Puan Soroti Ketimpangan Pendidikan 3T di Hardiknas 2025

Avatar photo

- Penulis

Jumat, 2 Mei 2025 - 20:47 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Dalam peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) pada Jumat, 2 Mei, Ketua DPR RI, Puan Maharani, menyoroti kesenjangan infrastruktur pendidikan yang masih menjadi permasalahan serius di berbagai wilayah terpencil di Indonesia.

“Hari Pendidikan Nasional seharusnya lebih dari sekadar seremoni tahunan. Ini adalah momen krusial untuk merenungkan kembali komitmen kita dan mengingatkan bahwa pendidikan adalah hak konstitusional yang wajib diwujudkan bagi seluruh generasi muda Indonesia, tanpa memandang lokasi geografis mereka,” tegas Puan dalam keterangan tertulisnya, Jumat (2/5).

“Akses terhadap pendidikan yang setara dan berkualitas masih menjadi impian yang belum terwujud bagi sebagian anak-anak Indonesia, khususnya di daerah-daerah pelosok. Kita masih menemukan sekolah-sekolah yang beroperasi tanpa guru tetap, minim fasilitas listrik, tanpa koneksi internet, bahkan tanpa perlengkapan dasar seperti bangku yang memadai,” tambahnya.

Selain itu, Puan juga menyoroti distribusi gedung sekolah yang belum merata, terutama di wilayah 3T (tertinggal, terdepan, dan terluar).

Kondisi ini memaksa banyak siswa untuk melakukan perjalanan panjang dari rumah mereka hanya untuk bisa mengenyam pendidikan.

“Kita masih melihat anak-anak di daerah terpencil yang harus berjuang berjalan kaki selama berjam-jam demi mencapai sekolah. Ini mengindikasikan bahwa kemerdekaan dalam bidang pendidikan belum sepenuhnya kita raih,” ujarnya.

Kesenjangan ini juga dirasakan oleh para pendidik dan tenaga kependidikan lainnya. Sebagai ujung tombak pendidikan di daerah-daerah terpencil, kesejahteraan mereka justru menjadi perhatian serius.

“Sampai saat ini, masih banyak guru dan tenaga kependidikan lainnya yang mengabdikan diri dengan dedikasi tinggi, namun sayangnya belum mendapatkan kejelasan status kepegawaian, upah yang layak, ataupun jaminan kesejahteraan yang memadai,” ungkap Ketua DPP PDIP tersebut.

“Pemerintah perlu memastikan bahwa penghargaan terhadap jasa guru tidak hanya sebatas pada upacara-upacara formal, tetapi harus diimplementasikan melalui sistem rekrutmen yang adil, proses pengangkatan yang transparan, pemberian gaji yang manusiawi, serta jaminan sosial yang pasti,” pungkasnya.</

Berita Terkait

Memukau! Paduan Suara Sekolah Rakyat Guncang Istana HUT RI
Mensos Lantik 1.323 Guru Sekolah Rakyat: Harapan Baru Pendidikan!
Guru Sekolah Rakyat Mundur Massal: Lokasi Penempatan Jadi Biang Kerok?
Guru Sekolah Rakyat Mundur Massal: Murid Terlantar?
Deep Learning Masuk Kurikulum: Apa Manfaatnya untuk Anak Kita?
UPI Umumkan 3.081 Pendaftar Calon Mahasiswa Baru Lolos Seleksi Mandiri
Sekolah Rakyat Dibuka: Kurikulum Apa yang Dipakai?
Sekolah Rakyat Dibuka di Probolinggo, 100 Siswa Kurang Mampu Mulai Belajar Gratis

Berita Terkait

Senin, 18 Agustus 2025 - 09:21 WIB

Memukau! Paduan Suara Sekolah Rakyat Guncang Istana HUT RI

Sabtu, 9 Agustus 2025 - 14:12 WIB

Mensos Lantik 1.323 Guru Sekolah Rakyat: Harapan Baru Pendidikan!

Jumat, 8 Agustus 2025 - 21:58 WIB

Guru Sekolah Rakyat Mundur Massal: Lokasi Penempatan Jadi Biang Kerok?

Jumat, 1 Agustus 2025 - 10:41 WIB

Guru Sekolah Rakyat Mundur Massal: Murid Terlantar?

Minggu, 20 Juli 2025 - 19:23 WIB

Deep Learning Masuk Kurikulum: Apa Manfaatnya untuk Anak Kita?

Berita Terbaru

Public Safety And Emergencies

Jurnalis Antara Dianiaya Polisi Saat Liput Demo DPR!

Senin, 25 Agu 2025 - 21:08 WIB