Strategi Jitu Hadapi Persaingan Ketat Industri Telekomunikasi Indonesia

Avatar photo

- Penulis

Senin, 28 April 2025 - 11:39 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ragamutama.com, JAKARTA. Persaingan ketat di sektor telekomunikasi, khususnya dalam hal tarif data, mendorong operator untuk mencari strategi baru demi keberlangsungan bisnis. Segmen fiber to the home (FTTH) pun diharapkan menjadi penopang utama.

Telkom Indonesia (TLKM), Indosat (ISAT), dan XL Axiata (EXCL) misalnya, berupaya meningkatkan pendapatan dengan menaikkan harga kartu perdana. Strategi ini, menurut analis, belum tentu efektif dalam jangka pendek.

Aurelia Barus dan Belva Monica dari Indo Premier Sekuritas menilai dampak positifnya masih belum terlihat hingga kuartal II 2025. Ketersediaan kartu perdana murah dengan bonus data terbatas di pasar dapat membatasi dampak kenaikan harga tersebut.

“Meskipun ada kenaikan harga, potensi dampaknya terhadap prospek yield data secara keseluruhan untuk (proyeksi) kuartal II-2025 masih belum pasti. Jika kartu perdana berharga murah dengan bonus data rendah masih tersedia di pasar, dampaknya terhadap yield data hingga akhir tahun 2025 kemungkinan tetap terbatas,” tulis Aurelia dan Belva dalam riset mereka pada 17 April 2025.

Sementara itu, Ekky Topan, Investment Analyst Infovesta Kapital Advisory, mengungkapkan dua tantangan besar yang dihadapi sektor telekomunikasi.

Pertama, perang harga yang berkelanjutan. Persaingan harga yang ketat memaksa operator menurunkan tarif, menekan margin keuntungan demi mempertahankan pangsa pasar.

Pemain Berkurang, Persaingan Sektor Telekomunikasi Kian Ketat

Baca Juga :  GOTO Buyback Saham Rp 3,3 Triliun, RUPS Segera Digelar!

Kedua, beban biaya modal pengembangan jaringan 5G. Ekky menjelaskan, biaya perolehan spektrum dan peningkatan infrastruktur backhaul akan menambah beban keuangan jika tidak diimbangi peningkatan average revenue per unit (ARPU) dan efisiensi operasional.

Namun, segmen FTTH tetap menjadi harapan. Aurelia dan Belva memproyeksikan TLKM akan mencapai target pertumbuhan pelanggan FTTH pada kuartal I 2025, dan ARPU FTTH EXCL diprediksi sesuai ekspektasi.

Di antara operator, Telkom Indonesia (TLKM) memiliki posisi dominan, baik secara komersial maupun strategis dalam membentuk ekonomi digital nasional.

Laporan keuangan Telkom Group tahun 2024 menunjukkan pertumbuhan pendapatan 0,5% year-on-year (yoy) menjadi Rp 150,0 triliun, meski menghadapi tekanan ekonomi dan persaingan yang ketat.

Telkomsel, anak usaha Telkom, mencatatkan pertumbuhan pendapatan dua digit, yaitu 10,7% yoy. Hal ini didorong integrasi layanan fixed broadband IndiHome B2C ke dalam Telkomsel dan dominasi pangsa pasar pendapatan seluler sebesar 51,8%.

Investasi Telkom Group mencapai Rp 24,5 triliun untuk memperkuat infrastruktur jaringan dan meningkatkan pengalaman pelanggan, dengan fokus pada konektivitas untuk mendukung strategi fixed-mobile convergence (FMC).

Penurunan Daya Beli Bayangi Emiten Telekomunikasi, Cek Rekomendasi Analis

Sukses integrasi layanan IndiHome B2C menjadi kunci utama pertumbuhan pendapatan dan basis pelanggan. Pada tahun 2024, Telkomsel mencatat pertumbuhan pendapatan IndiHome B2C sebesar 101,2% YoY menjadi Rp 26,6 triliun, dan penambahan hampir 1 juta pelanggan menjadi 9,6 juta.

Baca Juga :  Kebijakan ARB & Trading Halt Berubah: Peluang dan Risiko Investasi Saham, ETF, DIRE

“Telkom memiliki sejarah dan kontribusi panjang di pasar modal Indonesia. Pernah menjadi penguasa kapitalisasi pasar, dan kini menjadi salah satu emiten dengan kapitalisasi pasar mencapai 2,3% dari Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG),” jelas David Sutyanto, Ketua Umum Asosiasi Analis Efek Indonesia (AAEI), Senin (28/4).

Saat ini, Telkom diperdagangkan dengan valuasi rendah, dengan price earnings ratio (PER) sebesar 10,97 kali, lebih rendah dari rata-rata sektor (13,14 kali) dan industri (16,07 kali).

Transformasi digital yang digerakkan Telkom dan Telkomsel tidak hanya menghasilkan laba, tetapi juga berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi. Estimasi lembaga riset independen menunjukkan bahwa peningkatan 10% penetrasi broadband dapat mendorong pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar 1,38%.

Telkom juga memperluas kolaborasi lokal dan internasional melalui Telin, Mitratel, dan kemitraan terbuka dalam pengembangan platform digital.

David berharap Telkom Group mempertahankan disiplin keuangan sambil terus berinvestasi di bidang digital, cloud, dan kecerdasan buatan (AI).

Di Telkomsel, keberhasilan integrasi sistem one-billing pada 2024 menjadi pencapaian penting, mendukung optimalisasi kapabilitas FMC dan pertumbuhan pendapatan berbasis rumah tangga jangka panjang.

Berita Terkait

Hotel Fitra Ekspansi Umrah, Targetkan Pertumbuhan Double Digit di 2025
Benang Sintetis Impor: Industri Tekstil Belum Pulih Meski Ada Bea Masuk?
IHSG Rawan Tertekan, Ketegangan Geopolitik dan Suku Bunga Jadi Biang Kerok?
IHSG Anjlok! UNVR, BRPT, CTRA Jadi Biang Kerok LQ45?
Saham Big Banks Loyo, Ada Apa dengan Sektor Perbankan?
Harga Minyak Mendidih: Analisis Dampak & Prediksi Terbaru
INET Bagikan Dividen Tunai, Investor Raup Ratusan Juta Rupiah!
Awas! 4 Saham Ini Diawasi BEI, Termasuk Emiten BUMN

Berita Terkait

Senin, 16 Juni 2025 - 16:07 WIB

Hotel Fitra Ekspansi Umrah, Targetkan Pertumbuhan Double Digit di 2025

Senin, 16 Juni 2025 - 13:27 WIB

IHSG Rawan Tertekan, Ketegangan Geopolitik dan Suku Bunga Jadi Biang Kerok?

Senin, 16 Juni 2025 - 13:02 WIB

IHSG Anjlok! UNVR, BRPT, CTRA Jadi Biang Kerok LQ45?

Senin, 16 Juni 2025 - 12:57 WIB

Saham Big Banks Loyo, Ada Apa dengan Sektor Perbankan?

Senin, 16 Juni 2025 - 12:02 WIB

Harga Minyak Mendidih: Analisis Dampak & Prediksi Terbaru

Berita Terbaru

Society Culture And History

Al Ghazali & Alyssa Daguise Menikah, Mahar Spesial Tanggal Jadian?

Senin, 16 Jun 2025 - 15:37 WIB

Uncategorized

Diskon Tiket Kereta Ekonomi: Ini Daftar 14 SS New Generation!

Senin, 16 Jun 2025 - 15:33 WIB

Public Safety And Emergencies

Gratis! Shuttle Mahasiswa UI dari PP Properti, Cek Rutenya!

Senin, 16 Jun 2025 - 15:22 WIB