Ragamutama.com: Israel Adesanya merasa memiliki peran penting dalam lahirnya salah satu petarung paling menakutkan di UFC.
Sosok “monster” yang dimaksud oleh Adesanya tak lain adalah Alex Pereira.
Perjalanan karier Pereira di arena UFC melesat dengan sangat cepat sejak debut perdananya.
Poatan, julukan Pereira, hanya memerlukan waktu singkat untuk menantang perebutan gelar juara.
Sejak kemunculannya, para penggemar seni bela diri campuran sudah familiar dengan nama Pereira.
Reputasinya sudah dikenal luas sebagai petarung yang pernah meng-KO Adesanya dalam pertandingan kickboxing.
Takdir akhirnya mempertemukan kembali keduanya di oktagon pada tahun 2022 lalu.
Pereira semakin mendunia karena berhasil mengalahkan Adesanya melalui TKO, yang sebelumnya belum pernah terkalahkan dengan finish.
“Dia mengejar saya sampai ke UFC,” ujarnya, seperti yang dilansir Juara.net dari Championat.com.
Khabib Nurmagomedov Siap Berbagi Ilmu dengan Legenda Manchester United yang Akan Debut di PFL
“Saya bahkan sempat berkata: ‘Bro, biarkan saya tenang. Kamu sendiri yang datang mencari saya. Kamu sudah mengalahkan saya, lalu apa lagi yang kamu inginkan?'”
“Namun, saya melakukan pekerjaan yang baik. Bagaimanapun juga, saya telah memberinya inspirasi.”
“Namun di sisi lain, saya juga telah menciptakan seorang monster,” imbuh Adesanya.
Perseteruan antara Pereira dan Adesanya berlanjut di tahun 2023.
UFC kembali menyelenggarakan duel ulang antara mereka berdua untuk sekali lagi memperebutkan sabuk juara kelas menengah.
Adesanya sukses membalas kekalahan pahit sebelumnya dengan kemenangan cepat.
Terlepas dari persaingan tersebut, Pereira bukanlah satu-satunya lawan yang meninggalkan kesan mendalam bagi Adesanya.
Kelvin Gastelum juga diakuinya sebagai salah satu lawan yang paling sulit untuk ditaklukkan.
Bos UFC Menegaskan Nasib Duel Perebutan Gelar Juara untuk Khamzat Chimaev
“Saya tahu bahwa saat itu adalah waktu yang tepat bagi saya, orang-orang mungkin menganggap saya bercanda, tetapi saya siap untuk mati,” kenangnya.
“Kita semua tahu betapa mulianya kematian itu, betapa agungnya kematian itu, jadi saya siap untuk memberikan segalanya.”
“Kelvin sangat sulit dikalahkan dengan finish, dia juga sulit untuk dilukai.”
“Saya masih ingat ketika saya menghantamnya dengan keras dan dia tidak jatuh.”
“Dia memiliki keteguhan hati yang luar biasa, dia tidak mau menyerah…”
“Setiap ronde, dia menjabat tangan saya dan menatap saya.”
“Saat itu saya menyadari bahwa dia tidak akan mundur,” tutup Adesanya.