Misteri Terungkap: Hari-Hari Terakhir Adolf Hitler, 80 Tahun Lalu

Avatar photo

- Penulis

Sabtu, 3 Mei 2025 - 21:48 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

“Dari markas besar dikabarkan bahwa Führer kita, Adolf Hitler, yang berjuang hingga akhir hayatnya melawan ancaman Bolshevik, telah gugur membela Jerman malam ini.”

Pada tanggal 1 Mei 1945, sekitar pukul 22.30, melodi indah Symphony No.7 karya Anton Bruckner yang tengah diputar oleh Radio Hamburg tiba-tiba terhenti oleh pengumuman mengejutkan: Adolf Hitler telah meninggal dunia.

Kabar duka ini, mengenai sosok yang dianggap oleh hampir seluruh dunia sebagai representasi kejahatan mutlak, sebagaimana dilansir oleh The Times, dengan cepat menggemparkan dunia.

Beberapa menit berselang, BBC menyiarkan, “Kami menyela siaran kami untuk menyampaikan berita penting: Radio Jerman baru saja mengumumkan wafatnya Hitler. Saya ulangi: Radio Jerman baru saja memberitakan bahwa Hitler telah tiada.”

Namun, seiring berjalannya waktu, pengumuman kematian Hitler ini terungkap sebagai disinformasi. Sang arsitek Perang Dunia II ternyata tidak menghembuskan nafas terakhir pada 1 Mei, melainkan sehari sebelumnya.

Lebih jauh lagi, kepergiannya bukanlah akibat gugur dalam pertempuran heroik layaknya seorang panglima perang, melainkan sebuah tindakan bunuh diri di dalam bunker persembunyiannya.

Delapan dekade kemudian, misteri masih menyelimuti detail pasti bagaimana pria yang dianggap bertanggung jawab atas genosida 6 juta jiwa kaum Yahudi di Eropa tersebut menemui ajalnya.

Dengan menelusuri arsip sejarah dan mewawancarai tiga pakar, BBC News Mundo, kantor berita berbahasa Spanyol dari BBC, berupaya merekonstruksi hari-hari terakhir Adolf Hitler, sang pemimpin Nazi yang bercita-cita mendirikan sebuah kekaisaran abadi.

Dalam Kemunduran yang Tak Terhindarkan

Tahun 1944 menjadi titik balik bagi Nazi Jerman. Negara itu terkepung oleh invasi Normandia (Prancis) di barat oleh pasukan Sekutu.

Sementara itu, pembebasan Roma (Italia) di selatan dan laju pasukan Soviet ke timur menandakan bahwa kekalahan Jerman hanyalah masalah waktu.

Namun, Hitler menolak menyerah.

“Pada tanggal 21 November 1944, ia meninggalkan Wolfsschanze (“Sarang Serigala”, di Polandia saat ini) dan menggunakan kereta api menuju markasnya di Adlerhorst (dekat perbatasan Belgia dan Luksemburg), dari sana ia memimpin serangan di Ardennes,” jelas sejarawan Jerman, Harald Sandner, kepada BBC News Mundo.

Setelah kegagalan operasi tersebut, yang oleh para sejarawan dianggap sebagai upaya militer terakhir Nazi, Hitler kembali ke Berlin pada 16 Januari 1945.

Hal ini dikonfirmasi secara rinci oleh Sandner, yang menghabiskan dua dekade meneliti topik tersebut untuk buku Hitler—Das Itinerar, yang dianggap sebagai kronologi terlengkap perjalanan sang diktator Jerman sepanjang hidupnya.

“Selain kunjungannya ke garis depan pada 3 Maret, Hitler terus berada di ibu kota hingga akhir hayatnya,” ujar seorang pakar.

Namun, seiring dengan meningkatnya intensitas serangan udara Sekutu di Berlin, Hitler semakin sering berlindung di bunker bawah tanah Kanselir, sebuah bangunan megah yang ia dirikan di ibu kota sepuluh tahun sebelumnya.

“Mulai 24 Januari dan seterusnya, ia hampir sepenuhnya menghabiskan waktunya untuk tidur di bunker,” imbuh Sandner.

Memasuki bulan April, pemimpin Nazi tersebut nyaris tidak pernah muncul ke permukaan.

Pasalnya, pasukan Soviet yang telah mencapai puluhan kilometer di timur kota, mulai melancarkan serangan artileri besar-besaran, jelas sejarawan Inggris, Thomas Weber, kepada BBC News Mundo.

“Hampir sepanjang pekan terakhir hidupnya, Hitler menghabiskan waktunya di bunker. Ia hanya keluar pada 20 April, di hari ulang tahunnya, untuk menerima ucapan selamat di Kanselir,” tambah Weber, seorang profesor di Universitas Aberdeen di Skotlandia.

“Kemudian, pada 23 [April], ia sempat berjalan-jalan singkat di taman dan difoto untuk terakhir kalinya,” lanjut pria yang juga seorang peneliti di Universitas Stanford di AS ini.

Berbagai catatan dan studi sejarah membenarkan bahwa bukan hanya Hitler yang berada di dalam bunker perlindungan tersebut, tetapi juga orang-orang terdekatnya.

Mereka termasuk istrinya, Eva Braun; sekretaris partai, Martin Bormann; Menteri Propaganda, Joseph Goebbels, beserta keluarganya; serta sejumlah penasihat militer, sekretaris, dan pengawal mereka.

Bunker yang Sunyi dan Penuh Sesak

Führerbunker, demikian sebutan untuk fasilitas rahasia itu, merupakan bangunan besar dengan 30 ruangan yang terletak beberapa meter di bawah kediaman resmi Hitler.

Berbeda dengan Kanselir, perabotannya sangat minim dan tanpa hiasan.

Dinding dan atapnya yang setebal empat meter membuatnya tahan terhadap serangan bom Sekutu, sementara sistem ventilasi dan generator listrik modern menjamin tempat itu layak huni.

Baca Juga :  Tragedi Kashmir: 26 Turis Tewas dalam Serangan Penembakan Brutal

Namun, kenyataannya tidaklah semanis itu.

“Deskripsi yang ada menggambarkan tempat itu sempit, dingin, lembap, berisik, dan mengeluarkan bau tak sedap akibat generator yang terus menyala untuk penerangan dan sirkulasi udara,” papar sejarawan Inggris, Caroline Sharples, kepada BBC News Mundo.

“Orang-orang yang berada di sana menggambarkan suasana yang menyesakkan karena penuh sesak. Mereka juga kehilangan orientasi waktu karena lampu yang terus menyala,” tambah Sharples, seorang profesor di University of Roehampton, Inggris.

Selain ketidaknyamanan fisik, kabar yang datang dari garis depan juga semakin memburuk.

“Suasananya suram karena semua orang menyadari bahwa [mereka] kalah perang,” timpal Sandner.

Namun, rutinitas Hitler hampir tidak berubah.

“Dia tidur larut malam, hingga lewat tengah hari. Dia menghadiri pengarahan dengan para jenderalnya dua kali sehari.”

“Kemudian dia minum teh dan menyampaikan monolog kepada para sekretarisnya hingga dini hari,” kata Sandner.

Antara Serangan Balik dan Pengkhianatan

Sehari setelah ulang tahunnya yang ke-56, tepatnya pada 21 April, Hitler memerintahkan tiga jenderal untuk melancarkan serangan balasan dengan tujuan memecah kepungan Soviet di ibu kota Jerman.

Akan tetapi, tak seorang pun berani memberitahunya bahwa divisi-divisi yang ia lihat di peta nyatanya hanyalah kelompok-kelompok kecil tanpa tank maupun artileri.

Keesokan harinya, setelah mengetahui bahwa pasukan Tentara Merah telah memasuki kota dan serangan balasan yang ia perintahkan gagal total, sang diktator memaki para jenderalnya, dan untuk pertama kalinya, mengakui secara terbuka bahwa mereka telah kalah.

“Saya tidak sanggup lagi. Pengganti saya yang akan mengambil alih,” ujarnya.

Momen ini digambarkan kembali dalam film Jerman berjudul Downfall dan menurut Sandner, adegan dalam film tersebut “cukup akurat”.

Meskipun telah mengakui kekalahan, Hitler mengabaikan saran arsitek Albert Speer, Menteri Persenjataan, yang mengunjungi bunker pada 23 April dan mendesaknya untuk melarikan diri ke Pegunungan Alpen.

Kabar tentang dugaan pengunduran diri pemimpin Nazi itu sampai kepada Marsekal Hermann Goering, kepala Luftwaffe (Angkatan Udara Nazi), yang sebelumnya telah ditunjuk Hitler sebagai penggantinya melalui dekrit pada 1939 dan 1941.

Goering, yang saat itu berada di pengungsian di Bavaria, mengirim telegram kepada Hitler untuk meminta izin mengambil alih kepemimpinan.

Permintaan ini dianggap Hitler sebagai sebuah pengkhianatan.

“Hitler sangat murka dan memerintahkan Goering untuk melepaskan semua jabatan dan propertinya atau menghadapi hukuman mati atas pengkhianatan,” jelas Sharples.

Akan tetapi, pengkhianatan ini bukan satu-satunya.

Pada 28 April, Hitler mendapat kabar bahwa Heinrich Himmler—pemimpin SS yang sangat ditakuti—telah berbicara dengan para diplomat Swedia dan meminta mereka untuk memfasilitasi negosiasi dengan Amerika dan Inggris.

“Semua orang telah berbohong kepada saya, semua orang telah menipu saya, tidak seorang pun mengatakan kebenaran kepada saya,” ujar sang diktator, sebagaimana tercatat dalam laporan Guy Liddell, mantan kepala divisi kontra intelijen Inggris selama Perang Dunia II.

“Militer telah berbohong kepada saya dan sekarang SS pun meninggalkan saya,” ujar Hitlter dalam catatan itu.

Kesempatan Terakhir

Saat pasukan Rusia memasuki distrik pemerintahan, Hitler mengumumkan kepada orang-orang terdekatnya bahwa dia tidak akan meninggalkan kota dan akan mengakhiri hidupnya sendiri.

Namun, hingga saat-saat terakhir, ia masih memiliki kesempatan untuk melarikan diri.

Sekitar tanggal 26 hingga 27 April, seorang pilot Nazi bernama Hanna Reitsch berhasil mendaratkan pesawat di dekat Kanselir.

“Dia sebenarnya bisa saja melarikan diri dengan pesawat bersama Reitsch, atau bahkan lebih awal.”

“Namun, dia sengaja tidak melakukannya karena meyakini bahwa sebagai kepala negara, dia harus berjuang sekuat tenaga di ibu kota.”

“Dia memang tidak pernah peduli dengan nyawanya sendiri,” ungkap Sandner.

Kabar mengenai nasib sekutunya, diktator Italia Benito Mussolini, dan kekasihnya, Clara Petacci—yang dibunuh oleh musuhnya pada 28 April, dan jenazah mereka digantung terbalik di sebuah alun-alun di Milan—semakin memantapkan tekad Hitler yang kondisi mental dan fisiknya saat itu sedang merosot drastis.

“Kita tahu bahwa seiring dengan memburuknya situasi militer, Hitler menjadi semakin putus asa,” kata Sharples, mengutip kesaksian dari pengawal sang diktator, Johann Rattenhuber.

Baca Juga :  Danjen Kopassus Minta Maaf: Anggota Berfoto di Hercules Viral!

“Hitler benar-benar terpukul. Wajahnya tampak seperti topeng ketakutan dan kebingungan, dengan tatapan kosong seperti orang gila dan suara yang hampir tidak terdengar,” ungkap mantan agen tersebut.

Para ahli yang dimintai pendapatnya menghubungkan kemerosotan fisik dan mental sang diktator tidak hanya dengan kekalahan di medan perang, tetapi juga akibat dari obat-obatan yang ia konsumsi selama bertahun-tahun dan fakta bahwa ia menderita penyakit Parkinson.

Dalam tindakan tak terduga lainnya, pada tanggal 29, diktator itu menikahi Braun—tetapi alih-alih merayakan, ia mulai mengucapkan selamat tinggal kepada mereka yang ada di bunker dan kemudian mendiktekan keinginan politiknya kepada sekretarisnya, Gertrud Junge.

Menurut Weber, “pada akhirnya ia bimbang antara gagasan bahwa telah kalah perang, tetapi masih ada kemungkinan solusi ajaib.”

“Hitler yakin pasukan Inggris dan Amerika tidak akan memiliki keberanian untuk melancarkan perang kota dengan menggunakan taktik pemberontakan, yang akan dipimpin oleh pejuang Nazi yang sangat fanatik,” tambah sejarawan tersebut.

Tapi itu tidak terjadi.

“Rakyat Jerman tidak bertempur secara heroik dan karenanya pantas binasa. Bukan saya yang kalah perang, tetapi rakyat Jerman,” kata diktator itu, menurut penyelidikan Liddell.

Awal Mula Spekulasi

Namun, Hitler tidak hanya memutuskan untuk mengakhiri hidupnya sendiri, ia juga memerintahkan agar jasadnya dimusnahkan.

“Istri saya dan saya memilih kematian untuk menghindari rasa malu karena kalah atau menyerah. Jasad kami harus segera dibakar,” demikian isi surat wasiatnya.

Pada tanggal 30 April sekitar pukul 3:30 sore, Hitler dan Braun memasuki sebuah ruangan. Dia menelan kapsul sianida, lalu dia mengakhiri hidupnya dengan menembakkan peluru ke kepalanya.

Beberapa menit kemudian, pengawalnya memasuki ruangan dan mengeluarkan kedua jasad yang ditutupi kain, lalu mereka bawa ke taman dan dibuang ke dalam lubang yang telah mereka gali.

Mereka lalu menyiram mayat-mayat itu dengan bahan bakar dan menyulut api untuk membakarnya, sebagaimana yang diinginkan pemimpin mereka.

“Hitler sangat khawatir tentang apa yang akan terjadi jika Rusia menangkapnya hidup-hidup atau menemukan jasadnya. Ia takut diarak di Moskow,” imbuh Weber.

Namun, para ahli juga meyakini ada alasan lain yang menjelaskan keputusan Hitler tersebut.

“Sejak awal 1920-an, Hitler telah menciptakan persona publik, versi fiktif dirinya sebagai mesias yang sangat berkuasa, dan ia ingin agar persona tersebut tetap lestari,” jelasnya.

Sebagian tujuan Hitler itu tercapai.

Meskipun ada banyak bukti sejarah tentang kematiannya, selama beberapa dekade beredar versi yang mengklaim bahwa ia selamat dan berhasil melarikan diri ke Amerika Selatan.

Teori konspirasi ini disebarkan oleh pihak Soviet.

“[Joseph] Stalin bersekongkol dengan Sekutu untuk menabur keraguan mengenai kematian Hitler, meskipun Rusia sendiri telah memiliki jenazahnya sejak Mei 1945,” imbuh Sandner.

Menurut Weber, teori yang menyatakan Hitler berhasil melarikan diri dari bunker dalam keadaan hidup bertentangan dengan kepribadian megalomania sang pemimpin Nazi.

“Dari sudut pandang Hitler, tidak ada artinya menjalani hari lain tanpa kekuasaan dan dalam pengasingan,” tegas sang sejarawan.

“Hitler membutuhkan pujian, tidak hanya dari masyarakat luas, tetapi juga dari orang-orang di sekitarnya.”

“Ia adalah sosok yang mendambakan interaksi sosial dan pengakuan. Sulit dibayangkan bahwa orang seperti itu mau hidup bersembunyi di pedesaan Argentina.”

  • Misteri kematian Adolf Hitler: Apa yang terjadi dengan jenazah pemimpin Nazi ini?
  • Adolf Hitler dan Nazi – Apakah nazisme gerakan sayap kiri atau sayap kanan?
  • Sering diziarahi kelompok Neo-Nazi, rumah kelahiran Adolf Hitler akan diubah menjadi kantor polisi
  • Kisah antara hidup dan mati para gadis pencicip makanan Adolf Hitler
  • Bekas rumah Hitler dijadikan kantor polisi, supaya ‘tidak jadi lokasi pertemuan kelompok neo-Nazi’
  • Membagikan foto Adolf Hitler dan simbol Nazi, puluhan polisi Jerman diskors
  • Rumah kelahiran Hitler dan delapan tempat ‘paling kontroversial’ di dunia
  • Misteri kematian Adolf Hitler: Apa yang terjadi dengan jenazah pemimpin Nazi ini?
  • Ketika Nazi berupaya melacak mitos ras Arya di Tibet

Berita Terkait

Panglima TNI Mutasi Besar: 237 Perwira Dimutasi, Putra Try Sutrisno Termasuk!
Danjen Kopassus Minta Maaf: Anggota Berfoto di Hercules Viral!
Tragedi Kashmir: 26 Turis Tewas dalam Serangan Penembakan Brutal

Berita Terkait

Sabtu, 3 Mei 2025 - 21:48 WIB

Misteri Terungkap: Hari-Hari Terakhir Adolf Hitler, 80 Tahun Lalu

Kamis, 1 Mei 2025 - 04:20 WIB

Panglima TNI Mutasi Besar: 237 Perwira Dimutasi, Putra Try Sutrisno Termasuk!

Sabtu, 26 April 2025 - 14:59 WIB

Danjen Kopassus Minta Maaf: Anggota Berfoto di Hercules Viral!

Kamis, 24 April 2025 - 16:27 WIB

Tragedi Kashmir: 26 Turis Tewas dalam Serangan Penembakan Brutal

Berita Terbaru

Public Safety And Emergencies

Mobil BYD Seal Tabrak Bayi 2 Bulan, Sopir Tinggalkan Bukti Penting di TKP

Minggu, 4 Mei 2025 - 13:31 WIB