Ngidam Cokelat Dubai: Lahirnya Tren Kuliner yang Mendunia

Avatar photo

- Penulis

Minggu, 4 Mei 2025 - 00:48 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Dalam kunjungan saya ke Uni Emirat Arab (UEA) beberapa waktu lalu, ada satu tujuan utama yang ingin saya capai: berburu “cokelat Dubai” yang sedang menjadi sensasi di dunia maya.

Bagi pengguna aktif TikTok, popularitas cokelat ini tentu bukan hal baru. Kombinasi rasa cokelat, pistachio, dan tahini yang berpadu dengan tekstur renyah filo, menjadikan camilan ini terinspirasi dari hidangan penutup tradisional Timur Tengah, yakni Knafeh.

Cokelat orisinalnya, dengan nama Can’t Get Knafeh of It, merupakan kreasi FIX Chocolatier, dan hanya dijual secara eksklusif di UEA sejak tahun 2022.

Popularitasnya meledak di media sosial, menyebabkan penjualannya dibatasi hanya dua jam per hari dan seringkali habis terjual dalam waktu singkat.

Kini, berbagai tiruan dengan label “cokelat Dubai” telah menjamur di supermarket di Inggris, termasuk Waitrose, Lidl, dan Morrisons.

Bahkan, beberapa supermarket memberlakukan pembatasan jumlah pembelian per pelanggan untuk mengantisipasi lonjakan permintaan.

Yezen Alani, salah satu pemilik FIX bersama istrinya, Sarah Hamouda, mengungkapkan kepada BBC bahwa mereka merasa terhormat atas perhatian global terhadap cokelat Dubai.

Ide awal pembuatan cokelat FIX muncul di benak Sarah pada tahun 2021. Saat itu, Sarah sedang hamil dan terus-menerus mendambakan perpaduan rasa yang kemudian menjadi inspirasi resep camilan tersebut.

Yezen dan Sarah mulai mengembangkan produk ini setahun kemudian, menjalankan bisnis tersebut di sela-sela pekerjaan utama mereka.

“Sarah dan saya dibesarkan di Inggris dan pindah ke Dubai 10 tahun lalu, jadi kami memiliki akar budaya Barat dan Arab,” kata Alani.

“Kami ingin menciptakan cita rasa yang terinspirasi dari perpaduan budaya tersebut,” lanjutnya.

Salah satu daya tarik utama cokelat ini adalah eksklusivitasnya. Pelanggan hanya dapat memesannya melalui aplikasi pesan antar makanan, bukan dengan mengunjungi toko fisik atau membelinya di supermarket.

Harganya sekitar 15 poundsterling (sekitar Rp300 ribu) per batang dan hanya tersedia pada jam-jam tertentu dalam sehari untuk memastikan perusahaan dapat memenuhi semua pesanan.

Selama kunjungan saya, saya melihat berbagai variasi cokelat serupa dijual di banyak toko dengan sebutan “cokelat Dubai”, lengkap dengan gambar pistachio dan pastry filo.

Baca Juga :  Rekomendasi 4 Kuliner Murah Meriah & Lezat Dekat Malioboro

Yezen mengaku merasa frustrasi dengan kemunculan produk-produk tiruan ini.

“Orang-orang mencoba produk palsu, dan ini merusak citra merek kami,” keluhnya.

Popularitas cokelat ini tak lepas dari peran media sosial. Video viral dari pengguna TikTok bernama Maria Vehera pada tahun 2023 disebut-sebut sebagai salah satu pemicu ketenarannya.

Video tersebut menampilkan Vehera mencoba batangan Knafeh untuk pertama kalinya, bersama dengan beberapa varian lain dari produsen cokelat yang sama. Unggahan tersebut telah disukai hampir tujuh juta kali.

Tampilan batangan cokelat ini memang dirancang untuk menarik perhatian warganet. Mulai dari taburan oranye dan hijau yang mencolok di atas cokelat susu yang lembut, hingga suara renyah saat dipatahkan.

Paduan cokelat dan pistachio bukanlah hal baru, tetapi elemen yang benar-benar membedakannya adalah tekstur renyah pada isiannya, dengan adonan filo menambahkan lapisan tekstur dan ketebalan yang unik pada batangan cokelat.

Mengingat batangan Can’t Get Knafeh of It hanya tersedia di satu negara, perusahaan lain mulai berlomba-lomba menjual versi mereka sendiri di Inggris.

Salah satunya adalah Lindt, produsen cokelat Swiss, yang menjual cokelat Dubainya seharga 10 poundsterling (sekitar Rp200 ribu) di supermarket.

Sejak mulai menjual produk tersebut, pihak Waitrose mengaku terpaksa memberlakukan batasan pembelian maksimal dua batang per pelanggan untuk menjaga ketersediaan stok.

Versi lain juga dijual oleh Home Bargains, sementara supermarket Lidl menawarkan versinya sendiri seharga 4,99 poundsterling (sekitar Rp100 ribu) dengan batasan jumlah pembelian.

Seorang influencer bahkan mendokumentasikan bagaimana batangan cokelat tersebut disimpan di belakang kasir, menandakan betapa populernya produk ini.

Setelah mencoba cokelat Lindt dan beberapa versi lain yang dijual di toko-toko kecil, perbedaan yang signifikan terasa.

Cokelat FIX dipasarkan sebagai “makanan penutup” dan perlu disimpan di lemari es, dengan tanggal kedaluwarsa yang relatif singkat seperti produk susu lainnya.

Hal ini berbeda dengan produk tiruan yang dirancang untuk memiliki masa simpan yang lebih lama.

Perbedaan rasa dan tekstur juga sangat terasa. Batangan orisinal hampir dua kali lebih lebar dari batangan Lindt, yang lebih mirip ukuran dan bentuk batangan cokelat standar.

@naraazizasmith

this was interesting😭 #fypシ #dubaichocolate #tastetest #marriage #momtok #dessert #treat

♬ original sound – Nara Smith

Saat Yezen dan Sarah pertama kali memulai bisnis mereka, mereka mempekerjakan satu orang untuk menangani sekitar enam hingga tujuh pesanan per hari.

Kini, mereka memiliki 50 karyawan yang menangani sekitar 500 pesanan setiap hari.

Salah satu topik yang sering diperbincangkan adalah harga produk ini, yaitu 15 poundsterling (sekitar Rp300 ribu) per batang.

“Semua produk kami dibuat dengan tangan, setiap desain dikerjakan secara manual,” jelas Yezen.

“Kami menggunakan bahan-bahan premium, dan prosesnya tidak seperti membuat batangan cokelat biasa. Ada proses memanggang, mencetak cokelat sesuai desain, dan untuk isiannya sendiri, bahkan pistachio pun dipilih dan diproses dengan tangan.”

Kepada Arabian Business tahun lalu, Sarah mengatakan: “Ibu saya dulu sering membuat Knafeh. Cita rasa itulah yang ingin saya interpretasikan ulang dengan cara saya sendiri.”

Knafeh adalah rasa pertama yang kami sempurnakan. Kerenyahannya, pistachio-nya, semuanya harus pas,” tambahnya.

Meskipun produk ini sangat sukses, Alani mengakui bahwa “perjalanan ini sangat berat” karena mereka berdua bekerja penuh waktu sambil membesarkan kedua anak mereka.

“Ada saat-saat di mana kami ingin menyerah, tetapi kami berkata pada diri sendiri ‘kami akan terus berjalan selama kami masih bisa membayar sewa rumah’.”

“Sekarang kami tidak menyesal karena semuanya berhasil.”

  • Bagaimana asal-usul döner kebab yang jadi rebutan Turki dan Jerman?
  • Apakah makanan fermentasi seperti kimchi benar-benar baik untuk kita?
  • Khao chae, nasi rendam yang menyegarkan di tengah teriknya cuaca Thailand
  • Mengapa kopi Starbucks sulit laku di Vietnam dibanding di Indonesia?
  • Arculata: Kisah roti cincin yang selamat dari kehancuran Pompeii
  • Nasib jamu, dari digendong hingga masuk ke kafe – cara anak muda lestarikan warisan budaya

Berita Terkait

Target Ambisius: 20 Juta Penerima Makan Bergizi Gratis Agustus 2025
BPOM Ajak Puskesmas Cegah Keracunan Program Makan Bergizi Gratis
Prabowo Susun SOP Pengawasan MBG Bersama Kepala BGN di Hambalang
Jelajah Kuliner Vietnam: Sensasi Rasa dalam Sehari
Rayakan Hari Pendidikan Nasional 2025: Promo Spesial Makanan & Minuman di Seluruh Indonesia
Rekomendasi 4 Kuliner Murah Meriah & Lezat Dekat Malioboro
Rayakan May Day: Promo Makanan & Tiket Wahana Menanti!
10 Restoran Sushi Terbaik di London: Wajib Dicoba!

Berita Terkait

Minggu, 4 Mei 2025 - 16:23 WIB

Target Ambisius: 20 Juta Penerima Makan Bergizi Gratis Agustus 2025

Minggu, 4 Mei 2025 - 11:47 WIB

BPOM Ajak Puskesmas Cegah Keracunan Program Makan Bergizi Gratis

Minggu, 4 Mei 2025 - 05:55 WIB

Prabowo Susun SOP Pengawasan MBG Bersama Kepala BGN di Hambalang

Minggu, 4 Mei 2025 - 00:48 WIB

Ngidam Cokelat Dubai: Lahirnya Tren Kuliner yang Mendunia

Sabtu, 3 Mei 2025 - 12:43 WIB

Jelajah Kuliner Vietnam: Sensasi Rasa dalam Sehari

Berita Terbaru

Uncategorized

Polisi Amankan Puluhan Demonstran Saat Aksi May Day

Minggu, 4 Mei 2025 - 21:36 WIB