Dewan Pengawas Kecam Perombakan Kebijakan Meta: Kontroversi Baru?

Avatar photo

- Penulis

Minggu, 27 April 2025 - 01:59 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

“`html

Jakarta, RAGAMUTAMA.COM – Dewan Pengawas Meta melayangkan kritik pedas terhadap restrukturisasi kebijakan yang diterapkan perusahaan pada Januari lalu. Transformasi tersebut, yang meliputi pemangkasan verifikasi fakta dan relaksasi pembatasan pada isu-isu sensitif seperti imigrasi dan identitas gender, menimbulkan kekhawatiran luas mengenai potensi penyebaran disinformasi.

Kritik ini menyoroti tindakan Meta yang dinilai lebih mementingkan kebebasan berekspresi daripada tanggung jawab dalam memoderasi konten, khususnya menjelang pelantikan presiden terpilih Amerika Serikat (AS). Dewan Pengawas, yang dibentuk dengan tujuan menjamin pengambilan keputusan kebijakan yang independen, menilai perubahan ini dilakukan tanpa konsultasi yang memadai, sehingga memicu perdebatan mengenai urgensi keberadaan dewan tersebut.

Meta Pecat 20 Karyawan karena Bocorkan Informasi Rahasia

Meta Pecat 20 Karyawan karena Bocorkan Informasi Rahasia

1. Kebijakan Baru Meta: Implikasi dan Konsekuensi

Renovasi kebijakan Meta pada Januari 2025 termasuk penghentian program verifikasi fakta oleh pihak ketiga di AS dan pelonggaran regulasi terkait ujaran kebencian di berbagai platform global seperti Facebook, Instagram, dan Threads.

Langkah ini, yang oleh sebagian pihak dianggap sebagai respons terhadap tekanan politik tertentu, memfasilitasi diskusi yang lebih terbuka tetapi juga meningkatkan risiko penyebaran konten yang merugikan. Dewan Pengawas menekankan bahwa kebijakan yang baru ini berpotensi memperparah polarisasi dalam aspek sosial dan budaya.

Baca Juga :  Indonesia Pimpin ASEAN Bahas Respons Tarif Trump: Kerja Sama Ekonomi Ditingkatkan

“Kami menyoroti kurangnya evaluasi dampak sebelum kebijakan ini diimplementasikan,” ungkap Paolo Carozza, Co-Chair Dewan Pengawas, pada Rabu (23/4/2025).

Dewan juga mencatat bahwa Meta tidak melibatkan mereka dalam proses pengambilan keputusan, yang menimbulkan pertanyaan tentang otonomi dewan.

2. Rekomendasi Dewan dan Kendala Implementasi

Sebagai tanggapan, Dewan Pengawas mengeluarkan 17 rekomendasi untuk memperbaiki kebijakan Meta, termasuk peningkatan penegakan aturan terhadap perundungan dan pelecehan serta penjabaran lebih lanjut mengenai ideologi kebencian yang dilarang.

Rekomendasi ini bertujuan untuk menyeimbangkan antara kebebasan berpendapat dengan tanggung jawab platform dalam menghalangi penyebaran konten yang berbahaya, terutama pada isu-isu yang sensitif. Akan tetapi, realisasi rekomendasi ini menghadapi sejumlah tantangan.

“Meta telah menunjukkan niat untuk bekerja sama dengan kami, tetapi perubahan yang signifikan membutuhkan waktu dan sumber daya yang cukup,” tutur Carozza, seperti yang dikutip dari The Financial Times.

Sejak Januari, Meta secara konsisten mengirimkan kasus baru ke dewan, yang mengindikasikan bahwa perusahaan masih mengakui peran dewan meskipun terdapat dinamika internal.

Apple dan Meta Didenda Ratusan Juta Dolar AS oleh Uni Eropa

Apple dan Meta Didenda Ratusan Juta Dolar AS oleh Uni Eropa

3. Kontroversi dan Tanggapan Internasional

Baca Juga :  Komisi II DPR: Status Istimewa Solo Tidak Beralasan Kuat

Modifikasi kebijakan Meta memicu reaksi keras dari berbagai elemen, termasuk organisasi masyarakat sipil dan pemerintahan dari negara lain. Koalisi Global untuk Keadilan Teknologi bahkan mendesak Dewan Pengawas untuk melakukan pengunduran diri massal sebagai bentuk protes terhadap perubahan yang dianggap melemahkan moderasi konten, yang diumumkan pada Kamis (13/2/2025).

Pemerintah Brasil juga menyampaikan kekhawatiran bahwa relaksasi aturan ujaran kebencian berpotensi melanggar hukum nasional. Di sisi lain, beberapa kelompok konservatif di AS menyambut baik langkah Meta, menyebutnya sebagai kemenangan bagi kebebasan berbicara.

“Keputusan ini mencerminkan keberanian Meta untuk tidak menyerah pada tekanan sensor,” komentar seorang analis teknologi anonim, yang dikutip dari NPR.

Namun, tanpa mekanisme pengawasan yang ketat, para ahli mewanti-wanti bahwa platform Meta berisiko menjadi lahan subur bagi misinformasi, yang dapat menggerogoti kepercayaan publik dan memperdalam fragmentasi sosial.

AS Kecam Denda UE untuk Apple dan Meta sebagai Pemerasan Ekonomi

AS Kecam Denda UE untuk Apple dan Meta sebagai Pemerasan Ekonomi

“`

Berita Terkait

Tiket HUT RI ke-80 di Istana: Kuota Naik Jadi 2.000!
Dudung Bicara Bendera One Piece: Persatuan Bangsa Jadi Sorotan!
PDIP: Bendera One Piece Bukan Makar! Kritik Pengibaran Berlebihan?
Kata Herman Khaeron Soal Penegakan Hukum ke Pengibar Bendera One Piece
Tom Lembong vs Hakim: Laporan ke MA, Apa Pemicunya?
Besok! PSU Pilkada Papua Digelar: Penentu Masa Depan?
One Piece: Bendera Berkibar, Amnesty Kecam Respons Pemerintah!
Gibran One Piece: Strategi Politik di Pilpres 2024?

Berita Terkait

Selasa, 5 Agustus 2025 - 20:27 WIB

Tiket HUT RI ke-80 di Istana: Kuota Naik Jadi 2.000!

Selasa, 5 Agustus 2025 - 18:21 WIB

Dudung Bicara Bendera One Piece: Persatuan Bangsa Jadi Sorotan!

Selasa, 5 Agustus 2025 - 18:14 WIB

PDIP: Bendera One Piece Bukan Makar! Kritik Pengibaran Berlebihan?

Selasa, 5 Agustus 2025 - 15:34 WIB

Kata Herman Khaeron Soal Penegakan Hukum ke Pengibar Bendera One Piece

Selasa, 5 Agustus 2025 - 13:49 WIB

Tom Lembong vs Hakim: Laporan ke MA, Apa Pemicunya?

Berita Terbaru

Uncategorized

Komjen Dedi Prasetyo: Wakapolri Baru dengan Rekor MURI, Siapa Dia?

Selasa, 5 Agu 2025 - 21:45 WIB

Uncategorized

Awas Cedera! 7 Jenis Cedera Olahraga Umum & Cara Mencegahnya

Selasa, 5 Agu 2025 - 20:56 WIB

politics

Tiket HUT RI ke-80 di Istana: Kuota Naik Jadi 2.000!

Selasa, 5 Agu 2025 - 20:27 WIB

finance

Airlangga Klaim: Ekonomi RI Tertinggi di ASEAN, Benarkah?

Selasa, 5 Agu 2025 - 20:21 WIB