Ragamutama.com – , Jakarta – Sebuah gagasan kontroversial dilontarkan oleh Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, yang berencana menjadikan program vasektomi, atau kontrasepsi bagi pria, sebagai salah satu syarat penerimaan bantuan sosial (bansos). Lebih dari sekadar syarat, Dedi mengusulkan pemberian insentif sebesar Rp 500 ribu bagi warga yang sukarela mengikuti vasektomi.
Alasan di balik usulan ini, menurut Dedi, adalah tingginya permintaan bantuan biaya persalinan yang kerap ia terima.
“Jika seseorang belum memiliki kemampuan finansial untuk membiayai kelahiran, kehamilan, apalagi pendidikan anak, sebaiknya menunda memiliki keturunan,” tegas Dedi pada hari Selasa, 29 April 2025.
Memahami Lebih Dalam Tentang Vasektomi
Vasektomi, yang juga dikenal sebagai Metode Operasi Pria (MOP), adalah sebuah metode kontrasepsi permanen yang dilakukan dengan memutus saluran sperma. Penting untuk dicatat, vasektomi tidak mempengaruhi kemampuan pria untuk mengalami ejakulasi dan orgasme.
Terdapat dua jenis utama vasektomi: vasektomi konvensional dan vasektomi tanpa pisau bedah. Vasektomi konvensional melibatkan sayatan kecil pada kedua sisi skrotum (bagian atas skrotum dan bagian bawah penis) untuk mengangkat dan memutus vas deferens.
Sebaliknya, vasektomi tanpa pisau bedah menggunakan penjepit khusus untuk menahan saluran yang akan dipotong, kemudian membuat lubang kecil pada kulit skrotum untuk memotong dan mengikat saluran tersebut. Metode tanpa pisau bedah ini semakin populer karena minim risiko, komplikasi, dan tidak memerlukan jahitan.
Tahapan Prosedur Vasektomi
Sebelum prosedur vasektomi dimulai, dokter akan melakukan diskusi mendalam dengan pasien untuk memastikan pemahaman penuh mengenai implikasi dari keputusan tersebut. Keputusan untuk vasektomi haruslah matang dan dipikirkan secara mendalam.
Setelah persiapan selesai, operasi dapat dilakukan. Prosedur vasektomi umumnya memakan waktu antara 10 hingga 30 menit. Setelah pemberian anestesi lokal, dokter akan membuat sayatan yang akan sembuh dengan sendirinya.
Setelah operasi, pasien mungkin mengalami pembengkakan atau rasa tidak nyaman. Namun, kondisi ini biasanya bersifat sementara. Dokter akan memantau kemungkinan infeksi selama masa pemulihan pasca operasi, meskipun risiko efek samping yang signifikan relatif rendah, hanya sekitar 1-2 persen.
Seberapa Efektifkah Vasektomi?
Vasektomi adalah salah satu metode kontrasepsi paling efektif yang tersedia, dengan tingkat keberhasilan mencapai 99 persen. Ini berarti bahwa kurang dari 1 dari 100 wanita akan hamil dalam satu tahun setelah pasangannya menjalani vasektomi.
Pemeriksaan lanjutan disarankan 8-16 minggu setelah vasektomi untuk memastikan tidak ada lagi sperma yang tersisa. Dalam kasus yang jarang terjadi, saluran vas deferens dapat terhubung kembali secara spontan. Akan tetapi, kejadian ini sangat jarang terjadi setelah operasi.
Meluruskan Mitos Seputar Vasektomi
Seperti yang dilansir dari Antara, vasektomi berbeda dengan pengebirian dan tidak mempengaruhi fungsi testis atau produksi testosteron. Vasektomi juga tidak memengaruhi libido, ereksi, atau ejakulasi. Pria tetap akan mengeluarkan air mani saat ereksi atau ejakulasi, tetapi tanpa kandungan sperma.
Metode ini tidak menyebabkan penyakit jantung atau meningkatkan risiko kanker. Dengan risiko komplikasi yang rendah, pasien umumnya dapat langsung pulang setelah operasi tanpa perlu rawat inap.
Ricky Juliansyah dan Dimas Kuswantoro turut berkontribusi dalam penulisan artikel ini.
Pilihan editor: Ragam Alat Kontrasepsi Pria, Termasuk Vasektomi