanan dalam program Makan Bergizi Gratis telah mencuat di beberapa daerah. Setidaknya, empat wilayah telah melaporkan insiden serupa sejak program ini mulai berjalan pada awal tahun 2025.

Baca Juga :  Bali Bingung: Turis Membludak, Hotel Justru Sepi? Ini Kata Dispar!

Salah satu contohnya terjadi di Kabupaten Bombana, Sulawesi Tenggara, tepatnya di SDN 33 Kasipute pada hari Rabu, 23 April 2025. Beberapa siswa mengalami muntah setelah mencium aroma tidak sedap dari paket MBG yang berisi nasi, chicken karage, tahu goreng, dan sayur sop.

Kepala sekolah setempat, Santi Jamal, menjelaskan bahwa aroma tersebut berasal dari ayam krispi yang sudah tidak layak dikonsumsi. Pihak kepolisian mengkonfirmasi bahwa terdapat 53 dari 1.026 paket makanan yang tidak segar.

Pada hari Senin, 21 April 2025, kasus keracunan massal juga dilaporkan di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, yang melibatkan 78 siswa dari MAN 1 dan SMP PGRI 1. Peristiwa ini kemudian ditetapkan sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB) oleh pemerintah daerah, setelah total 176 warga mengalami gejala serupa akibat mengonsumsi makanan dari acara hajatan warga.

Di Kabupaten Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur, sebanyak 29 siswa SD Katolik Andaluri dilarikan ke fasilitas kesehatan setelah menyantap makanan MBG pada hari Selasa, 18 Februari 2025. Para siswa dilaporkan mengalami gejala keracunan seperti mual dan muntah.

Dinda Shabrina berkontribusi dalam tulisan ini

Pilihan editor: Prabowo Klaim Angka Keracunan Makan Bergizi Gratis Hanya 0,005 Persen

Berita Terkait

Terpesona! Inilah 5 Bandara Berarsitektur Memukau di Dunia
Jonathan Frizzy Tersangka: Dhena Devanka Unggah Foto Bahagia, Tuai Perhatian Publik
Frizzy Tersangka, Dhena Devanka Senyum Lebar: Kisah Terbaru Mereka Jadi Perbincangan
Frizzy Tersangka, Dhena Devanka Senyum Lebar: Kisah Terbaru Mereka Jadi Perbincangan
Now You See Me 2: Aksi Spektakuler The Four Horsemen Kembali Mengguncang Dunia Sulap
Eksklusif! Saksikan Live Streaming Pernikahan Luna Maya dan Maxime Bouttier dari Pulau Dewata
Okupansi Hotel Bali Lesu, Akankah Akomodasi Ilegal Jadi Biang Kerok?
Maksimalkan Galaxy S25: 3 Tips Ampuh Manfaatkan Galaxy AI

Berita Terkait

Selasa, 6 Mei 2025 - 15:00 WIB

Jonathan Frizzy Tersangka: Dhena Devanka Unggah Foto Bahagia, Tuai Perhatian Publik

Selasa, 6 Mei 2025 - 13:20 WIB

Frizzy Tersangka, Dhena Devanka Senyum Lebar: Kisah Terbaru Mereka Jadi Perbincangan

Selasa, 6 Mei 2025 - 12:08 WIB

Frizzy Tersangka, Dhena Devanka Senyum Lebar: Kisah Terbaru Mereka Jadi Perbincangan

Selasa, 6 Mei 2025 - 11:28 WIB

Now You See Me 2: Aksi Spektakuler The Four Horsemen Kembali Mengguncang Dunia Sulap

Selasa, 6 Mei 2025 - 11:20 WIB

Eksklusif! Saksikan Live Streaming Pernikahan Luna Maya dan Maxime Bouttier dari Pulau Dewata

Berita Terbaru