Ragamutama.com – , Jakarta – Bank Indonesia (BI) melaporkan adanya pergerakan modal asing keluar dari Indonesia sebesar Rp 61 triliun selama periode Januari hingga 30 April 2025. Aliran dana keluar ini terutama berasal dari aktivitas di pasar saham dan instrumen Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI).
“Data menunjukkan bahwa nonresiden mencatatkan penjualan bersih (jual neto) sebesar Rp 49,56 triliun di pasar saham dan Rp 12,05 triliun di SRBI,” jelas Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Ramdan Denny Prakoso, dalam keterangan tertulis yang disampaikan pada Jumat, 2 Mei 2025. Sebaliknya, pasar Surat Berharga Negara (SBN) mencatat adanya arus modal asing masuk sebesar Rp 23 triliun.
Dalam kurun waktu yang sama, BI mencatat adanya total modal asing yang masuk ke Indonesia sebesar Rp 4,15 triliun. Dana ini bersumber dari investasi di pasar Surat Berharga Negara (SBN) dan Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI).
“Secara keseluruhan, investor nonresiden mencatat pembelian bersih (beli neto) sebesar Rp 4,15 triliun,” ungkap Ramdan.
Secara rinci, Ramdan menjelaskan bahwa modal asing yang masuk ke SBN tercatat sebesar Rp 0,22 triliun, sementara investasi di SRBI mencapai Rp 3,95 triliun. Di sisi lain, terdapat arus modal asing keluar dari pasar saham sebesar Rp 0,01 triliun.
Meskipun demikian, pasar saham mencatatkan modal asing keluar bersih sebesar Rp 0,01 triliun. Dengan demikian, angka modal asing masuk bersih secara keseluruhan mencapai Rp 4,15 triliun.
Lebih lanjut, premi credit default swaps (CDS), yang mencerminkan risiko investasi dengan tenor 5 tahun, mengalami kenaikan sebesar 93,98 basis poin (bps) per 25 April 2025. Sehingga, premi CDS berada di level 97,18 bps per 1 Mei 2025.
Di sisi lain, nilai tukar rupiah menunjukkan pelemahan hingga mencapai level Rp 16.600 per dolar Amerika Serikat pada hari Jumat, 2 Mei 2025. Kondisi ini berbeda dibandingkan posisi rupiah pada hari Rabu sebelumnya yang berada di level Rp 16.595 per dolar AS. Indeks dolar AS (DXY) juga tercatat mengalami penguatan ke level 100,25 pada akhir perdagangan hari Rabu.
Pada Jumat pagi, 2 Mei 2025, imbal hasil (yield) SBN dengan tenor 10 tahun berada pada level 6,86 persen, meningkat tipis dari posisi sebelumnya sebesar 6,85 persen pada akhir perdagangan Rabu, 30 April 2025.
Pilihan Editor: Mengapa Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Diproyeksikan Turun