Solo Jadi Daerah Istimewa? Aria Bima Tolak Usulan Ini

Avatar photo

- Penulis

Minggu, 27 April 2025 - 09:28 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ragamutama.com – Jakarta – Gagasan menjadikan Kota Solo sebagai daerah istimewa tengah ramai diperbincangkan. Usulan dari sejumlah tokoh masyarakat dan politisi Surakarta ini telah mendapat respon dari pemerintah, yang menyatakan akan mempelajari kelayakan usulan tersebut. Namun, dukungan dari Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) tampaknya belum terwujud.

Wacana Kota Solo menjadi Daerah Istimewa Surakarta (DIS) mencuat saat rapat kerja Direktur Jenderal Otonomi Daerah Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), Akmal Malik, dengan Komisi II DPR pada Kamis, 24 April 2025. Akmal menyebutkan terdapat enam wilayah yang mengajukan permohonan status daerah istimewa.

“Hingga April 2025, kami menerima berbagai usulan, termasuk 42 usulan pembentukan provinsi baru, 252 kabupaten, 36 kota, enam usulan daerah istimewa, dan lima usulan daerah khusus,” ungkap Akmal pada Kamis.

Menanggapi usulan tersebut, Wakil Ketua Komisi II DPR RI, Aria Bima, menyatakan penolakan. Ia berpendapat tidak ada alasan kuat untuk memberikan status istimewa kepada Kota Solo, mengingat perkembangan kota tersebut yang telah pesat.

“Solo telah berkembang sebagai kota perdagangan, pendidikan, dan industri. Tidak ada lagi yang perlu diistimewakan,” tegas Aria Bima di Kompleks Parlemen, Jakarta, Kamis, 24 April 2025.

Aria Bima menambahkan, usulan tersebut didasarkan pada alasan historis, mengingat peran Solo dalam sejarah perlawanan terhadap penjajah dan kekhasannya sebagai pusat kebudayaan. Namun, Komisi II DPR tidak memprioritaskan pembahasan usulan daerah istimewa.

Baca Juga :  PM Cina Serukan Indonesia Lindungi Perdagangan Bebas Berkelanjutan

Ia juga menyoroti potensi kepentingan global, nasional, dan regional yang melatarbelakangi usulan tersebut, menekankan perlunya kajian yang cermat. Menurutnya, prinsip negara kesatuan mengharuskan penegakan keadilan dan integrasi administrasi serta ekonomi.

“Pemberian status daerah istimewa harus dipertimbangkan agar tidak menimbulkan rasa ketidakadilan di daerah lain,” tegas politikus PDI Perjuangan tersebut.

Sementara itu, Menteri Sekretaris Negara sekaligus Juru Bicara Kepresidenan, Prasetyo Hadi, menyatakan Istana Negara belum menerima usulan tersebut. Namun, pemerintah akan mempelajari usulan tersebut secara teliti dan komprehensif.

“Pemerintah akan mempelajari usulan ini secara bertahap dan cermat, dengan mempertimbangkan berbagai faktor,” jelas Prasetyo dalam keterangan tertulis di Jakarta, Jumat, 25 April 2025.

Prasetyo menekankan bahwa setiap pengambilan keputusan memiliki konsekuensi, termasuk pemekaran Daerah Otonomi Baru yang membutuhkan perangkat dan kelengkapan pemerintahan. Hal ini perlu dipertimbangkan dalam konteks pengusulan Solo sebagai daerah istimewa.

“Aspek-aspek ini akan terus didiskusikan bersama kementerian terkait untuk menemukan solusi terbaik,” tambahnya.

Menteri Dalam Negeri (Mendagri), Muhammad Tito Karnavian, menyatakan akan melakukan kajian mendalam mengenai kriteria Solo sebagai daerah istimewa. Kajian dari Kemendagri akan disampaikan kepada DPR RI untuk pembahasan lebih lanjut.

Baca Juga :  Prabowo Desak: Biaya Haji Lebih Terjangkau dari Malaysia!

“Kajian akan kami sampaikan kepada DPR RI. Pembentukan daerah didasarkan pada undang-undang, dan setiap daerah memiliki undang-undang sendiri,” jelas Tito saat ditemui awak media di Jakarta, Jumat, seperti dikutip Antara.

Anggota Komisi II DPR RI, Ahmad Doli Kurnia, mengingatkan Kemendagri untuk berhati-hati. Pemberian status daerah istimewa berpotensi menimbulkan kecemburuan di daerah lain dan memicu pengajuan serupa.

“Contohnya, daerah lain mungkin akan mengajukan usulan serupa berdasarkan sejarah dan tokoh-tokoh penting daerahnya,” kata Doli di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat.

Doli juga menegaskan bahwa belum pernah ada pemberian status daerah istimewa di tingkat kabupaten/kota. Status tersebut hanya diberikan pada tingkat provinsi.

Wakil Wali Kota Surakarta, Astrid Widayani, menyatakan belum ada pembahasan mengenai pembentukan Daerah Istimewa Surakarta di tingkat Pemerintah Kota Surakarta. Namun, pihaknya telah mendengar wacana tersebut.

“Kami belum membahas hal tersebut secara mendalam,” ujar Wakil Wali Kota Surakarta Astrid Widayani di Solo, Jawa Tengah, Jumat. “Usulan tersebut akan kami pelajari.”

Dian Rahma Fika, Hendrik Yaputra, dan Ervana Trikarinaputri berkontribusi dalam penulisan artikel ini

Pilihan Editor: Solo Diusulkan Jadi Daerah Istimewa, Mendagri Tito: Boleh Saja

Berita Terkait

Gibran One Piece: Strategi Politik di Pilpres 2024?
Ongen Penghina Jokowi Dapat Amnesti: Kontroversi & Reaksi!
Dasco Geram: Bendera One Piece Dipolitisasi, Ancam Persatuan Bangsa!
Istana: Bendera Merah Putih Harga Mati, Bukan One Piece!
One Piece Bikin Heboh, Amnesti Habibie Dibongkar: Terpopuler Hari Ini!
Habibie Beri Abolisi & Amnesti: Siapa Saja Penerimanya?
Bebas Hasto & Tom Lembong: Benarkah Ada Motif Politik?
Guru Besar UPN ‘Sentil’ Amnesti Hasto & Tom Lembong!

Berita Terkait

Senin, 4 Agustus 2025 - 19:58 WIB

Gibran One Piece: Strategi Politik di Pilpres 2024?

Senin, 4 Agustus 2025 - 13:47 WIB

Ongen Penghina Jokowi Dapat Amnesti: Kontroversi & Reaksi!

Senin, 4 Agustus 2025 - 12:58 WIB

Dasco Geram: Bendera One Piece Dipolitisasi, Ancam Persatuan Bangsa!

Senin, 4 Agustus 2025 - 12:44 WIB

Istana: Bendera Merah Putih Harga Mati, Bukan One Piece!

Senin, 4 Agustus 2025 - 07:50 WIB

One Piece Bikin Heboh, Amnesti Habibie Dibongkar: Terpopuler Hari Ini!

Berita Terbaru

politics

Gibran One Piece: Strategi Politik di Pilpres 2024?

Senin, 4 Agu 2025 - 19:58 WIB