Indonesia Targetkan 5,3 Juta Pekerja di Sektor Ekonomi Hijau

Avatar photo

- Penulis

Jumat, 2 Mei 2025 - 02:07 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Jakarta, RAGAMUTAMA.COM – Diperkirakan, sektor ekonomi hijau di Indonesia akan menyerap sekitar 4 juta tenaga kerja pada tahun 2025 ini, mencakup 2,7 persen dari keseluruhan angkatan kerja. Proyeksi menunjukkan peningkatan signifikan hingga 3,4 persen, dengan perkiraan lebih dari 5,3 juta pekerja di tahun 2029. Sementara itu, potensi pekerjaan yang bisa bertransformasi menjadi pekerjaan hijau diperkirakan mencapai 56 juta di tahun 2025, lalu melonjak menjadi 72 juta di tahun 2029.

Angka-angka ini mengindikasikan bahwa sebagian besar tenaga kerja di Indonesia memiliki potensi besar untuk beradaptasi menjadi tenaga kerja hijau. Transformasi ini memerlukan dukungan yang kuat dari teknologi, pengembangan keterampilan yang relevan, dan kebijakan pemerintah yang tepat. Guna mengakselerasi pertumbuhan tenaga kerja di sektor ekonomi hijau,

Kementerian PPN/Bappenas, didukung oleh kemitraan pembangunan dari Pemerintah Jerman, Australia, dan Bank Dunia, secara resmi meluncurkan Peta Jalan Pengembangan Tenaga Kerja Hijau Indonesia. Peluncuran ini menjadi bagian penting dari rangkaian acara Indonesia’s Green Jobs Conference (IGJC) 2025: Turning Vision Into Action.

Indonesia Bisa Keluar dari Middle Income Trap Lewat Ekonomi Hijau

Indonesia Bisa Keluar dari Middle Income Trap Lewat Ekonomi Hijau

1. Buat capai Indonesia Emas 2045

Wakil Menteri PPN/Wakil Kepala Bappenas, Febrian Alphyanto Ruddyard, menekankan bahwa inisiatif ini selaras dengan visi besar Indonesia Emas 2045.

“Visi Indonesia Emas 2045, sebagaimana tertuang dengan jelas dalam Undang-Undang Nomor 59 Tahun 2024, adalah representasi dari komitmen kolektif seluruh elemen bangsa. Tujuannya adalah menjadikan Indonesia sebagai negara maju dan sejahtera,” ujar Febrian, seperti dikutip dari keterangan resmi pada Kamis (1/5/2025).

Baca Juga :  Bos Garuda Ungkap Penyebab Biaya Haji 2024 Naik Rp 1,1 Juta

Peta jalan ini dirancang sebagai kerangka kerja strategis yang esensial dalam mempersiapkan sumber daya manusia (SDM) untuk menghadapi kompleksitas transisi menuju ekonomi yang berkelanjutan. Dokumen ini berfungsi sebagai referensi nasional dalam merumuskan regulasi, merancang program, dan mengarahkan investasi SDM secara terpadu dan inklusif.

2. Sektor-sektor prioritas buat tenaga kerja hijau

Peta jalan tersebut mengidentifikasi delapan sektor prioritas, mulai dari energi terbarukan hingga ekonomi sirkular. Sektor-sektor ini dinilai memiliki potensi signifikan dalam mendukung transisi ekonomi rendah karbon serta menciptakan lapangan kerja hijau yang berkualitas.

Pendekatan utama yang diadopsi dalam peta jalan ini adalah fokus pada identifikasi tugas dan kompetensi yang secara langsung berkontribusi pada pelestarian lingkungan. Dengan demikian, pekerjaan hijau dapat diuraikan menjadi kebutuhan keterampilan yang spesifik dan dapat dipelajari secara sistematis.

Kendati demikian, proses transformasi ini bukannya tanpa tantangan. Beberapa di antaranya termasuk partisipasi perempuan yang masih rendah, tingginya proporsi pekerjaan informal, serta adanya kesenjangan dalam hal pengupahan dan perlindungan sosial.

Oleh karena itu, strategi jangka pendek dan menengah yang diusung dalam peta jalan mencakup penyesuaian sistem pelatihan dan pendidikan vokasi agar selaras dengan kebutuhan riil dari pasar kerja hijau yang berkembang pesat.

Jurus Pemerintah Siapkan SDM Sambut Peluang Ekonomi Hijau

Jurus Pemerintah Siapkan SDM Sambut Peluang Ekonomi Hijau

3. Keterampilan pekerja Indonesia perlu ditingkatkan buat masuk sektor ekonomi hijau

Baca Juga :  Wall Street Ditutup Menguat, Terdorong Optimisme Perdagangan AS-China

Peta jalan ini merupakan hasil kolaborasi antara Kementerian Ketenagakerjaan, berbagai kementerian/lembaga terkait, sektor swasta, serikat pekerja, organisasi masyarakat sipil (OMS), serta mitra pembangunan internasional seperti GIZ dan PROSPERA.

Duta Besar Jerman untuk Indonesia, ASEAN, dan Timor-Leste, Ina Lepel, menyoroti bahwa peluncuran peta jalan ini juga menjadi bagian dari perayaan 50 tahun Kerja Sama Pembangunan Jerman di Indonesia.

“Dukungan Pemerintah Jerman merupakan bagian dari inisiatif yang lebih komprehensif untuk membantu Indonesia dalam memajukan transisi yang adil, inklusif, dan berkelanjutan menuju ekonomi hijau. Peningkatan keterampilan tenaga kerja Indonesia agar sesuai dengan kebutuhan ekonomi hijau adalah faktor kunci,” kata Lepel.

Febrian kembali menegaskan bahwa keberhasilan implementasi peta jalan ini sangat bergantung pada sinergi dan kolaborasi dari berbagai pihak, termasuk pemerintah, sektor swasta, akademisi, komunitas, serta mitra pembangunan internasional.

Melalui peta jalan ini, Indonesia menegaskan komitmennya bahwa transformasi menuju ekonomi hijau harus menempatkan SDM sebagai pusat perubahan, dengan tujuan menciptakan tenaga kerja yang terampil, inklusif, dan siap menghadapi tantangan masa depan.

“Saya membayangkan, bahkan bermimpi, bahwa dalam lima tahun mendatang, ketika seseorang ditanya ‘apa pekerjaan Anda?’, jawabannya tidak hanya mengenai gaji, tetapi juga ‘seberapa hijau pekerjaan Anda?’ Mungkin inilah impian kita bersama: pekerjaan hijau sebagai ciri peradaban baru Indonesia,” pungkas Febrian.

Peluang Ekosistem Ekonomi Hijau Hilirisasi Demi Tercapainya SDGs

Peluang Ekosistem Ekonomi Hijau Hilirisasi Demi Tercapainya SDGs

Berita Terkait

Harga Emas Antam Terkini: Turun Jadi Rp 1.912.000, Saatnya Beli?
MCOL Bagikan Dividen Jumbo Rp 693 Miliar: Investor Sumringah!
Rupiah Perkasa Hari Ini: Menguat 1% Sentuh Rp 16.438 Per Dolar AS!
Laba & Pendapatan MAPI Meroket di Kuartal I 2025: Analisis Lengkap
JB Straubel: Profil Lengkap Kandidat CEO Tesla Pengganti Elon Musk?
Target IPO Bank DKI: Lima Bulan Hingga Satu Tahun, Kata Pramono
Pemerintah Tetap Kuasai Himbara Meski Saham Beralih ke Danareksa
Penurunan Laba Bersih Aspirasi Hidup Indonesia

Berita Terkait

Jumat, 2 Mei 2025 - 16:59 WIB

Harga Emas Antam Terkini: Turun Jadi Rp 1.912.000, Saatnya Beli?

Jumat, 2 Mei 2025 - 16:15 WIB

MCOL Bagikan Dividen Jumbo Rp 693 Miliar: Investor Sumringah!

Jumat, 2 Mei 2025 - 15:59 WIB

Rupiah Perkasa Hari Ini: Menguat 1% Sentuh Rp 16.438 Per Dolar AS!

Jumat, 2 Mei 2025 - 14:23 WIB

Laba & Pendapatan MAPI Meroket di Kuartal I 2025: Analisis Lengkap

Jumat, 2 Mei 2025 - 14:19 WIB

JB Straubel: Profil Lengkap Kandidat CEO Tesla Pengganti Elon Musk?

Berita Terbaru

Education And Learning

Hardiknas 2025: Mendikbudristek Dorong Siswa Aktif Belajar dan Berdiskusi

Jumat, 2 Mei 2025 - 17:07 WIB

politics

Prabowo Janjikan Televisi Canggih untuk Sekolah di Hardiknas

Jumat, 2 Mei 2025 - 16:55 WIB