Investor Asing Tarik Rp 61 Triliun dari Indonesia: Apa Penyebabnya?

Avatar photo

- Penulis

Sabtu, 3 Mei 2025 - 21:35 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ragamutama.com – , Jakarta – Bank Indonesia (BI) melaporkan adanya pergerakan modal asing keluar dari Indonesia sebesar Rp 61 triliun selama periode Januari hingga 30 April 2025. Aliran dana keluar ini terutama berasal dari aktivitas di pasar saham dan instrumen Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI).

“Data menunjukkan bahwa nonresiden mencatatkan penjualan bersih (jual neto) sebesar Rp 49,56 triliun di pasar saham dan Rp 12,05 triliun di SRBI,” jelas Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Ramdan Denny Prakoso, dalam keterangan tertulis yang disampaikan pada Jumat, 2 Mei 2025. Sebaliknya, pasar Surat Berharga Negara (SBN) mencatat adanya arus modal asing masuk sebesar Rp 23 triliun.

Dalam kurun waktu yang sama, BI mencatat adanya total modal asing yang masuk ke Indonesia sebesar Rp 4,15 triliun. Dana ini bersumber dari investasi di pasar Surat Berharga Negara (SBN) dan Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI).

Baca Juga :  Kuota KUR Tahun Ini Rp 300 T, Cek Syarat Pengajuan KUR Bank Jateng Terbaru Tahun 2025

“Secara keseluruhan, investor nonresiden mencatat pembelian bersih (beli neto) sebesar Rp 4,15 triliun,” ungkap Ramdan.

Secara rinci, Ramdan menjelaskan bahwa modal asing yang masuk ke SBN tercatat sebesar Rp 0,22 triliun, sementara investasi di SRBI mencapai Rp 3,95 triliun. Di sisi lain, terdapat arus modal asing keluar dari pasar saham sebesar Rp 0,01 triliun.

Meskipun demikian, pasar saham mencatatkan modal asing keluar bersih sebesar Rp 0,01 triliun. Dengan demikian, angka modal asing masuk bersih secara keseluruhan mencapai Rp 4,15 triliun.

Lebih lanjut, premi credit default swaps (CDS), yang mencerminkan risiko investasi dengan tenor 5 tahun, mengalami kenaikan sebesar 93,98 basis poin (bps) per 25 April 2025. Sehingga, premi CDS berada di level 97,18 bps per 1 Mei 2025.

Baca Juga :  Usai Pagar Laut Tangerang Dibongkar, Sisa Bambunya Dimanfaatkan Nelayan

Di sisi lain, nilai tukar rupiah menunjukkan pelemahan hingga mencapai level Rp 16.600 per dolar Amerika Serikat pada hari Jumat, 2 Mei 2025. Kondisi ini berbeda dibandingkan posisi rupiah pada hari Rabu sebelumnya yang berada di level Rp 16.595 per dolar AS. Indeks dolar AS (DXY) juga tercatat mengalami penguatan ke level 100,25 pada akhir perdagangan hari Rabu.

Pada Jumat pagi, 2 Mei 2025, imbal hasil (yield) SBN dengan tenor 10 tahun berada pada level 6,86 persen, meningkat tipis dari posisi sebelumnya sebesar 6,85 persen pada akhir perdagangan Rabu, 30 April 2025.

Pilihan Editor: Mengapa Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Diproyeksikan Turun

Berita Terkait

BPOM Cabut Izin 8 Kosmetik: Promosi Tak Senonoh, Bahaya Konsumen
Harga Batu Bara Mei 2024 Naik Sedikit, Sentuh USD 121,15 per Ton
Harga Emas Antam Tetap Stabil: Rp 1.902.000 per Gram Hari Ini
Pendapatan dan Laba Bersih Semen Indonesia (SMGR) Turun di Kuartal I-2025
Harga Emas Antam Stabil di Rp 1.902.000/Gram
23 Emiten Bagikan Dividen: Catat Tanggal Cum Date 5-9 Mei 2025
Chandra Asri Pacific (TPIA) Raih Pendapatan Bersih US$ 622,1 Juta pada Kuartal I-2025
Barito Pacific (BRPT) Raih Pendapatan US$ 774 Juta, Melonjak 25% di Kuartal I-2025

Berita Terkait

Minggu, 4 Mei 2025 - 12:55 WIB

Harga Batu Bara Mei 2024 Naik Sedikit, Sentuh USD 121,15 per Ton

Minggu, 4 Mei 2025 - 10:11 WIB

Harga Emas Antam Tetap Stabil: Rp 1.902.000 per Gram Hari Ini

Minggu, 4 Mei 2025 - 09:55 WIB

Pendapatan dan Laba Bersih Semen Indonesia (SMGR) Turun di Kuartal I-2025

Minggu, 4 Mei 2025 - 09:39 WIB

Harga Emas Antam Stabil di Rp 1.902.000/Gram

Minggu, 4 Mei 2025 - 09:11 WIB

23 Emiten Bagikan Dividen: Catat Tanggal Cum Date 5-9 Mei 2025

Berita Terbaru

Public Safety And Emergencies

Mobil BYD Seal Tabrak Bayi 2 Bulan, Sopir Tinggalkan Bukti Penting di TKP

Minggu, 4 Mei 2025 - 13:31 WIB