Ragamutama.com JAKARTA. PT ABM Investama Tbk (ABMM), perusahaan yang bergerak di sektor pertambangan batu bara, melaporkan penurunan signifikan pada laba bersihnya di kuartal I tahun 2025, yaitu sebesar 57,71%.
Meskipun demikian, beberapa analis berpendapat bahwa saham ABMM masih menyimpan potensi keuntungan bagi para investor, terutama dalam periode jangka pendek. Sukarno Alatas, Senior Equity Research Analyst dari Kiwoom Sekuritas, menganggap bahwa penurunan kinerja ABMM pada tiga bulan pertama tahun ini adalah hal yang lazim.
“Penurunan laba ini dapat dimaklumi karena adanya penurunan pendapatan yang disebabkan oleh tren penurunan harga batu bara, yang secara langsung memengaruhi average selling price (ASP). Di samping itu, beban pokok penjualan juga mengalami kenaikan, yang semakin memperparah penurunan bottom line,” jelas Sukarno kepada Kontan, (5/5).
Penurunan Signifikan: ABM Investama (ABMM) Mencatatkan Laba US$ 21,38 juta pada Kuartal I-2025
Beliau juga menambahkan bahwa kontribusi negatif juga berasal dari bagian atas laba entitas asosiasi, seperti saham PT Golden Energy Mines Tbk (GEMS), yang turut memengaruhi kinerja kuartal I. Namun, ia memperkirakan prospek akan mulai menunjukkan perbaikan pada kuartal II.
“Secara kontribusi, pendapatan dari sektor batu bara mengalami penurunan dari 78% (kuartal I 2024) menjadi 70,4%. Akan tetapi, model bisnis di sektor logistik tampaknya belum cukup kuat, yang terlihat dari penurunan kinerja sebesar 15% di kuartal I,” ungkapnya.
Dari sudut pandang valuasi, saham ABMM saat ini diperdagangkan dengan price to earnings ratio (PER) sebesar 3,9 kali dan price to book value (PBV) sebesar 0,65 kali. Angka-angka ini lebih rendah dibandingkan dengan rata-rata 5 tahun terakhir, yaitu sebesar 5,7 kali (PER) dan 1,1 kali (PBV).
ABMM Chart by TradingView
“Dengan valuasi yang saat ini tergolong undervalued, ABMM masih menarik untuk dibeli atau dijadikan trading buy dengan strategi jangka pendek. Selain itu, saham ini juga dapat di-hold untuk jangka panjang karena perusahaan secara konsisten membagikan dividen,” tegasnya.
Pendapatan dan Laba Bersih ABM Investama (ABMM) Mengalami Penurunan di Tahun 2024
Adapun katalis positif yang berpotensi mendorong pemulihan kinerja ABMM di masa depan adalah potensi rebound harga batu bara global.
“Harga batu bara mulai menunjukkan kenaikan dari titik terendah tahun ini, yaitu dari level US$ 93 menjadi US$ 98 per barel. Di samping itu, pemulihan kinerja saham GEMS juga dapat meningkatkan kontribusi laba entitas asosiasi,” pungkasnya.