Salah satu hal unik dari karakter Don dalam film animasi JUMBO adalah desainnya yang tidak memiliki lubang telinga. Ryan Adriandhy, sang sutradara film JUMBO, membeberkan alasan di balik keputusan artistik tersebut. Menurutnya, ketiadaan lubang telinga pada Don bukanlah sekadar detail visual biasa.
“Karakter Don sengaja dirancang tanpa lubang telinga. Ini adalah representasi simbolik bahwa selama perjalanannya, ia tumbuh tanpa banyak mendengarkan,” jelas Ryan kepada kumparan, pada hari Sabtu (3/5).
Lebih lanjut, Ryan Adriandhy menjelaskan bahwa penggambaran karakter Don tanpa lubang telinga berfungsi sebagai metafora yang kuat, merefleksikan perjalanan internal seorang anak. Melalui film, Don belajar untuk memahami arti kehidupan yang sesungguhnya.
Transformasi karakter Don menjadi poin penting dalam alur cerita film JUMBO. Penonton diajak untuk menyaksikan perubahan signifikan yang terjadi pada diri Don.
“Seiring dengan perkembangan cerita, kita dapat menyaksikan bagaimana Don mulai membuka diri dan mulai ‘mendengar’ dunia di sekitarnya. Hal ini termasuk menjalin koneksi dengan teman-temannya serta Oma,” ungkap Ryan.
Ryan Adriandhy soal JUMBO Masuk Tiga Besar Film Indonesia Terlaris
Sejak penayangan perdananya di bioskop pada tanggal 31 Maret 2025, film JUMBO telah berhasil menarik perhatian jutaan penonton. Setelah 33 hari penayangan, film ini mencatatkan angka fantastis dengan meraih 8.294.207 penonton. Prestasi ini mengantarkan JUMBO ke posisi tiga besar film Indonesia terlaris sepanjang masa.
Keberhasilan yang diraih JUMBO tak lepas dari antusiasme luar biasa dari masyarakat Indonesia. Atas dukungan tersebut, Ryan Adriandhy menyampaikan rasa terima kasih yang mendalam kepada seluruh penonton yang telah menyaksikan film JUMBO.
“Ucapan terima kasih yang setulus-tulusnya saya sampaikan kepada seluruh penonton di Indonesia yang telah memberikan cinta yang begitu besar untuk JUMBO,” kata Ryan dengan penuh haru.
Bagi Ryan, keberhasilan JUMBO menembus tiga besar film Indonesia terlaris merupakan pencapaian yang tak pernah ia bayangkan sebelumnya. “Ini adalah sebuah kehormatan yang luar biasa, sekaligus kejutan yang sangat membahagiakan,” tuturnya.
Ryan Adriandhy menegaskan bahwa kesuksesan film JUMBO bukanlah semata-mata hasil kerja kerasnya seorang diri. Ia menyadari bahwa pencapaian ini merupakan hasil kolaborasi dari seluruh tim yang terlibat dalam produksi film tersebut.
“Keberhasilan ini adalah hasil dari kerja keras seluruh tim—mulai dari para aktor dan aktris, kru produksi, hingga tim promosi—dan tentu saja, dukungan penuh dari para penonton yang menjadikan JUMBO bukan hanya sekadar tontonan, tetapi juga sebuah pengalaman yang dapat dinikmati bersama,” pungkas Ryan.
Pengisi suara karakter Don dalam film JUMBO adalah Prince Poetiray. Prince merasa sangat gembira ketika mengetahui bahwa JUMBO berhasil masuk ke dalam jajaran tiga besar film Indonesia terlaris. Film JUMBO sendiri merupakan proyek film pertama bagi Prince.
“Perasaan saya? Tentu saja sangat senang melihat begitu banyak orang yang menyukai film JUMBO. Saya juga merasa bangga bisa menjadi bagian dari film ini,” ujar Prince kepada kumparan, beberapa waktu lalu.
Melalui perannya sebagai pengisi suara Don dalam film JUMBO, Prince mendapatkan pelajaran hidup yang sangat berharga. Ia semakin menyadari betapa pentingnya memiliki keluarga dan teman-teman yang selalu memberikan dukungan dan kasih sayang.
“Kita harus senantiasa bersyukur karena memiliki keluarga, teman-teman, dan orang-orang yang selalu menyayangi kita,” pesan Prince.
Proses produksi film JUMBO memakan waktu selama lima tahun, dimulai dari tahap pengembangan ide awal pada tahun 2019. Pengerjaan film ini melibatkan lebih dari 400 animator yang berbakat. Selain di Indonesia, film JUMBO juga direncanakan untuk ditayangkan di berbagai negara di dunia.