Ragamutama.com – , Jakarta – Gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) yang tengah terjadi di Indonesia, menurut McKinsey & Company, tidak secara otomatis mengindikasikan menyempitnya lapangan pekerjaan. Phillia Wibowo, Leader of People and Organizational Performance McKinsey Asia Tenggara, menegaskan bahwa terlepas dari kondisi perekonomian, peluang kerja akan selalu ada.
“Peluang kerja itu selalu tersedia, yang perlu dipecahkan adalah masalah mismatch (ketidaksesuaian) keterampilan,” ujar Phillia pada acara peluncuran laporan The Enterprising Archipelago: Propelling Indonesia’s Productivity di Jakarta Pusat, Rabu, 30 April 2025. Analisis McKinsey menunjukkan bahwa semakin banyak pekerjaan yang memerlukan kompetensi digital. Selain itu, kemampuan pemecahan masalah juga akan semakin krusial.
Guna mengatasi persoalan ketidaksesuaian ini, Phillia mengemukakan tiga langkah utama. Pertama, perusahaan perlu menginvestasikan sumber daya dalam program reskilling bagi para pekerja. Dengan demikian, perusahaan berperan aktif mendukung karyawan untuk menguasai keterampilan-keterampilan baru.
Kedua, sistem pendidikan di Indonesia harus mampu memfasilitasi pertumbuhan kewirausahaan yang produktif. “Jangan sampai masyarakat terperangkap dalam kegiatan wirausaha dengan tingkat produktivitas dan pendapatan yang rendah. Skala usahanya harus ditingkatkan,” katanya. Ketiga, pemerintah juga memiliki peran penting dalam mendukung program reskilling bagi tenaga kerja. Menurutnya, di era digital ini, setiap individu memiliki kesempatan untuk mempelajari keterampilan baru.
Data Kementerian Ketenagakerjaan menunjukkan bahwa sebanyak 18.610 pekerja terkena PHK pada periode Januari-Februari 2025. PHK yang dialami belasan ribu tenaga kerja ini beriringan dengan penutupan perusahaan tekstil PT Sri Rejeki Isman Tbk (Sritex) pada 1 Maret 2025.
Sebagai kompensasi, Kementerian Perindustrian menjanjikan ketersediaan 24.568 lowongan kerja seiring dengan pembukaan pabrik-pabrik baru yang berinvestasi di Indonesia. “Berdasarkan laporan dari Sistem Informasi Industri Nasional (SIINas), selama Januari-Februari 2025 terdapat sekitar 198 perusahaan industri yang melaporkan bahwa mereka sedang dalam proses mendirikan fasilitas produksi, dengan potensi penyerapan tenaga kerja mencapai lebih dari 24 ribu orang,” jelas Juru Bicara Kemenperin, Febri Hendri Antoni Arief, dalam keterangan resmi di Jakarta, Rabu, 2 April 2025.
Dian Rahma Fika turut berkontribusi dalam penulisan artikel ini.
Pilihan Editor: Sejarah May Day dan Tuntutan Buruh di Indonesia